Perbaikan DNA yang rusak oleh ultraviolet



Banyak yang diketahui mengenai bagaimana sinar ultraviolet memodifikasi DNA bakteri. Ikatan rangkap 5-6 dari sitosin dapat dihidrasi, dan gandengan silang DNA-protein mungkin terbentuk, namun yang jelas berarti adalah gandengan silang sisa pirimidin yang berdekatan pada DNA.
Baik sel sel bakteri  maupun sel sel hewan telah memperkembangkan sistem sistem enzim untuk mengatasi dimer dimer timin yang di induksi ultraviolet. Terdapat paling sedikit 3 sistem enzim yang berbeda yang menetralkan pengaruh pengaruh dimer dimer timin.
Pertama disebut perbaikan pemotongan. Pada perbaikan pemotongan suatu endo nuklease mengenali DNA yang rusak dan mematahkan rantai nukleotid dekat dan pada sisi 5 dari jejas. Untai tunggal yang rusak mengelupas dari duplek DNA, dan suatu polimerase DNA mengkatalisis sintesis polinukleotid
untuk menggantikan pigmen yang rusak. Suatu enksonuklease 5 (barangkali bagian dari polimerase DNA) menghidrolisis untuk dibuang segmen untai tunggal yang rusak, dan suatu ligase DNA menutup patahan, menghasilkan duplek DNA lengkap.
Lain cara cara sel  menanggulangi untai DNA yang rusak ialah dengan perbaikan paska replikasi. Bila DNA ada pada proses untuk replikasi sebelum dirusak, polimer DNA akan meloncati dimer dimer timin yang dihasilkan selanjutnya, meninggalkan celah kecil pada untai yang baru disintesis. Celah ini kemudian rapat diisi.DNA yang rusak sebenarnya tidak diperbaiki oleh mekanisme ini, meskipun dibuat suatu kopi yang benar dari untai yang rusak.
fotoreaktivasi. Untuk pertama kali ditemukan pada bakteri, enzim yang bertanggung jawab terhadap perbaikan jenis ini telah ditemukan baru baru ini pada sel sel manusia.
Enzim foto reaksi dengan sederhana mengubah timer timin menjadi monomer monomer sebelum mereka dapat merusak. Enzim mengikat dimer dimer timin pada DNA dan mengkatalisis pembentukan monomer monomer timin bila dipaparkan pada cahaya dengan panjang gelombang 300-600 nm.

Varian varian genetik
Terdapat bukti bukti kerusakan pada semua tiga sistem perbaikan DNA dari sel sel penderita XP. Karena terdapat paling sedikit 8 bentuk genetik penyakit penyakit yang ditemukan dengan kajian kajian pembastaran sel, maka menarik untuk menganggap bahwa masing masing mungkin menyangkut enzim yang berbeda pada satu dari 3 sistem perbaikan. Masih belum diketahui apakah komponen komponen satu sistem perbaikan mungkin berbagi dengan yang lain atau apakah beberapa varian varian timbul dari mutasi mutasi pada gena pengatur atau pada gena struktural untuk kofaktor kofaktor yang terlibat pada perbaikan DNA.
Kasus 2 Leukemia limfoblastikakut
Seorang gadis umur 5 tahun dimasukan rumah sakit karena kehilangan rasa lapar, lemah, dan nyeri disendi sendi, serta demam.Limpa, hati, dan kelenjar limfe ditemukan membesar. Diagnosis adalah leukemia lisfoblastik akut. Penderita segera diberi prednison, vinkrestin, dan lasparaginase.Alopurinol dimulai sebagai tindakan pencegahan.
Pada induksi remisi, pencegahan sistem saraf pusat melibatkan suntikan metotreksat dan pengobatan penyinaran. Pengobatan pemeliharaan melibatkan pemberian 6-merkaptopurin dan metotreksat, pemberian berkala vinkrestin dan prednison untuk periode 2,5 sampai 3 tahun.
Diskusi kasus
Leukemia akut adalah suatu gangguan jaringan pembuat darah dan dicirikan oleh perkembangbiakan yang abnormal sel sel darah putih. Ia adalah penyakit neoplastik yang menyerang tanpa memandang kelamin atau suku bangsa, ia dapat berkembang pada setiap umur, meskipun insidensi puncak adalah umur 6 tahun.
Kemunduran kemunduran gejala yang cepat dan lengkap mungkin diperoleh lewat kemoterapi. Paling sedikit suatu remisi sementara diperoleh pada 90% pendetita dibawah umur 20 tahun. Tujuan pengobatan adalah :
1 . Menginduksi remisi hematologik
2 . Memelihara penderita pada remisi
Agen agen yang digunakan beragam sesuai apakah tujuannya adalah remisi mula mula atau pemeliharaan remisi.
Mekanisme obat obat yang digunakan
Prednison adalah agen anti inflamasi yang menunjukan pengaruh pengaruh dramatis pada jaringan limfoid. Inti inti menjadi pignotik dan hancur.
 Meskipun prednison adalah suatu kortikosteroid, aktivitas penyimpan garamnya kecil. Kerja penyembuhan terhadap leukemia dihubkan dengan penghambatan segera sistesis DNA dan RNA limfosit. Mekanisme yang teliti bagaimana ini terjadi tidak diketahui, namun glukokortikoid mengganggu pengambilan glukose oleh sel sel, jadi membatasi energi yang dapat diperoleh untuk sintesis asam nukleat. Pada beberapa kasus sintesis DNA dan RNA mungkin dipengaruhi langsung. Alkaloid alkaloid vinca (vinblastin dan vinkrestin) mempunyai cara kerja serupa kolkisin. Mereka mencegah perakitan prekursor prekursor protein dari mikrotubuli dan kumparan mitotik, menyebabkan penghentian mitose. 6-Merkaptopurin adalah suatu analog ke2 adenin dan hipoksantin. Ia difosforibosilasi dengan 5-fosfo alfa D-ribosil pirofosfat menghasilkan 6-merkaptopurin ribotid, yang kemudian berfungsi menghalangi perubahan IMP menjadi AMP.
L-Asparagin adalah satu dari sedikit enzim enzim yang digunakan pada pengobatan. Ia efektif karena limfoblas membutuhkan asparagin sebagai asam amino esensial, namun kebanyakan sel sel normal dapat mensintesis asparagin. Enzim menghidrolisis asparagin dalam darah menjadi asam aspartad dan ion amunium. Sel ganas dapat dihalangi dari satu nutrien esensialnya dan mati. Pengobatan enzim dapat mempunyai pengaruh sampingan yang serius karena enzim enzim yang digunakan biasanya dari sumber sumber non manusia dan merupakan antigen antigen potensial.

Penyakit penyakit genetic manusia adalah penyakit penyakit yang langka dan sulit ditangani dengan pengobatan biasa, Penanganan yang digunakan biasa menggunakan metode metode modern, dimana tidak semua rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana pengobatan, karena pada dasarnya penyakit ini adalah kebanyakan berupa penyakit menurun yang ditularkan oleh gen gen resesif, dimana kelainan tersebut menyebabkan kelainan pada penderita dan bisa menyebabkan kematian.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perbaikan DNA yang rusak oleh ultraviolet"

Post a Comment