Perilaku Responden Dalam Upaya Penyembuhan Flu

Hasil wawancara dengan responden dari berbagi macam tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan, diketahui bahwa semua responden melakukan pengobatan sendiri (self medication) untuk penyakit flu dengan gejala-gejala seperti batuk maupun pilek. 

Dari 90 responden yang diwawancarai, 64 responden mengatakan bahwa jika mereka sudah mulai merasakan gejala-gejala flu, maka langkah pertama yang akan mereka ambil adalah langsung minum obat yang banyak dijual bebas di apotek, toko obat, swalayan maupun warung-warung. 

Umumnya para responden memilih untuk melakukan pengobatan sendiri terlebih dahulu dikarenakan pengalaman dan kebiasaan mereka selama ini jika terserang flu. Berdasarkan pengalaman para responden tersebut, setelah minum obat dalam waktu beberapa hari kemudian mereka sudah bisa terbebas dari flu, batuk atau pilek. 

Beberapa responden mengasosiasikan obat bebas (obat yang bisa dibeli tanpa menggunakan resep dokter) sebagai obat warung karena mereka beranggapan bahwa obat tersebut bisa diperoleh di warung terdekat, tidak seperti obat resep yang hanya bisa dibeli di apotek. Namun ada kalanya sebelum mengkonsumsi obat, 26 dari 90 responden mengatakan bahwa mereka terlebih dahulu mencoba untuk istirahat yang cukup dan makan yang banyak, kalau ternyata setelah istirahat dirasa belum sembuh juga baru kemudian memutuskan untuk membeli obat. 

Responden cenderung sudah tahu langkah-langkah yang harus mereka lakukan jika terkena flu karena flu merupakan penyakit yang sudah sering dialami oleh mereka. Jadi jarang sekali mereka pergi ke dokter hanya sekedar untuk pengobatan flu, kecuali kalau sudah mencoba melakukan pengobatan sendiri tetapi tidak sembuh juga. 

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden (71 %) jika terserang flu akan segera langsung minum obat, sedangkan sisanya (29 %) tidak akan langsung minum obat melainkan dibiarkan atau istirahat terlebih dahulu, kalau dirasa tidak sembuh juga baru kemudian memutuskan untuk minum obat. 



9.2. Jenis Sediaan Obat Flu Yang Biasa Digunakan 

Pada umumnya jenis sediaan obat flu yang sering dijumpai di pasaran ada dua macam yaitu sirop dan tablet. Masing-masing responden mempunyai alasan tersendiri mengenai jenis sediaan obat flu yang biasa digunakan. CC Alasan sebagian besar responden lebih memilih bentuk sediaan sirop biasanya dikarenakan mudah ditelan, rasanya yang enak dan manis serta di tenggorokan terasa hangat. 

Selain itu bagi sebagian orang yang susah minum tablet, sirop jauh lebih praktis cara pemakaiannya karena tidak perlu menggunakan pisang, bubur maupun air yang lebih banyak. 

Nameun ada juga responden yang mempunyai sugesti kalau minum obat flu yang berbentuk tablet akan menyebabkan kantuk, sehingga kalau flu lebih menyukai obat yang berbentuk sirop. 

Ada pula yang menyukai jenis obat tertentu lebih berdasarkan penyakitnya. Kalau penyakit lain selain batuk cenderung menyukai tablet , tetapi kalau sakitnya batuk lebih memilih sirop. Karena kalau batuk kemudian minum sirop sugestinya akan lebih cepat sembuh. Sedangkan responden yang lebih menyukai tablet dikarenakan bentuk dan kemasannya yang lebih simpel dibandingkan sirop. 

Selain itu, kalau obat berbentuk sirop butuh waktu lama untuk menghilangkan rasanya dan kadang meninggalkan bekas di gigi. 

Sebagian besar responden (62 %) mengatakan kalau mereka lebih menyukai obat yang berbentuk sirop dengan berbagai alasannya masing-masing, sedangkan sisanya (38 %) mengatakan lebih menyukai obat yang berbentuk tablet. 



9.3. Jenis OBH Combi yang biasa dibeli 

Sebagian besar responden memilih jenis OBH Combi yang dibeli berdasarkan kebutuhan atau jenis penyakitnya, seperti kalau batuknya berdahak maka akan membeli OBH Combi Batuk Berdahak, kalau batuknya disertai pilek akan 

Ada pula beberapa responden yang mengatakan kalau mereka memilih jenis OBH Combi lebih dikarenakan sudah merasa cocok dengan jenis tersebut, tanpa mempedulikan jenis penyakitnya. Karena sudah terbiasa jadi mereka enggan mencoba jenis atau varian yang lainnya. 

Beberapa responden ada juga yang mengatakan kalau mereka lebih sering menggunakan jenis tertentu OBH Combi semata-mata karena anggota keluarga yang lain juga banyak yang mengkonsumsi itu. 









Gambar 9. Varian OBH Combi yang sering dikonsumsi responden 
Untuk masalah ukuran yang biasa dibeli, dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing responden mempunyai alasan tersendiri, umumnya berkaitan dengan dua hal yaitu masalah harga dan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.



Berdasarkan hasil interview dapat disimpulkan bahwa jenis OBH Combi yang paling banyak dikonsumsi responden adalah OBH Combi Batuk Berdahak rasa menthol kemasan botol 100 ml (26 responden). 



9.4. Sumber informasi 

Sebagian besar responden (46 orang) mendapatkan informasi tentang obat batuk ini dari iklan di televisi. Hal ini setidaknya memberikan gambaran mengapa sebagian besar produsen obat gencar mempromosikan produknya melalui media televisi. Mengenai iklan OBH Combi di televisi sendiri, beberapa responden mempunyai komentar yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan kalau iklannya menghibur namun ada pula yang menganggap tidak menghibur karena kurang menarik. Ada juga beberapa responden yang mengatakan kalau mereka mendapatkan informasi tentang obat dari keluarga (20 orang), teman (12 orang), dokter (5 orang) dan apotek tempat mereka biasa membeli obat (7 orang). 

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (51 %) memperoleh informasi tentang obat setelah melihat iklannya di televisi, sisanya 22 % responden tahu dari keluarga, 13 % responden tahu dari teman, 6 % responden tahu dari dokter dan 8 % responden tahu dari apotek. 



9.5. Kepuasan terhadap harga dan kualitas OBH Combi 

Semua responden yang diwawancara berpendapat bahwa harga OBH Combi cukup terjangkau. Sebagian besar dari responden (85 orang) merasa puas, bahwa harga yang mereka keluarkan sebanding dengan kualitas yang diberikan oleh OBH Combi. 

Ada juga beberapa responden (5 orang) yang merasa kurang puas dengan kualitas OBH Combi karena mereka juga pernah tidak sembuh, padahal sudah minum OBH Combi. 

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (94 %) merasa puas terhadap harga dan kualitas OBH Combi, sisanya (6 %) merasa kurang puas terhadap harga dan kualitas OBH Combi. 

Sebagian besar responden (81 orang) beranggapan bahwa harga tidak begitu mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli obat, bagi mereka yang paling penting adalah kecocokan sehingga mereka bisa cepat sembuh. Jadi dalam pembelian obat mereka tidak pernah mempermasalahkan harga. 

Hasil wawancara dengan beberapa responden menunjukkan adanya pendapat yang mengatakan bahwa harga obat bebas, yang biasa mereka asosiasikan sebagai obat warung, cenderung relatif sama kalaupun ada perbedaan jumlahnya tidak begitu besar. 

Namun ada juga pendapat beberapa responden meskipun jumlahnya hanya sedikit (9 responden), yang mengatakan bahwa harga menjadi salah satu bahan pertimbangan mereka dalam memilih obat. Bahkan ada yang beranggapan kalau obat yang mahal akan memberikan efek yang terlalu keras. Ada juga yang berkomentar bahwa kalau membeli obat di warung justru harganya lebih murah daripada di apotek. 

90 % responden menganggap bahwa harga tidak mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli obat bebas atau obat warung, hanya 10 % responden yang menganggap bahwa harga mempengaruhi keputusan mereka. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perilaku Responden Dalam Upaya Penyembuhan Flu "

Post a Comment