METABOLISME VITAMIN D

Setelah vitamin D dibentuk di kulit atau diambil secara lisan, kemudian vitamin D dimetabolisme menjadi dua zat yang berbeda dalam tubuh yaitu 25-hydroxyvitamin D (calcidiol) dan 1,25-dihydroxyvitamin D (calcitriol) .

Di hati, vitamin D dimetabolisme menjadi 25(OH)D oleh mitokondria hati dan enzim mikrosom yang memiliki waktu paruh 21 hari. Kadar 25(OH)D dalam darah bervariasi antara 20 – 200 nmol/l (8 – 80 ng/ml). Individu yang mendapat sinar matahari sangat kuat dapat mempunyai kadar 25 (OH)D mencapai 250 nmol/l (100 ng/ml). 

Serum 25(OH)D menunjukkan kadar 25(OH)D2 dan 25(OH)D3. Rasio dari kedua vitamin D ini tergantung kandungan D2 dan D3 dalam diet dan jumlah previtamin D3 dari pajanan sinar matahari. 

Pembuatan 25(OH)D di hati diatur oleh mekanisme umpan balik, yakni peningkatan konsumsi diet dan produksi endogen vitamin D3. Kadarnya dapat meningkat sampai 500 ng/ml. Serum 25(OH) menurun pada penyakit hati kronik berat.

Setelah pembentukkan di hati, vitamin D akan dibawa ke ginjal oleh protein pengikat vitamin D (vitamin D binding protein) dan mendapat tambahan C1 dan C24. Aktivasi 25(OH)D di mitokondria ginjal ditingkatkan oleh hipokalsemia dengan meningkatkan konversi 25(OH)D menjadi 1,25(OH)2D. Hipokalsemia tidak mengontrol proses ini secara langsung. 

Penurunan serum kalsium merangsang naiknya sekresi PTH yang mengakibatkan hiperparatiroidisme sekunder.

Produksi 1,25(OH)2D meningkatkan efek PTH, menurunkan kadar fosfat, terutama di sel ginjal. 1,25(OH)2D juga membatasi aktivitas 25(OH)D-1α-hydroxylase dan meningkatkan aktivitas 25(OH)D ke 24R,25-dihydroxyvitamin D [24,25(OH)2D] yang kadar normal di serum 0,5 – 5,0 ng/ml. 

24,25(OH)2D adalah substrat 25(OH)D-1α-hydroxylase dan dikonfirmasi ke 1α,24R,25 trihydroxyvitamin D [1α,24,25(OH)3D] yang memetabolisir substansi asam calcitroic tidak aktif.

1,25(OH)2D diproduksi di ginjal dan plasenta, pertama berikatan dengan protein pengikat vitamin D dibawa ke berbagai target organ, lalu bentuk bebas diambil oleh sel serta dibawa ke protein reseptor inti khusus.

Reseptor vitamin D (VDR) merupakan reseptor golongan steroid-retinoid-thyroid hormone-vitamin D. VDR berinteraksi dengan reseptor asam retinoic X (RXR) ke bentuk kompleks heterodinamik (RXR-VDR) dan mengikat DNA spesifik serta dinamakan vitamin D respon elemen (VDRE).

Di usus, VDR mengaktivasi sintesis protein pengikat kalsium, sedangkan di tulang merangsang produksi osteocalcin, osteopontin, dan alkali fosfatase.

1,25(OH)2D meningkatkan transpor kalsium dari ekstrasel ke intrasel dan memobilisasi kalsium dari intrasel. Disini 1,25(OH)2D merangsang transpor kalsium dan fosfat dari lumen usus halus ke sirkulasi. 

1,25(OH)2D meningkatkan resorpsi tulang yang sinergis dengan PTH. PTH dan 1,25(OH)2D berinteraksi dengan reseptor osteoblas dan stroma fibroblas serta merangsang produksi ligan RANK pada permukaan sel osteoblas.

Ligan RANK berinteraksi dengan reseptornya pada osteoklas imatur merangsang prekursor osteoklas imatur ke osteoklas matur. Ablasi VDR berakibat gangguan absorpsi kalsium usus dan hiperparatiroisdisme sekunder.

Dalam proses bioaktifasi vitamin D formasi bentuk 1,25(OH)2D dari 1,25(OH)D dalam kondisi fisiologi normal, utamanya dilakukan di ginjal, tetapi ternyata terdapat beberapa organ lain yang dapat melakukan perubahan tersebut terutama dalam kondidi spesifik (kehamilan, gagal ginjal kronik, sarkoidosis, tuberkulosis, kelainan granulomatosa, dan rheumatoid arthritis).

Bagaimanapun juga produksi 1,25(OH)2 dari ekstra renal utamanya digunakan sebagai faktor autokrin/parakrin dengan fungsi sel yang spesifik. Estrogen, prolaktin, hormon pertumbuhan dapat mengubah produksi 1,25(OH)2D. Peningkatan kebutuhan kalsium selama pertumbuhan, hamil, dan menyusui meningkatkan absorpsi kalsium susu dan meningkatkan aktivitas 25(OH)D-1α-hydroxylase.









METABOLISME VITAMIN D3 :

Vitamin D3 di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolekalsiferol [25(OH)D3] yang lima kali lebih aktif daripada vitamin D3. Bentuk ini paling banyak didapati di dalam darah dan banyaknya bergantung pada konsumsi dan paparan tubuh terhadap cahaya matahari. 

Kalsitriol merupakan bentuk paling aktif yaitu 10 kali lebih aktif dari vitamin D3 dan dibuat di ginjal. Pada usus halus, kalsitriol meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang akan meningkatkan mobilisasinya.

Taraf kalsium dan fosfor dalam serum mengatur sintesis kalsitriol. Hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah meransang produksi [1,25(OH)2D3] oleh ginjal.

Kadar kalsium serum yang rendah menggambarkan taraf konsumsi kalsium yang rendah. Ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh ginjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.

Enzim 25 hidroksilase bekerja tanpa kontrol yang ketat, sedangkan enzim 1α,25(OH)2D3 hidroksilase dikontrol oleh beberapa mekanisme kontrol dan umpan balik.

Ginjal akan menghasilkan hormon steroid melalui enzim 1 hidroksilase (atau 1α,25(OH)2D3 hidroksilase) à dihasilkan 1α,25(OH)2D3 (kalsitriol) dan bila kalsitriol sudah cukup tersedia. Maka enzim 24 hidroksilase (atau 24R,25(OH)2D3 hidroksilase) akan meningkat di ginjal untuk membentuk 24R,25(OH)2D3. Diduga 24R,25(OH)2D3 berperan pada mineralisasi tulang.

Regulasi hormon 1α,25(OH)2D3 diatur oleh peningkatan PTH, kadar kalsium rendah, kadar fosfat 

rendah, dan status vitamin D. Peningkatan PTH, kadar kalsium rendah, kadar fosfat rendah dapat meningkatkan 1α,25(OH)2D3 hidroksilase.

25(OH)D3 àaktivitas biologi 5x lebih kuat daripada vitamin D3 sedangkan 1,25(OH)2D3 à aktivitas biologi 10x lebih kuat daripada vitamin D3.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " METABOLISME VITAMIN D "

Post a Comment