Rbnormalitas Kromosom Pada Ibu Hamil
USIA IBU DAN GESTAS
Risiko untuk mendapatkan abnormalitas kromosom meningkat dengan
meningkatnya umur ibu (grafik 1). Selain itu, oleh karena janin dengan
abnormalitas kromosom lebih sering mati intrauterin dibanding dengan janin
normal, risiko untuk itu menurun dengan meningkatnya umur kehamilan (grafik 2).
2
Berdasarkan
kedua grafik di atas, dapat ditarik kesimpulan untuk hubungan risiko
abnormalitas kromosom dengan usia ibu dan gestasi adalah2:
-
Risiko untuk
trisomi meningkat menurut umur ibu
-
Risiko untuk
Sindroma Turner and triploidi tidak berubah dengan meningkatnya umur ibu.
-
Semakin dini
usia gestasi, semakin besar risiko mendapatkan abnormalitas kromosom.
-
Angka kematian
janin pada trisomi 21 antara umur kehamilan 12 minggu (pada saat skrining NT
dilakukan) dan umur kehamilan 40 minggu sekitar 30% dan antara 16 minggu (pada
saat dilakukan skrining trimester ke dua serum biokimiawi) dengan 40 minggu,
sekitar 20%.
-
Pada trisomi 18,
13 dan sindroma Turner, angka kematian janin pada umur kehamilan 12-40 minggu
berkisar 80%.
RIWAYAT KEHAMILAN
SEBELUMNYA
Risiko untuk trisomi pada wanita yang
sebelumnya mempunyai janin atau anak yang trisomi lebih tinggi daripada wanita
umur yang sama. Pada wanita yang sebelumnya hamil dengan trisomi, risiko
rekurensi adalah 0,75% lebih tinggi dibanding risiko umur ibu dan umur
kehamilan untuk trisomi 21 pada waktu dilakukan pemeriksaan. Jadi, untuk wanita
berumur 35 tahun yang mempunya riwayat bayi trisomi 21, risiko pada umur
kehamilan 12 minggu meningkat dari 1 dari 249 (0,40%) menjadi 1 dari 87
(1,15%), dan untuk wanita umur 25 tahun, meningkat dari 1 dari 946 (0,106%)
menjadi 1 dari 117 (0,856%). Mekanisme yang mungkin untuk meningkatnya risiko
ini adalah kecilnya proporsi (kurang dari 5%) pasangan dengan kehamilan
sebelumnya parental mosaicism atau defek genetik yang mempengaruhi proses
normal dari dysjunction, sehingga pada kelompok ini risiko rekurensi meningkat
secara substansial. Pada kebanyakan pasangan (lebih dari 95%), risiko rekurensi
tidak secara aktual meningkat. Bukti terkini menunjukkan, bahwa rekurensi
sifatnya spesifik untuk masing-masing kromosom, sehingga pada sebagian besar
kasus, mekanisme umumnya adalah parental mosaicism.2
SKRINING
SINDROMA DOWN
SKRINING TRIMESTER PERTAMA
BIOKIMIAWI
Petanda biokimia untuk skrining trimester
pertama telah banyak diteliti, tetapi
tampaknya kebanyakan dari petanda tersebut hanya sering dipakai pada trimester
kedua, dan hanya b-hCG
dan pregnancy associated plasma protein A (PAPP-A) yang sering dipakai untuk
trimester I. Berbeda dengan pemeriksaan trimester II, kadar total hCG tidak
mempunyai nilai untuk skrining trimester I. Pada kehamilan dengan trisomi 21
kadar b-hCG
meningkat dan kadar PPAP-A menurun
dibanding dengan kehamilan normal.
Setelah kehamilan 13 minggu kadar PPA-P tidak dipakai lagi sebagai
petanda skrining. Program skrining trimester I dengan menggabungkan umur ibu, b-hCG dan PPAP-A
dilaporkan mampu mendeteksi trisomi 21 sekitar 60-68% , dengan risiko
cut off level 1 : 250, untuk angka positif palsu sekitar 5%.3, 4
Tabel
1. Petanda biokimia trimester pertama :median MoM pada kehamilan dengan trisomi
213
Petanda
|
Median MoM
|
b-hCG
|
1,83
|
PAPP-A
|
0,38
|
ULTRASONOGRAFI
Nuchal Translucency
Nuchal
Translucency (NT) merupakan diskripsi gambaran USG dari cairan yang mengisi
rongga antara kulit janin dengan jaringan lunak diatas spina servikalis,
gambaran ini dapat diukur pada kehamilan 10-14 minggu, tetapi saat yang paling
optimal adalah antara kehamilan 11-13 minggu. Untuk melakukan pemeriksaan NT
menurut Snijders dkk (1998) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut2, 3 :
- Ukuran
CRL antara 38 – 84 mm
- Potongan
sagital janin harus jelas
- Gambaran
janin menempati > 75 % dari image, pada posisi netral
- USG
mempunyai kaliper dengan kemampuan jarak ukuran 0,1 mm
- Ketebalan
maksimum subcutaneus translusensi
antara kulit dan jaringan lunak diatas spina servikalis cukup jelas
- Dapat
dibedakan antara kulit janin dengan selaput amnion
Beberapa penelitian telah
mengemukakan hubungan antara NT dengan anomali kromosom, dalam kehamilan normal
trimester I ketebalan NT meningkat sesuai dengan kehamilannya. Persentil ke 95
ketebalan median NT normal adalah 0,8 mm
sampai dengan kehamilan 10-14 minggu. Penelitian multisenter dengan polulasi besar menunjukkan pengkuran
NT dengan kombinasi beberapa petanda bersama usia ibu dapat mendeteksi kelompok risiko tinggi trisomi 21
sebesar 77% dengan angka positif palsu
5%. Beberapa masalah dalam mengukur NT
untuk skrining trisomi 21 adalah kesulitan mengukur pada keadaan posisi janin
yang tidak tepat dan masalah kegemukan pada ibu, sehingga pengukuran memerlukan
waktu yang lama dan pengulangan pemeriksaan.2, 3
Tulang Hidung (Nasal Bone)
Sejumlah penelitian
terakhir mengukur tulang hidung (nasal bone) sebagai metode skrining trisomi 21
pada akhir kehamilan trimester pertama. Cicero dkk melakukan USG pada 1092
janin usia 11-14 minggu mendapatkan 99,5% janin dengan kromosom normal
mempunyai tulang hidung yang panjangnya sesuai dengan pertambahan CRL (crown
rump length) sedang duapertiga janin dengan trisomi 21 dan 18 tidak didapatkan
gambaran tulang hidung, hal ini karena keterlambatan osifikasi, namun pada 25
dari 79 janin trisomi mempunyai nasal bone dan panjangnya sesuai dengan
CRL serta tidak berbeda secara bermakna dengan janin yang normal. Sementara
penelitian terakhir untuk mendeteksi
trisomi 21 pada 60-70% janin dengan tulang hidung negatif, sehingga membuka
kemungkinan menggunakan teknik ini untuk skrining trisomi 21.2
0 Response to "Rbnormalitas Kromosom Pada Ibu Hamil"
Post a Comment