PENGERTIAN LENDIR SERVIKS

Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern. Perubahan siklus dari lendir serviks terjadi karena perubahan kadar estrogen. Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks yaitu ; 

· Lendir Tipe –E (estrogenik) : 

Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi. Sifat-sifat banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas/kelengketan rendah, elastisitas besar, bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis. Spermatozoa dapat menembus lendir ini. 

· Lendir Tipe –G (gestagenik) : 

Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi. Sifat-sifat kental, kelengketan tinggi, keruh (oppaque). Dibuat karena peninggian kadar progesteron. 

Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari) : 

· Fase 1 : Haid, hari 1-5, lendir bisa ada atau tidak, dan tertutup oleh darah haid, perasaan wanita terasa basah dan licin (lubrikatif). 

· Fase 2 : Pasca haid, hari 6-10, tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali, perasaan wanita terasa kering. 

· Fase 3 : Awal pra ovulasi, hari 11-13, lendir keruh, kuning atau putih dan liat, perasaan wanita liat dan lembab. 

· Fase 4 : Segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi. Hari 14-17. Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan. Dengan konsistensi seperti putih telur. Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai gejala puncak (peak symptom). Perasaan wanita lubrikatif dan atau basah. 

· Fase 5 : Pasca ovulasi, hari 18-21. lendir sedikit, keruh dan liat. Perasaan wanita liat dan atau lembab. 

· Fase 6 : Akhir pasca ovulasi atau segera pra haid. Hari 27-30. lendir jernih dan seperti air. Perasaan wanita liat, lembab dan atau basah 

Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan: 

1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari. 

2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu. 

Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan. 

Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan


Abstinens (menahan diri tidak melakukan hubungan seksual) dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari keempat setelah gejala puncak (peak symptom). 

2. INDIKASI 

Untuk Kontrasepsi 

1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause. 

2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara. 

3. Perempuan kurus atau gemuk. 

4. Perempuan yang merokok. 

5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu a.1. hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru. 

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain. 

7. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain. 

8. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid. 

9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan. 

Untuk Konsepsi 

1. Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk mencapai kehamilan. 









3. KONTRA INDIKASI 

1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi. 

2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB. 

3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB (Metode Ovulasi Billings). 

4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid. 

5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya. 



4. EFEKTIVITAS 

Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen. 



5. KEUNTUNGAN 

1. Dalam kendali wanita 

2. Memberi izin kepada pasangan menyentuh tubuhnya. 

3. Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh 

4. Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan. 

5. Dapat digunakan menccegah kehamilan 



6. KERUGIAN 

1. Membutuhkan komitmen 

2. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami 

3. Dapat membutuhkan 2 sampai 3 siklus untuk mempelajari metode 

4. Impeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur 

5. Beberapa obat yang digunakan mengobati flu dan sebagainya dapat menghambat produksi lendir serviks. 

6. Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita. 

7. Membutuhkan pantangan. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN LENDIR SERVIKS "

Post a Comment