Hidrokinon dalam Kosmetik

Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi perhatian adalah kosmetik untuk kulit. Ditinjau dari struktur dan fungsinya, kulit merupakan bagian penting bagi tubuh dimana efek yang muncul pada kulit tidak hanya di permukaan kulit namun juga pada bagian dalam kulit. Efek yang muncul dapat permanen atau temporer tergantung dari jenis bahan aktif yang digunakan pada produk kosmetik tersebut. Produk kosmetik untuk mempercantik kulit terdiri dari berbagai jenis tergantung pada fungsinya, antara lain pelembut kulit, pembersih, pelembab, tabir surya, dan pencerah atau pemutih kulit (skin bleaching).

Pemutih/pencerah kulit adalah produk yang ditujukan untuk mencerahkan atau menghilangkan pewarnaan kulit yang tidak diinginkan. Produk ini didesain untuk bekerja dengan cara berpenetrasi ke dalam kulit dan mengganggu produksi pigmen oleh sel kulit. Di beberapa negara produk ini digolongkan sebagai obat dan bukan sebagai kosmetik yang digunakan dengan bebas. Sedangkan di negara Asia seperti di Jepang, kosmetik yang berfungsi sebagai pemutih/pencerah kulit masih beredar sebagai kosmetik yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pemutih/pencerah banyak diteliti dan dikembangkan. Salah satu bahan pemutih/pencerah yang terkenal dan telah banyak digunakan adalah hidrokinon.

Penggunaan Hidrokinon

Hidrokinon adalah senyawa kimia yang bersifat larut air, padatannya berbentuk kristal jarum tidak berwarna, jika terpapar cahaya dan udara warnanya akan berubah menjadi lebih gelap. Karena sifatnya sebagai zat pereduksi Hidrokuinon dimanfaatkan pada proses cuci cetak foto, penghambat polimerisasi pada beberapa senyawa kimia seperti asam akrilik dan metil metakrilat, sebagai antioksidan karet dan zat-zat penstabil dalam cat, pernis, bahan bakar motor dan minyak. 

Hidrokinon juga banyak digunakan pada produk kosmetik karena sifatnya sebagai antioksidan dan sebagai depigmenting agent (zat yang mengurangi warna gelap pada kulit). Dalam kosmetik, selain sebagai pemutih/pencerah kulit, hidrokinon digunakan sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut dan penghambat polimerisasi dalam lem untuk kuku artifisial (kuku palsu). 

Cara kerja hidrokinon dalam mencerahkan kulit adalah melalui mekanisme efek toksik hidrokinon terhadap melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen hitam pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis (proses pembentukan melanin).

Efek toksik hidrokinon terjadi karena hidrokinon berkompetisi dengan tirosin sebagai substrat untuk tirosinase (enzim yang berperan dalam pembentukan melanin), sehingga tirosinase mengoksidasi hidrokinon dan menghasilkan benzokinon yang toksik terhadap melanosit.

Penggunaan hidrokinon sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut dengan kadar maksimal 0,3% dianggap aman, karena meskipun dapat terabsorpsi pada rambut, kadar yang terabsorpsi dibatasi oleh adanya penurunan konsentrasi hidrokinon setelah proses perubahan warna dan lamanya paparan pewarna rambut sebelum dibilas. 



Pada kosmetik untuk kuku, hidrokinon digunakan sebagai salah satu bahan dalam perekat untuk melekatkan kuku artifisial, yang umumnya terbuat dari bahan akrilat, dengan kuku asli. Kadar maksimal penggunaan hidrokinon pada kuku artifisial adalah sebesar 0,02% setelah pencampuran bahan sebelum digunakan. Kadar tersebut sangat kecil dan hilang dengan cepat selama proses polimerisasi (5-15 menit). Kandungan hidrokinon yang tersisa juga sulit berpenetrasi melalui kuku karena terjebak dalam matriks polimer yang mengeras, sehingga tidak menimbulkan dampak sistemik. Dampak mungkin terjadi, jika saat penggunaan campuran yang mengandung hidrokinon terpapar pada kulit atau kutikula sekitar kuku. Untuk itu penggunaannya dibatasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hidrokinon dalam Kosmetik"

Post a Comment