PEMILIHAN OBAT RASIONAL UNTUK KEMOTERAPI

Kemoterapi 

a. Sitotoksis / antibiotik
Mekanisme : dapat mengikat DNA secara kompleks, sehingga sintesisnya terhenti.(Tjay, 2007) 

v Drug of choice : doksorubisin
KI : hipersensitif, kehamilan dan menyusui
ES : kardiotoksis, mielotoksis, rontok rambut dan mual muntah 

v Drug of choice : daunorubisin 

KI : penyakit jantung 

ES : sama dengan doksorubisin 

b. Antimetabolit 

v Drug of choice : cytarabin
Mekanisme : kerjanya mengganggu sintesis pirimidin dan digunakan terutama untuk menimbulkan remisi leukimia mioblastik akut. (IONI, 2000)
KI : hipersensitif
ES : toksisitas hematologi, leukopenia, mual, muntah, anoreksidan inflamasi mulut serta anus 

v Drug of choice : metotreksat
Mekanisme : menghambat reduksi asam folat menjadi THFA dengna jalan pengikatan enzim reduktase.
KI : kehamilan, psoriasis, leukopenia dan anemia
ES : mual dan muntah 

Terapi suportif 
Pemberian Nutrisi 

ü Infus Parenteral 

Mekanisme aksi : memperbaiki kondisi tubuh dengan menyediakan kebutuhan nutrisi yang hilang akibat dari kemoterapi 

Efek samping : hiperglikemia, glukosuria, sindrom hiperosmolar 

KI : - 
Manajemen nyeri 

ü Morfin 


Mekanisme aksi : Morfin berinteraksi dengan reseptor opiate sterospesifik pada CNS dan jaringan lain. Efek analgetik yang ditimbulkan terutama bekerja di reseptor µ. 

Efek Samping : konstipasi, retensi urin, mual,muntah, retensi urine, halusinasi, prurutis, euphoria. 

Kontraindikasi : depresi pernafasan, sensitive terhadap morfin. 

ü Methadone 

Mekanisme aksi : berikatan dengan reseptor opiate di CNS, menyebabkan penghambatan jalur nyeri, merubah persepsi dan respon nyeri dan menyamarkan depresi CNS 

Efek Samping : konstipasi, retensi urin, mual,muntah, retensi urine, halusinasi, prurutis, euphoria. 

Kontraindikasi : depresi pernafasan, sensitive terhadap morfin. 
Pemberian anti mual-muntah (antiemetik) 

ü SSRI (dolansetron, ondansetron, granisetron) 

Mekanisme aksi : antagonis selektif reseptor serotonin (5HT3). Memblokir serotonin di perifer dan sentral (chemotherapy trigger zone) 

Efek samping : pusing, diare 

Kontraindikasi : hipersensitivitas 

ü Dexametason 

Mekanisme aksi : meningkatkan efek antiemetik SSRI. Mekanisme sesungguhnya masih belum dapat dipastikan 

Efek samping : aritmia, malaise, insomnia 

Kontraindikasi : hipersensitivitas 



EVALUASI OBAT TERPILIH 

Kemoterapi à post remission à siklus 1 

Diket à TB = 168 cm, BB = 55,5 kg 

BSA =

= 1,61 m2 



Daunorubicin HCl DBL® Tempo Scan Pacific/DBL 

Komposisi : Daunorubicin HCl 

Indikasi : Treatment untuk leukemia ALL dan NALL 

Efek Samping : Mual, muntah, imunosupresif, depresi sum-sum tulang. 

Interaksi Obat : - 

Frekuensi : 1 x sehari 

Durasi : 2 hari 

Dosis : 60 mg/m2 IV pada hari 1 dan 2 

= 60 mg x 1,61 m2 

= 96,6 mg 

Analisis Biaya : sediaan = 20 mg x 1 (Rp 203.000) 

1 hari à butuh 5 vial ~ 100 mg 

2 hari à butuh 10 vial = 10 x Rp 203.000 = Rp 2.030.000 

Alasan Pemilihan : Daunorubicin dan cytarabin merupakan 1st line therapy untuk leukemia yang baru dideteksi. 



Cytosar-U® Pfizer 

Komposisi : Cytarabine 

Indikasi : Induksi dan pemeliharaan untuk leukemia non limfositik akut, leukemia limfositis akut, leukemia mielositik kronik yang mengalami remisi, profilaksis untuk pengobatan leukemia meningeal. 

Efek Samping : Anoreksia, gangguan GI, inflamasi dan ulserasi pada mulut,gangguan fungsi hati, demam, supresi sum-sum tulang 

Interaksi Obat : - 

Frekuensi : 1 x sehari 

Durasi : 5 hari 

Dosis : 200 mg/m2 IV pada hari 1 s.d. 5 

=200 x 1,61 m2 

= 322 mg 

Analisis Biaya : sediaan = 100 mg x 1 (Rp 84.000) 

1 hari à butuh 3,5 vial ~ 400 mg 

5 hari à butuh 17,5 vial ~ 18 vial = 18 x Rp 84.000 = Rp 1.512.000 

Alasan Pemilihan : Daunorubicin dan cytarabin merupakan 1st line therapy untuk leukemia yang baru dideteksi. 



Terapi suportif 

a. Pemberian Nutrisi 

CLINIMIX® (asam amino, gukosa, elektrolit) 

Alasan : selama siklus terapi, pasien mengalami kehilangan nutrisi dan kesulitan untuk mengkonsumsi makanan, maka dibutuhkan asupan nutrisi tambahan 

Dosis : 0.35 g nitrogen/kgBB/hari = 19,25g/hari 

Durasi : 20 jam/ hari 

Frekuensi : 1 x sehari 

IO : - 

Biaya : Rp 250.000 / 1 L 



b.Manajemen nyeri 

ü Morfin ( MST Continus) 

Alasan :Merupakan first line pada terapi paliatif. Karena pasien sudah berada dalam level intensely severe pain ( dilihat dari skala Mc Caffery M Pasero C), maka terapi yang dilakukan dengan pengobatan paliatif sudah pada step 3 yakni menggunakan opioid kuat yakni morfin. 

Dosis: 10 mg 

Frekuensi: 2 x sehari 1 tab 

Durasi: 1 bulan 

IO: - 

Biaya: 1 tab Rp 3.639,00. 1 bulan= Rp 218.350,00 

c.Pemberian anti mual-muntah (antiemetik) 

ü Ondansetron (DANTROXAL®) 

Alasan : membutuhkan dosis yang lebih kecil dalam menghasilkan efek yang sama 

dibanding dengan Dolansetron, serta terdapat di Indonesia. 

Dosis : 0,15mg/kg IV = 8,25 mg/IV 

Durasi: 

Frekuensi: 1 x sehari 

IO: - 

Biaya: 8,25 mg x 7 = 57,75 mg = 7 ampul (8mg) + 1 ampul (4 mg) = (7 x 125.000) + (1x 77.000) = Rp 952.000 

ü Deksametason (Dexa-M®) 

Dosis : 12 mg IV 

Frekuensi : 1x sehari 

Durasi : 

IO: - 

Analisis biaya: 1 ampul 4mg/ml = Rp 2.500,- 

Alasan Pemilihan : 

- Cytarabin menginduksi mual muntah dengan level emetogenesis 2 (ringan), sedangkan daunorubicin level emetogenesis kuat. Sehingga dibutuhkan kombinasi antiemetik yang merupakan kombinasi SSRI dengan kortikosteroid (emetogenicity moderate—high) 

- Ondansetron,dolasetron,granisetron à efikasi dan keamanannya >>> metoklopramid. 

- Kortikosteroid dikombinasikan dengan SSRI karena dengan penambahan kortikosteroid akan meningkatkan efek antiemetik. 

- Biasanya kombinasi yg diberikan Ondansetron—dexametasone. 

(Dipiro, 2005)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PEMILIHAN OBAT RASIONAL UNTUK KEMOTERAPI"

Post a Comment