Model Pengembangan Kurikulum


Model Pengembangan Kurikulum. Kurikulum dikembangkan mengikuti model-model tertentu. Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis dari konsep. Model pengembangan kurikulum dapat ditinjau dari 1) system pendidikan dan pengelolaan yang dianut. Pengembangan kurikulum menurut tinjauan ini dikelompokkan atas  bersifat sentralisasi dan desentralisasi. Model pengembangan kurikulum mencakup antara lain model 1) Taba, 2) Saylor, Alexander dan Lewis, 3) Tyler, 4) Oliva (Oliva, 1988). Ahli pengembangan kurikulum yang lain mengelompokkan model pengembangan kurikulum atas model 1) administrative, 2) grass roots, 3) system Beauchamps, 4) demonstrasi, 5) Taba, 6) hubungan interpersonal Rogers, 7) system penelitian tindakan  dan 8) model perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Berikut dideskripsikan model-model pengembanagn kurikulum.

8.1. Model Taba
Model Taba menekankan pada pendekatan induktif untuk pengembangan kurikulum, dimulai dari hal-hal yang spesifik untuk membangun desain umum. Model Taba berbeda dengan pendekatan deduktif yang tradisional. Pada pendekatan deduktif dimulai dari desain umum untuk selanjutnya kearah yang khusus. Taba percaya bahwa kurikulum yang dikembangkan oleh guru-guru lebih tepat, dibandingkan dengan kurikulum yang diterima guru dari instansi yang diatasnya.
 
Ada lima langkah tahapan pengembangan model Taba, langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
a.       Bersama guru-guru memproduksi unit-unit eksperimen belajar-pembelajaran yang mampu mewakili tingkat atau keluasan materi
Pada tahap ini diadakan studi tentang hubungan antara teori dan praktek. Teori digunakan sebagai landasan dalam menyusun perencanaan. Teori yang digunakan sebagai landasan perlu diujikan melalui eksperimen di dalam kelas.  Ada delapan tahapan pengembangan kurikulum untuk tahap pertama ini.
i.        Diagnosa kebutuhan
Kurikulum yang dikembangkan dimulai dengan menentukan kebutuhan siswa terhadap perencanaan kurikulum. Taba mengarahkan pengembang kurikulum untuk mendiagnosa kesenjangan, ketidakefisienan, dan berbagai latar belakang siswa.
ii.      Merumuskan tujuan-tujuan khusus
Setelah diketahui kebutuhan siswa, perencana kurikulum merumuskan tujuan-tujuan khusus
iii.    Menentukan materi atau isi
Materi pembelajaran atau topic pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan khusus. Materi pembelajaran atau topic yang dipilih sebaiknya valid dan signifikan.
iv   Mengorganisasi isi
Langkah selanjutnya setelah menentukan materi atau isi pembelajaran, adalah mengorganisasi materi atau topic yang telah dipilih pada tahap dua. Materi atau topic sebaiknya disusun secara terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran.
v.      Memilih pengalaman belajar
Metodologi atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran sebaiknya dipilih oleh perencana kurikulum dengan memperhatikan langkah-langkah yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
vi.    Mengorganisasi aktivitas belajar
Aktivitas belajar diorganisasi sejalan dengan pengalaman belajar yang telah direncanakan sebelumnya.
vii.  Menentukan apa yang akan dievaluasi dan cara mengevaluasi
viii.Melihat keseimbangan dan rangkaiannya.

b.   Menguji unit eksperimen
Pada tahap kedua ini, unit eksperimen yang telah diuji di kelas eksperimen pada tahap pertama, perlu diuji kembali di kelas-kelas atau sekolah lain. Tujuan pengujian untuk mengetahui validitas dan kepraktisan kurikulum.

c.   Merevisi dan melakukan konsolidasi
Data yang diperoleh pada tahap sebelumnya digunakan sebagai acuan dalam melakukan revisi terhadap kuriklum yang telah disusun. Selanjutnya dilakukan penyimpulan tentang hal-hal yang bersifat umum yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. Hal ini perlu dilakukan sebab walaupun suatu unit eksperimen telah valid dan praktis pada suatu sekolah, namun belum tentu demikian pada sekolah yang lain. Untuk menguji keberlaku-an unit eksperimen pada daerah yang lebih luas, perlu dilakukan konsolidasi.

d.      Mengembangkan kerangkan kurikulum
Setelah dilakukan penyempurnaan dan konsolidasi, diperoleh sifat unit yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas. Langkah selanjutnya dilakukan pengkajian apakah konsep-konsep dasar alat landasan teori yang dipakai sudah sesuai atau belum. Pengkajian sebaiknya dilakukan oleh para ahli atau para professional kurikulum

e.       Implementasi dan desiminasi unit baru
Langkah kelima yaitu menerapkan kurikulum baru pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas. Pada langkah ini belum tentu berjalan sesuai dengan keinginan, mungkin saja ada masalah atau kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan penerapan kurikulum baru ini, misalnya berkenaan dengan kesiapan guru-guru, fasilitas yang ada, alat dan bahan serta biaya.

8.2. Model Saylor, Alexander dan Lewis
Model ini berbeda dengan model Taba. Jika model Taba adalah model yang menggunakan pendekatan induktif, maka model ini menggunakan pendekatan deduktif. Model pengembangan kurikulum dengan pendekatan deduktif menggunakan filosofi dimulai dari hal-hal umum ke hal-hal yang khusus. Ada tiga langkah utama pengembanagn kurikulum model ini, yaitu:
  1. pengembangan kurikulum dimulai dengan menentukan tujuan umum pembelajaran
  2. menentukan atau memilih model pembelajaran. pemilihan model atau strategi pembelajaran sebaiknya mengacu pada langkah pertama.
  3. langkah terakhir pada pengembangan kurikulum model ini adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan pada seluruh program sekolah, tujuan umum pembelajaran, tujuan khsus pembelajaran, efektivitas pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

8.3. Model Tyler
Model Tyler ini menggunakan pendekatan deduktif. Tyler merekomendasikan bahwa dalam merencanakan kurikulum perlu mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran. tujuan umum pembelajaran ini diperoleh dari data yang didapat dari siswa, segala hal yang terdapat di luar sekolah, dan bahan ajar.

8.4  Model Oliva
Oliva menyatakan ada tiga criteria dalam mengembangkan kurikulum, yaitu kurikulum sebaiknya simple, komprehensif dan sistimatis.
Tahap-tahap pengembangan kurikulum model Oliva sebagau berikut.
a.       mengidentifikasi kebutuhan khusu siswa secara umum
b.      mengidentifikasi kebutuhan masyarakat
c.       menulis philosofi dan tujuan pembelajaran
d.      mengidentifikasi kebutuhan siswa di sekolah
e.       mengidentifikasi kebutuhan komunitas
f.       mengidentifikasi kebutuhan bahan ajar
g.      mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran di suatu sekolah
h.      mengidentifikasi tujuan khusus pembelajaran di suatu sekolah
i.        mengorganisasi dan mengimplementasikan kurikulum
j.        mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
k.      mengidentifikasi tujuan khusus pembelajaran
l.        memilih strategi pembelajaran
m.    memulai memilih strategi evaluasi
n.      mengimplementasikan strategi pembelajaran
o.      memutuskan pemilihan strategi evaluasi
p.      mengevaluasi pembelajaran dan memodifikasi komponen pembelajaran
q.      mengevaluasi kurikulum dan memodifikasi komponen kurikulum

8.5  Model Perkembangan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi dan efektivitas dalam bisnis, guga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Model Pengembangan Kurikulum"

Post a Comment