Kondisi Demografis KTI


Pada tahun 2005, Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai jumlah 225,2 juta jiwa. Dari jumlah itu, sekitar 13% berada di KTI. Jika dilihat dari persebarannya, tampak tidak merata. Sebagian besar (60%) tinggal di P. Jawa, 20% di Sumatera, 7% di Sulawesi, 5,5% di Kalimantan, 1% di Irian Jaya, dan sisanya (6,5%) tinggal di pulau-pulau lainnya. Padatnya penduduk di P. Jawa ini karena banyaknya penduduk dari luar pulau Jawa yang bermigrasi masuk ke pulau Jawa. 
Pada tahun 1999 KTI memiliki jumlah penduduk 35.326.300 jiwa dengan tingkat pertumbuhan pen-duduk 2,15 persen per tahun. Dari jumlah tersebut, 68 persen (17.032.877 jiwa) merupakan pen-duduk berusia diatas 15 tahun (merupakan angkatan kerja), sedang sisanya (8.128.238 jiwa) bukan angkatan kerja. Tingkat keter-gantungan (dependency ratio) penduduk (rasio antara jumlah penduduk terhadap penduduk usia kerja) di KTI adalah 1,52. Hal ini berarti bahwa setiap orang pekerja harus menanggung beban hidup 1,52 orang. 
Kesejahteraan sumber daya manusia di KTI dapat dilihat dari angka indeks pembangunan manusia (IPM), di mana semakin tinggi angka IPM suatu wilayah, semakin baik kondisi kesejahteraan masyara-kat di wilayah tersebut. Rata-rata IPM di KTI adalah 65,8 (BPS, 2000). Sedang laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 adalah –0,54 persen, sedang secara nasional pertumbuhan ekonomi adalah 1,09 persen. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan perekonomian KTI, yang juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan memanfaatkan sumberdaya alam setempat, diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia melalui berbagai upaya peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ketrampilan agar masyarakat KTI mampu mengolah sumberdaya alamnya secara optimal. 
Secara keseluruhan pola kelompok umur SDM di KTI tidak jauh berbeda dengan pola SDM di Indonesia, yaitu sebagian besar terkonsentrasi pada kelompok usia muda antara 15-40 tahun. Sedang apabila dilihat dari jenis kelamin, maka baik angkatan kerja laki-laki maupun perempuan mempunyai pola pengelompokkan umur yang relatif sama dengan pola Indonesia seperti halnya terlihat pada tabel berikut ini. 


Tabel 1.
Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin
Dan Kelompok Umur Di KTI dan Indonesia Tahun 1999 (%)
Kelompok
Umur
K T I
Indonesia
Laki
Prmp
Total
Laki
Prmp
Total
15 – 19
8,25
 7,99
16,24
 7,89
7,38
15,27
20 – 14
6,16
 6,86
13,03
 6,01
5,46
12,47
25 – 29
5,78
 6,83
12,62
 5,78
6,54
12,31
30 – 34
5,29
 5,85
11,14
 5,37
5,77
11,14
35 – 39
5,35
 5,62
10,97
 5,53
5,80
11,33
40 – 44
4,75
 4,38
 9,13
 4,75
4,34
 9,09
45 – 49
3,80
 3,75
 7,55
 3,99
3,72
 7,71
50 – 54
2,93
 2,86
 5,79
 2,92
2,85
 5,77
55 – 59
2,21
 2,12
 4,33
 2,29
2,30
 4,59
60 – 64
1,84
 1,87
 3,71
 1,99
2,06
 4,05
65 – 69
1,14
 1,28
 2,42
 1,31
1,43
 2,74
70 – 74
0,71
 0,81
 1,52
 0,96
0,98
 1,94
75 +
0,74
 0,81
 1,55
 0,75
0,83
 1,58
Total
 48,95
 51,05
 100,00
49,56
 50,44
 100,00
Sumber : BPS, Sakernas 1999 (diolah)


Untuk melihat kualitas sumberdaya manusia di Indonesia , dan KTI pada khususnya, dapat didekati dengan acuan utama ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terdapat tiga komponen utama dalam menetapkan IPM, yaitu pendidikan yang dijabarkan dalam rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf yang mempengaruhi tingkat pengetahuan; kesehatan yang ditunjukkan dengan angka kematian bayi atau rata-rata harapan hidup, dan ketenagakerjaan yang mempengaruhi akses terhadap sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Pembangunan sumberdaya manusia di Indonesia yang didasarkan pada ketiga parameter tersebut (pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan), belum merata antar berbagai kawasan karena pembangunannya sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan sosial budaya setempat. Hal ini terjadi pula di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang hingga kini sedang dilakukan langkah-langkah strategis oleh pemerintah serta masyarakatnya. Upaya ini selain untuk mengejar ketinggalan dengan kawasan lain, juga untuk meningkatkan jumlah sumberdaya manusia yang lebih berkualitas dan berefek ganda, yaitu disatu pihak memiliki daya saing tinggi menghadapi pasar global, juga mampu mengolah sumberdaya alamnya guna menciptakan kemandirian dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kondisi Demografis KTI"

Post a Comment