Pengaruh-pengaruh pada Kebudayaan Jawa di Yogyakarta
Pengaruh-pengaruh pada Kebudayaan Jawa di Yogyakarta.Segala pengaruh-pengaruh hanya bermaksud memberikan pikiran-pikian baru tentang beraneka ragam ‘penyebab’ perubahan kebudayaan di masyarakat Jawa di Yogyakarta dan jumlah penyebab yang terdaftar di bawah sama sekali tidak sekomprehensif mungkin. Saya mengidentifikasikan saja beberapa alasan pokok akan perubahan kebudayaan di Yogyakarta serta menyampaikan latar belakang dan beberapa observasi yang mudah-mudahan mengontribusikan pada bidang perubahan kebudayaan.
Globalisasi
Menurut seorang komentator, globalisasi merujuk naiknya perubahan kegiatan dan proses kemanusiaan yang terjadi selama dua puluh lima tahun terakhir abad ke-dua puluh dan juga menandakan kenaikan organisasi-organisasi global dalam beraneka ragam bidang sekaligus juga negara-bangsa itu andil pula dalam menghilangkan pengaruh-pengaruh. [1]
Globalisasi adalah proses mempercepat dan membentuk kecepatan skala mobilitas serta aliran orang-orang, barang-barang, jasa, modal, pengetahuan dan ide-ide. [2] Globalisasi dibantu oleh kemajuan teknologi dan hasilnya termasuk batasan waktu dan tempat serta menyebarkan hidup yang modern, khususnya bagi orang yang berasli dari negara-negara Barat. Dorongan globalisasi terjadi baik dari kekuatan militer dan kekuasaan administratif maupun kekuasaan ideologi dan kebudayaan halus. [3]
Istilah globalisasi ini dapat merujuk satu proses, konsep atau organisasi dimanapun yang memiliki potensi atau keinginan berada pada skala global. Yaitu, arti yang sejati globalisasi dapat diinterpretasi apapun yang ingin mencari identitasnya pada skala global. Oleh karena itu, konsep-konsep seperti pasar globl, undang-undang global dan kebudayaan global telah timbul.
Pada tahun 1960-an, seorang Amerika bernama Marshall McLuhan pertama kali menciptakan istilah baru ‘desa global’ (global village) yang merujuk titik waktu di masa depan dimana segala masyarakat dan bangsa di dunia akan disatukan melalui partisipasi kolektif dalam urusan-urusan dunia. [4] Dengan pasti sejak zaman itu, dunia telah menyaksikan kemajuan teknologi yang luar biasa yang pasti telah membantu realisasi istilah desa global ini, walaupun pada tingkat akar rumput (grassroots) desa global ini masih belum jadi kenyataan hingga sekarang di banyak negara-negara berkembang yang ditinggalkan proses global ini. Juga antara masyarakat Jawa di Yogyakarta adalah segenggam masyarakat yang tak mampu memanfaatkan partisipasi dalam proses globalisasi ini walau bidang itu kurang saya selidiki jadi tidak akan disampaikan pikiran-pikiran pada topik ini selain globalisasi dan dampaknya merupakan topik yang sangat luas.
Dengan pasti, globalisasi ekonomik akan berdampak terbesar pada kebudayaan karena mampu berdampak dan memengaruhi cara hidup orang-orang karena kontrol pasar (market control), gejolak harga, kompetisi dan lain lain. Kalau kebudayaan global seperti dikatakan beberapa komentator, [5] saya berfikir tidak mungkin dapat diketahui dari sekarang, sebab untuk masyarakat manapun, elemen-elemen sejarah adalah apa yang memberikan identitas pada mereka. Dari pandangan psikologi, tak ada masyarakat di dunia yang akan secara mudah melepaskan diri dari apa yang membuat mereka jadi ‘mereka’, dan kalau melihat contoh-contoh dari zaman dulu, orang-orang akan berkelahi atau berperang untuk melestarikan identitasnya. Walaupun begitu, ada beberapa aspek kebudayaan yang tak dapat diabaikan seperti daya tarik kebudayaan populer yang sangat menarik bagi cukup banyak orang sekarang ini dan memiliki potensi untuk mengganggu orang-orang dari aspek-aspek kebudayaan mereka yang tradisional. Khususnya kaum muda adalah kelompok yang mudah dipengaruhi citra dan pesona yang disediakan kebudayaan populer. Ini contoh dimana beberapa pengaruh dapat dicampuk karena disini bukan saja globalisasi yang berdampak pada kebudayaan tetapi juga media massa yang dipakai untuk menyampaikan kebudayaan populer ini.
Untuk masyarakat jawa di Yogyakarta, globalisasi tidak begitu berdampak besar pada bidang ekonomi karena kebanyakan barang-barang dijual dan dibeli di pasar-pasar lokal, khususnya barang-barang pertanian, walaupun di kota modern seperti Yogyakarta dampaknya tak dapat mutlak diabaikan sebab dari pendapat para responden, khususnya yang memiliki upah rendah, globalisasi adalah sesuatu yang mampu berdampak besar pada cara hidup mereka. Ada yang lain yang berfikir globalisasi adalah kemajuan zaman namun ada yang lain lagi yang mengatakan globalisasi tak bisa dihindari sehingga agak khwatir untuk masa depan mereka. Bagi beberapa responden, globalisasi erat terkait dengan penyebaran teknologi informasi dan internet yang pasti akan berdampak pada kebudayaan.
Ada beberapa explanasi yang menjelaskan mengapa orang-orang ingin menyampaikan pendapat-pendapatnya akan globalisasi dalam konteks negatif. Pertama, mereka merasa takut salah atau kurang mengerti pokok globalisasi dan bagaimana berdampak pada masyarakat-masyarakat. Kedua, karena globalisasi sering kali dipandang selaras dengan modernisasi, turisme dan media massa maka globalisasi dipandang sebagai pengaruh terbesar yang berdampak seluruh aspek kehidupan mereka walau sebenarnya dampak itu, terpaut dengan latar belakang ringkas di atas, mungkin kecil sekali. Ketiga, ketakutan ini mungkin berasal dari sikap tebaklah dimana orang-orang memandang globalisasi sebagai sesuatu yang begitu besar dan tak dapat dihindari maka akan muncul perasaaan kesal dan gusar.
Sungguh globalisasi merupakan penyebab yang memiliki potensi membawa manfaat atau kerusakan pada kebudayaan dimanapun di dunia ini, belum lagi kebudayaan Jawa di Yogyakarta, namun di dalam istilah globalisasi ini ada banyak segi atau muka dan dari perspektif kebudayaan tidak membawa ancaman besar. Pada intinya, globalisasi itu satu istilah yang dipakai untuk menjelaskan arah dan tujuan pengaruh-pengaruh lain yang berada di dunia seperti modernisasi dan media massa yang menyebab kecanggihan komunikasi dan transportasi. Oleh karena itu, globalisasi didaftar pertama sebagai perkenalan untuk pengaruh-pengaruh lain yang berada antara masyarakat Jawa di Yogyakarta yang memiliki ciri-ciri lebih spesifik dan lebih mudah untuk mengidentifikasikan akibat-akibat yang mungkin pada kebudayaan.
0 Response to "Pengaruh-pengaruh pada Kebudayaan Jawa di Yogyakarta "
Post a Comment