KEKURANGAN VITAMIN D

Vitamin D sangat penting untuk banyak aspek kesehatan, termasuk penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan, serta membangun tulang yang kuat. Selain itu, vitamin D juga penting untuk regulasi hormon, pengurangan peradangan, dan fungsi optimal dari sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini penting untuk perkembangan normal dan pertumbuhan sel, tulang dan gigi. 

Defisiensi ada bermacam-macam batasan, yaitu :

· Defisiensi ringan/insufisiensi : 50nmol/L (20ng/L)

· Defisiensi sedang : 37.5nmol/L (15ng/L)

· Defisiensi berat : 20nmol/L (8ng/L)

Penyebab utama defisiensi vitamin D adalah terbatasnya paparan sinar matahari. Kulit memproduksi vitamin D apabila terkena sinar matahari. Memiliki pekerjaan dalam ruangan dan menggunakan tabir surya juga membatasi jumlah paparan sinar matahari yang diterima seseorang.

Kekurangan vitamin D dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan kaya vitamin D, seperti hati, telur, ikan berminyak, dan susu dan produk susu. Golongan yang beresiko menderita kekurangan vitamin D termasuk vegetarian,dan bayi, terutama bayi yang menyusui. 

Kekurangan vitamin D juda dapat disebabkan oleh kondisi di mana ginjal tidak dapat mengkonversi vitamin D menjadi bentuk aktifnya yang dapat digunakan oleh tubuh. Semakin bertambah usia, ginjal kurang mampu mengkonversi vitamin D menjadi bentuk aktif secara efektif. 

Penyakit tertentu dari sistem pencernaan juga dapat menyebabkan malabsorpsi vitamin D dari makanan di usus. Ini termasuk penyakit Crohn, penyakit celiac, dan cystic fibrosis. Obesitas dan operasi bypass lambung juga dapat menurunkan vitamin D di dalam tubuh.

Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. 

Karena ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar, bayi yang hanya mendapatkan ASI bisa menderita rakitis, meskipun tinggal di daerah tropis jika bayi tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Kekurangan vitamin D bisa terjadi pada orang yang lebih tua karena kulit mereka menghasilkan sedikit vitamin D saat terpapar sinar matahari.

Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Gejalanya adalah kaki membengkok, ukuran kepala membesar akibat penutupan fontanel terlambat, ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. 

Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan empat musim. Sekarang masih terdapat pada anak-anak miskin di kota-kota industri yang kurang mendapat sinar matahari.





























Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi. Bayi yang lebih besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan. Anak-anak usia 1- 4 tahun bisa memiliki kelainan lengkung tulang belakang, kaki O (bengkok ke dalam), kaki X (bengkok ke luar) dan terlambat berjalan. Anak-anak yang lebih tua atau remaja, akan merasakan nyeri bila berjalan.

Osteomalasia adalah riketsia yang terjadi pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami kehamilan serta sedang menyusui. 

Selain itu, osteomalasia juga bisa terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Pada penderita ini, tulang menjadi lembek, menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awalnya adalah rasa sakit seperti reumatik disertai rasa lemah, dan kadang muka menggamit (twitching), tulang membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan fraktur. Diagnosa rakitis atau osteomalasia berdasarkan kepada :

· gejala-gejalanya

· kram otot (pada bayi)

· gambaran tulang pada foto rontgen

· rendahnya kadar kalsium, fosfat dan vitamin D dalam darah

· kesulitan dalam bernapas dan tulang rapuh (dan tengkorak) rentan terhadap patah tulang

Rakitis dan osteomalasia dapat diobati dengan pemberian vitamin D per-oral (ditelan) sebanyak 5 kali dosis harian yang dianjurkan, selama 2-3 minggu. Bentuk-bentuk rakitis tertentu yang diturunkan (herediter), biasanya akan membaik bila diobati dengan hormon vitamin D.

Vitamin D memainkan peran yang sangat penting ketika dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sekiranya perkembangan anak-anak terlalu lambat serta tidak adanya kemajuan yang berarti dalam pertumbuhan, ini mungkin terjadi akibat kekurangan vitamin D.

Selain itu, pertumbuhan gigi yang tertunda atau tidak keluar juga berhubungan dengan kekurangan vitamin D. 

Kekurangan vitamin D yang parah pada anak-anak bisa terkait dengan masalah jantung tertentu yang terjadi akibat kelemahan otot jantung yang membahayakan kehidupan anak-anak ini. Kasus seperti itu jarang, namun perlu dipastikan anak-anak mendapat asupan vitamin D yang cukup untuk perkembangan normalnya.

Orang dengan asupan rendah vitamin D, terutama anak-anak perempuan, dapat menyebabkan menstruasi lebih awal. Hal ini dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan bagi remaja putri maupun perempuan di kemudian hari. 

Kekurangan vitamin D sering juga dikaitkan dengan obesitas, sebagai tingkat vitamin D tidak cukup menahan produksi hormon leptin, yang mengatur lemak dalam tubuh. Kurangnya paparan sinar matahari mengganggu fungsi normal tubuh, menentukan individu untuk makan lebih dari itu perlu bagi tubuh.







KELEBIHAN VITAMIN D

Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000SI) sehari, akan menyebabkan keracunan.

Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. 

Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan. 

Bayi yang diberi vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.





KEBUTUHAN VITAMIN D

Angka kebutuhan dipengaruhi :

· Usia.

· Jenis kelamin.

· Kadar melanin (warna kulit).

· Pemakaian tabir surya : SPF 8 à menurunkan produksi vitamin D3 dari kulit >95%.

· Cuaca/musim.

· Waktu pajanan sinar matahari.

Vitamin D3 dapat diperoleh cukup secara endogen dari paparan sinar matahari.

Paparan sinar matahari sebesar satu satuan Minimal Erythemal Dose (MED) yaitu mulai munculnya kemerahan yang ringan di kulit, sudah dapat meningkatkan konsentrasi vitamin D yang setara dengan suplementasi 10.000 – 20.000 IU :

· Paparan sinar matahari di muka dan lengan Pk 09.00 à 25 menit atau Pk 11.00 – 13.00 à 15 

menit sudah meningkatkan konsentrasi vitamin D sebesar 2700 IU tiap kali pemaparan.

· Mencegah defisiensi vitamin D : paparan sinar matahari 15 – 30 menit à 2 – 3 kali/minggu 

atau 2 jam/minggu. 

Recommended Dietary Allowences (RDA) 1998, perhari :

· Bayi, anak, dewasa < 51 th : 200 IU (5 µg)

· < 51 th : 400 IU (10 µg)

· 51 – 70 th : 600 IU (15 µg)

· Kehamilan dan menyusui : 200 IU (5 µg)

· Suplementasi hingga konsentrasi 800 IU à masih dianggap aman.







TOKSISITAS

Suplementasi vitamin D yang berlebihan (bukan dari BMS) misalnya karena minum susu yang

difortifikasi vitamin D tinggi dan suplementasi vitamin D oral atau injeksi >40.000 IU/minggu atau >1000 IU/hari dapat menimbulkan toksisitas.

Resiko toksisitas tidak akan diakibatkan oleh vitamin D dari sumber endogen, meskipun seseorang terpapar secara berlebihan dari sinar matahari. Hal ini disebabkan karena baik prokolekalsiferol dan kolekalsiferol akan mengalami proses transformasi, hanya sesuai kebutuhan, sedangkan sebagian lagi akan menjadi beberapa fotoisomer dengan aktivitas biologik yang sangat rendah.

Alasan terjadinya toksisitas adalah akibat hambatan regulasi metabolisme vitamin D3 atau 25 (OH)D untuk menjadi 25(OH)D3 di hati, sehingga terjadi peningkatan kadar 25(OH)D sampai 10 – 20 kali normal.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " KEKURANGAN VITAMIN D"

Post a Comment