Membangun Citra Yang Baik
Kemajuan teknologi
merupakan dasar yang menjadikan berbagai perusahaan berlomba-lomba dalam
memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat terutama pelanggannya.
Ditambah kondisi lingkungan bisnis pada era globalisasi seperti sekarang ini,
yang membuat perusahaan-perusahaan terdorong untuk ikut serta dalam persaingan
bisnis dalam upaya meningkatkan mutu dan daya saingnya agar bisa mengimbangi
perusahaan kompetitor lainnya. Begitu pula dengan PT Pupuk Kujang, sebagai
perusahaan besar menyadari pentingnya meningkatkan mutu dalam menjaga
persaingan perusahaan saat ini.
Untuk itu dibangunlah
sebuah citra. Citra merupakan cerminan suatu organisasi atau perusahaan di mata
publik atau masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rosady Ruslan bahwa “Citra merupakan tujuan utama dari suatu
lembaga, instansi atau perusahaan.” (Ruslan, 2003: 68).
Dalam hal ini citra
yang harus diperoleh adalah citra lembaga, tentunya citra lembaga yang bersifat
positif. Dimana citra lembaga menurut Soemirat
& Ardianto mengutip pendapat daripada Frank Jeffkins merupakan “Citra yang berkaitan dengan sosok
organisasi atau perusahaan sebagai tujuan utamanya, yaitu bagaimana menciptakan
citra lembaga yang positif, dan juga agar lebih dikenal serta dapat diterima
oleh publik atau masyarakat.” (Soemirat dan Ardianto, 2002: 117).
Citra adalah salah satu
aset terpenting dari organisasi atau perusahaan. Citra yang baik merupakan
perangkat yang kuat bukan hanya untuk menarik konsumen untuk memilih produk
atau jasa perusahaan, melainkan juga memperbaiki dan kepuasan konsumen terhadap
perusahaan. Citra yang baik dapat mendukung aktivitas dari suatu organisasi.
Menurut Dowling dalam bukunya Creating Corporate: Reputation, Identity,
Image and Performance “Citra organisasi atau perusahaan mempunyai 2 (dua)
komponen utama, yaitu komponen logikal dan komponen emosional.” (Dowling, 2002:
20-21). Komponen logikal,
berhubungan dengan karakteristik-karakteristik yang dapat dirasakan, yang dapat
dengan mudah diukur. Sedangkan komponen
emosional diasosiasikan dengan dimensi psikologis yang ditunjukkan oleh
perasaan dan sikap terhadap organisasi. Kedua komponen tersebut secara simultan
mempengaruhi pemikiran seseorang untuk menilai citra suatu organisasi atau perusahaan.
Sehingga citra organisasi atau perusahaan merupakan akumulasi dari nilai-nilai
kepercayaan yang diberikan oleh seseorang yang mengalami suatu proses cepat
atau lambat untuk membentuk opini publik yang lebih abstrak.
Karyawan merupakan
ujung tombak perusahaan dalam hal membangun atau meningkatkan citra perusahaan.
Maka karyawan dituntut untuk benar-benar mengerti terhadap semua hal yang
berhubungan dengan membangun atau meningkatkan citra perusahaan. Untuk itu,
dibutuhkan suatu bagian yang berkaitan dengan komunikasi.
Public
Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan bagian
dari komunikasi tersebut yang dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut Frank
Jeffkins, definisi Public Relations
adalah: “Segala bentuk komunikasi berencana ke luar dan ke dalam antara sebuah
organisasi dengan masyarakat dengan tujuan memperoleh sasaran tertentu yang
berhubungan dengan saling pengertian (mutual
understanding).” (Jeffkins, 1992: 2).
Humas timbul karena
adanya tututan kebutuhan karena alam suatu organisasi atau perusahaan, Humas
mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan terhadap semua pihak yang
berkepentingan. Keberadaan Humas sangat penting bagi sebuah organisasi atau
perusahaan, karena Humas yang paling berperan dalam menyebarkan informasi
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, tujuan yang hendak dicapai,
strategi yang dijalankan, keputusan yang hendak dilaksanakan, media yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan rencana yang harus direalisasikan serta
pembuatan kebijaksanaan yang harus disosialisasikan kepada publik yang semua
itu membutuhkan kerja sama yang baik dari semua pihak. Untuk itu, kerja Humas
dalam organisasi atau perusahaan harus efektif.
Efektif merupakan kata
dasar dari kata sifat efektivitas yang mengandung arti berhasil atau tepat
guna. Definisi efektif atau efektivitas menurut Onong Uchjana Effendy:
“Efektif atau
efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan
sesuai dengan biaya yang dianggarkan, dan waktu yang ditetapkan, serta jumlah
personil yang ditentukan.” (Effendy, 1999: 14).
Efektivitas kerja Humas
dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilihat dari kemampuan dalam
menjalankan fungsi-fungsinya. Adapun fungsi Humas menurut Bertrand dalam buku Public
Relations: Principle Problem, dikutip oleh Onong U. Effendy adalah:
1.
It
should be serve the publics interest (mengabdi kepada
kepentingan umum);
2.
Maintain
good communications (memelihara komunikasi yang baik);
3.
Stress
good moral and manners (menitik beratkan kepada moral dan
perilaku yang baik). (Effendy, 1999: 31).
Dari uraian tersebut,
dapat terlihat bahwa permasalahan citra perusahaan juga termasuk tugas Humas,
yaitu dengan memberikan kesan positif di mata publiknya.
Hal ini didukung oleh
pendapat Rosady Ruslan yang menggambarkan
besarnya kaitan antara citra dengan Humas:
“Citra merupakan
tujuan utama dari suatu lembaga, instansi atau perusahaan. Terutama untuk
bagian Humas. Citra juga merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai.
Pengertian citra sendiri masih abstrak (intangible),
dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari
hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif dari publiknya.” (Ruslan, 2003: 68).
Pentingnya citra bagi
suatu organisasi atau perusahaan semakin bertambah karena pada tahun-tahun
terakhir, hakikat organisasi atau perusahaan telah dibahas secara luas dalam
lingkaran-lingkaran bisnis dan manajemen, untuk menanggapi suatu dugaan umum
mengenai bisnis masa kini yang perlu mengalami perubahan mendasar baik untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis baru maupun untuk berkelanjutan
secara ekologis. Dengan demikian, organisasi atau perusahaan mana pun juga
tidak terlepas dari hubungannya dengan lingkungan sekitarnya.
Lingkungan meliputi
kondisi, situasi keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang mengelilingi
dan mempengaruhi perkembangan organisasi atau perusahaan. Jadi, setiap
organisasi atau perusahaan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.
Organisasi atau perusahaan bahkan kadang-kadang dapat mempengaruhi lingkungan,
tetapi yang paling umum, organisasi atau perusahaan yang lebih banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Kekuatan-kekuatan itu tidak statis, tetapi terus
berubah sehingga keunikannya memberi dampak yang kadang-kadang juga unik pada
keputusan yang diambil. Perubahan tersebut kemudian semakin menemukan
bentuknya, ketika konsep tanggung jawab sosial korporat diimplementasikan.
Konsep ini memandang bahwa organisasi atau perusahaan tak lagi hanya sebagai institusi
ekonomi melainkan juga merupakan institusi sosial.
Konsep tanggung jawab
sosial korporat melahirkan tantangan bagi praktisi Humas. Melalui konsep ini,
citra atau reputasi organisasi atau perusahaan semakin harus diikhtiarkan agar
tetap terjaga. Di samping itu, melalui kegiatan Community Relations, organisasi atau perusahaan dituntut untuk
memainkan peran dalam mengatasi permasalahan sosial yang dialami satu
komunitas. Sehingga banyak organisasi atau perusahaan yang kini terlibat dalam
penyelenggaraan kegiatan pengembangan masyarakat (community development) dan mendorong tumbuhnya semangat
kewirausahaan di kalangan komunitas tempat organisasi tersebut berada. Apalagi
masalah yang dihadapi masyarakat sangat banyak. Mulai dari permasalahan
lingkungan seperti polusi, penggundulan hutan, sampai dengan permasalahan
ekonomi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, Sumber Daya Manusia yang
tidak mempunyai keterampilan.
Didukung oleh Keputusan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
(PKBL). Dimana keputusan tersebut berisi bahwa dalam rangka mendorong kegiatan
dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan
melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan
masyarakat, perlu ditingkatkan partisipasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
PT Pupuk Kujang (Persero)
merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Lingkungan Direktorat
Jenderal Industri Kimia Dasar, Departemen Perindustrian yang didirikan pada
tanggal 9 Juni 1975 dengan Akta Notaris Sulaeman Ardjasasmita, S.H., Nomor 19
Tahun 1975.
PT Pupuk Kujang
Cikampek memiliki Pranata Humas sebagai pelaksana dari semua jenis kegiatan dan
upaya yang dilakukan, serta untuk menangani urusan layanan jasa dan informasi
yang bertujuan untuk membangun citra perusahaan kepada masyarakat luar, melalui
Biro Komunikasi Perusahaan (Biro KP) yang bertindak sebagai Humas di PT Pupuk
Kujang Cikampek.
Hal tersebut karena PT
Pupuk Kujang (Persero) menyadari bahwa citra yang baik atau positif tidaklah
mudah didapat, melainkan harus disertai dengan usaha yang maksimal. Citra PT
Pupuk Kujang selama ini dimata masyarakat sudah dirasakan cukup baik walaupun
masih belum dapat dikatakan maksimal. Untuk itu, diharapkan dengan adanya Biro
KP pada PT Pupuk Kujang Cikampek, dapat dibangun citra yang baik atau positif
dari masyarakat pada umumnya dan khususnya di kalangan internal perusahaan.
Oleh karena itu pencitraan lembaga dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan,
agar keberadaan dan fungsi PT Pupuk Kujang Cikampek semakin dikenal dan
diketahui oleh masyarakat luas.
PT Pupuk Kujang
Cikampek juga menyadari bahwa hubungan dengan publik di luar perusahaan
merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri
sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Maka dari itu
perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik internal dan
publik eksternal atau masyarakat pada umumnya melalui kegiatan internal maupun
kegiatan eksternal. Sebagaimana yang dikatakan Oemi Abdurachman dalam buku Dasar
Dasar Public Relation bahwa “Humas memiliki 2 (dua) kegiatan utama,
kegiatan internal, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pihak perusahaan dan
kegiatan eksternal, yaitu kegiatan yang
berhubungan dengan pihak diluar perusahaan.” (Abdurachman, 2001: 35).
Adapun bentuk kegiatan
eksternal yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek dalam rangka menciptakan
hubungan yang harmonis dengan publik internal dengan publik eksternal
diantaranya adalah program bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan
latihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan
sarana umum, pelestarian lingkungan, serta bantuan sarana peribadatan.
Salah satu kegiatan
eksternal Biro KP PT Pupuk Kujang Cikampek dalam usaha membangun citra baik dan
positif dari masyarakat adalah bantuan sarana peribadatan yang diwujudkan dengan
melaksanakan kegiatan “Safari Ramadhan”.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan silaturahim ke beberapa
mesjid utama yang berlokasi di sekitar perusahaan. Kegiatan ini sudah
berlangsung rutin sejak tahun 2002, diadakan setahun sekali setiap bulan suci Ramadhan.
Kegiatan Safari
Ramadhan diadakan pertama kali pada tanggal 27 Agustus sampai 5 September 2009,
dan diikuti oleh karyawan setingkat pelaksana hingga General Manager. Adapun lokasi mesjid yang dikunjungi adalah Mesjid
Al Ikhlas Pajaten di Desa Dawuan Tengah yang merupakan mesjid pertama yang
dibangun oleh PT Pupuk Kujang pada tahun 1987, Mesjid An Nur di Dusun Poponcol,
Mesjid Asy Syuhada Babakan Sereh Dawuan Barat, Mesjid Al Mansyur Babakan Bogor,
Mesjid Al Falah di Dusun Tegalwangi, dan Mesjid Hidayatul Amal di Desa
Kalihurip.
PT Pupuk Kujang dikelilingi
oleh enam desa yaitu Desa Dawuan Tengah, Desa Dawuan Barat, Desa Dawuan Timur,
Desa Kamojing, Desa Kalihurip dan Desa Cikampek. Masjid yang terpilih merupakan
enam masjid besar dari tiga desa yang lokasinya paling berdekatan dengan
perusahaan yakni Desa Dawuan Tengah, Desa Dawuan Barat dan Desa Kalihurip.
Sejak saat itu kegiatan
Safari Ramadhan dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan suci Ramadhan. Di
mana tujuan kegiatan ini adalah sebagai ajang silaturahim antara perusahaan
dengan berbagai unsur masyarakat yang ada di sekitar perusahaan melalui
kegiatan keagamaan.
Seluruh biaya
penyelenggaraan Safari Ramadhan ditanggung oleh Pupuk Kujang. Selain itu,
kegiatan Safari Ramadhan biasa diisi oleh perkenalan karyawan pupuk kujang,
ceramah agama, buka puasa dan shalat maghrib bersama serta penyerahan bantuan
sarana peribadatan dari PT Pupuk Kujang kepada setiap mesjid yang dikunjungi.
PT Pupuk Kujang juga memberikan bantuan biaya perbaikan senilai Rp 10.000.000
bagi mesjid-mesjid yang dikunjungi. Maka, melalui kegiatan Safari Ramadhan yang
terlaksana dengan baik, diharapkan dapat menumbuhkan citra positif perusahaan.
0 Response to "Membangun Citra Yang Baik "
Post a Comment