Evaluasi Kurikulum Pendidikan





Evaluasi kurikulum merupakan bagian penting bagi pendidikan. Evaluasi kurikulum minimal berfokus pada empat bidang yaitu evaluasi terhadap penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil pembelajaran dan system kurikulum. Jika focus suatu bidang tidak ada, maka bidang tersebut tidak perlu dievaluasi. Namun yang perlu diperhatikan pada proses evaluasi adalah perlunyadirumuskan apa yang dimaksud dengan evaluasi. Sebab perumusan yang tepat akan menjadi landasan dalam pelaksanaan evaluasi. Jika perumusan evaluasi tidak tepat maka ini akan menyebabkan terjadinya kegagalan dalam evaluasi. Bagian evaluasi kurikulum ini membahas mengenai: 

9.1 Peran Evaluasi Kurikulum 

Model evaluasi kurikulum berkaitan erat dengan konsep kurikulum yang digunakan. Perbedaan konsep dan strategi pengembangan dan penyebaran kurikulum akan menyebabkan perbedaan dalam rancangan evaluasi. Untuk itu evaluasi kurikulum memiliki peranan yang berbeda-beda. Peranan tersebut adalah: 

i. peranan evaluasi kebijakan dalam kurikulum khususnya pendidikan, minimal berkenaan dengan evaluasi sebagai pernyataan moral, penentuan keputusan dan konsensus nilai. 



Evaluasi pernyataan moral berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu sekala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai. Kedua, evaluasi berisi suatu perangkat criteria praktis berdasarkan criteria-kriteria tersebut suatu hasil dapat dinilai. 

Evaluasi dan penentuan keputusan, berguna bagi pengambil keputusan dalam pendidikan khususnya dalam pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan terkait dengan kepentingan terhadap pengembilan keputusan. Pengambil keputusan antara adalah siswa, orang tua siswa, guru, kepala sekolah, pengawa, pengembang kurikulum. Keputusan yang diambil berdasarkan hasil evaluasi, tergantung dengan posisi pengambil keputusan tersebut. 


Peranan evaluasi kebijakan dalam kurikulum berikutnya adalah evaluasi dan consensus nilai. Seperti diketahui bahwa pada kegiatan pelaksanaan valuasi kurikulum, melibatkan partisipan-partisipan.. Para partisipan yang terlibat kegiatan membawa nilai-nilai yang mereka yakini, sudut pandang dan pengalaman yang berfariasi. Dengan demikian partisipan yang terlibat kegiatan evaluasi tidak homogen. Untuk itu evaluasi memerlukan konsensus-konsensus guna diperoleh kesatuan penialaian. 

 Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum
Kegiatan evaluasi kurikulum dilakukan dengan prinsip-prinsip. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1.   Tujuan tertentu
Makna dari prinsip ini bahwa program evaluasi kurikulum sebaiknya terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan-tujuan menjadi pengarah berbagai kegiatan dalam proses evaluasi kurikulum.
2.   Bersifat objektif,
Evaluasi seharusnya berlandaskan pada keadaan yang sebenarnya, bersumber dari data yang nyata dan akurat, dan dipeloleh melalui instrument yang valid dan reliabel
3.   Bersifat komprehensif
Arti komprehensif adalah menyeluruh, dengan demikian evaluasi mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum sebaiknya mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum dilakukan pengambilan keputusan.
4.   Kooperatif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proses evaluasi kurikulum sudah seharusnya memiliki tanggung jawab bersama.


5.   Efisien
Efisiensi evaluasi kurikulum mencakup penggunaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yang menjadi unsur penjunjang.
6.   Berkesinambungan
Artinya proses evaluasi dilakukan beraturan, dan terus menerus serta berkelanjutan.

 Jenis-jenis Strategi Evaluasi
Evaluasi kurikulum merupakan hal yang penting, karena hasil evaluasi akan menjadi sumber informasi dalam proses pembuatan keputusan. Untuk itu strategi evaluasi dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi berikut.
1.   Mutu program bergantung pada mutu keputusan yang dibuat.
2. Mutu keputusan bergantung pada kemampuan manajer untuk mengidentifikasi berbagai alternative yang terdapat dalam berbagai situasi keputusan, melalui berbagai pertimbangan yang seksama.
3.  Dalam pembuatan keputusan yang seksama, dibutuhkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
4.   Pengadaan informasi memerlukan alat yang sistematis.
5.  Proses pengadaan informasi bagi pembuatan keputusan erat hubungannya dengan konsep evaluasi yang digunakan.

Analisis terhadap pengertian yang berpijak pada berbagai asumsi di atas, disimpulkan bahwa evaluasi berperan sebagai analisis dalam upaya perbaikan program, bukan sebagai kritik terhadap program. Dengan demikian evaluasi kurikulum bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pembuatan keputusan. Berkaitan dengan hal ini, ada empat jenis keputusan yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu program, yaitu:
1.  keputusan-keputusan perencanaan yang ditujukan bagi perbaikan yang dibutuhkan pada daerah tertentu, tujuan umum dan khusus.
2.  keputusan-keputusan pemograman khusus yang berkenaan dengan prosedur, personel, fasilitas, anggaran, dan tuntutan waktu dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
3.  keputusan-keputusan pelaksanaan dalam mengarahkan kegiatan yang telah diprogram
4.  keputusan-keputusan program perbaikan yang meliputi berbagai kegiatan perubahan, penerusan, terminasi dan sebagainya.

Seiring dengan keempat jenis keputusan di atas, terdapat empat jenis strategi evaluasi, yaitu:
1.  strategi yang terdiri atas penentuan lingkungan tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2.  strategi yang terdiri atas pengenalan dan penialaian terhadap berbagai kemampuan yang relevan. Strategi ini sangat besar gunanya dalam pencapaian tujuan program dan deain yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan khusus,
3.  strategi yang terdiri atas pendekatan dan prediksi hambatan yang mungkin terjadi dalam desain procedural atau pelaksanaan sepanjang tahap pelaksanaan program,
4.  strategi yang terdiri atas penentuan keefektifan proyek yang telah dilaksanakan melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasil yang telah dicapai sehingga seorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat.

 Prosedur Strategi Evaluasi
Evaluasi kurikulum perlu dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk dilakukan evaluasi kurikulum.Evaluasi kurikulum meliputi,
1.   Evaluasi Kebutuhan dan Feasibility
Evaluasi ini dapat dilaksanakan oleh organisasi atau administrator tingkat pelaksana. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
i.   merumuskan tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang sedang disampaikan,
ii.   menetapkan program yang dibuthkan,
iii. menilai data setempat berdasarkan tes baku, tes intelegensi, dan tes sikap yang ada,
iv. menilai risat yang telah ada baik riset estempat maupun riset nasional yang sama atau berhubungan,
v.  menetapkan kebutuhan pelaksanaan program sesuai dengan sumber-sumber yang ada (materil dan manusiawi),
vi.  mengenali masalah-masalah yang mendasari kebutuhan,
vii.   menentukan bagaimana proyek akan dikembangkan guna berkontribusi pada system sekolah atau sekolah setempat.

2. Evaluasi Masukan
3. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Produk

9.5 Komponen Desain Evaluasi
9.6 Proses Evaluasi Kurikulum
9.7 Rencana Evaluasi Kurikulum
9.8 Model-model Evaluasi Kurikulum

E. Pertemuan Kesembilan
Pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa mampu menganalisis macam-macam kurikulum dan dapat menggunakannya pada pengembangan kurikulum



Catatan pembelajaran yang belum dicantumkan

1.      Landasan pengembangan kurikulum: 1) filosofis dan psikologis, 2) sosial budaya, perkembangan ilmu dan teknologi.

2.      Prinsip pengembangan kurikulum

3.      Asas-asas pengembangan kurikulum

4.      Perencanaan kurikulum meliputi 1) sektor perencanaan yang mencakup struktur hirarki dan keterbatasan struktur hirarki, 2) peran kurikulum pada berbagai tingkat: kelas; team, grade, dan departemen; sekolah; sekolah-kota, state.

5.      Peran manusia pada pengembangan kurikulum

6.      Hal-hal yang dikembangkan pada kurikulum.

7.      Hubungan antara kurikulum dan teori pendidikan
  
Hubungan antara kurikulum dan teori pendidikan Kurikulum dan pembelajaran merupakan subsistem atau subdimensi dari sisten yang lebih luas yaitu sekolah atau pendidikan. Oliva (1988) menyatakan kurikulum adalah program sedangkan pembelajaran adalah implementasi dari program tersebut. Ada bermacam-macam model hubungan kurikulum-pembelajaran, namun walaupun hubungan tersebut bermacam-macam, kurikulum dan pembelajaran berkerja bersama-sama. Suatu subsistem tidak akan berfungsi tanpa ada subsistem yang lain. Model hubungan kurikum-pembelajaran yaitu model:
1.      dualistik


2.      

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Evaluasi Kurikulum Pendidikan"

Post a Comment