Contoh Pendahuluan Tentang Kehamilan


Pendahuluan
Tidak semua kehamilan disambut baik kehadirannya. WHO memperkirakan dari 200 juta kehamilan per tahun, 38% diantaranya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. WHO memperkirakan dua pertiga perempuan dengan KTD (Kehamilan Tak Diinginkan) menghentikan kehamilan dengan sengaja dan 40% diantaranya dilakukan dengan cara tidak aman sehingga menyumbangkan 50% kematian Ibu. Pada Konferensi Internasional dan Pembangunan di Kairo tahun 1994 bahwa penghentian kehamilan taka aman diidentifikasikan sebagai masalah kesehatan masyarakat, negara memiliki kewajiban melindungi perempuan dari kematian akibat penghentian kehamilan tak aman. Karena banyak perempuan tetap melakukan aborsi tanpa mempedulikan apakah caranya aman atau memenuhi standar medis 1.
Angka aborsi tak aman (unsafe abortion)di dunia diperkirakan setiap tahun terjadi  sekitar 20 juta kasus, 26% dari jumlah tersebut tergolong legal dan lebih 70.000 aborsi taka aman di negara berkembang berakhir dengan kematian 2. Hasil penelitian di Nepal tahun 2008 menemukan bahwa 41% dari wanita yang sedang hamil mengalami kehamilan yang tidak disengaja 3. Menurut populasi berdasarkan survey dari Amerika Serikat, 2,54%dari kehamilan yang tidak disengaja berakhir dengan aborsi (27% dari seluruh kehamilan). Eropa Timur 57% dari seluruh kehamilan berakhir dengan aborsi, dan angka ini 21% untuk sisa Eropa 2. Di Perancis, tingkat aborsi berada pada tingkat rata-rata untuk Eropa, ada sekitar 3 aborsi induksi tiap 10 kelahiran hidup 4.
Kehamilan yang tidak diinginkan yang masih merupakan masalah di Indonesia dapat mengakibatkan tindakan aborsi dan kelahiran yang tidak diinginkan 5. Setiap tahunnya di Indonesia berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan tersebut memilih untuk mengakhiri kehamilan mereka dengan cara aborsi, walaupun dalam kenyataannya aborsi secara umum adalah ilegal 6.
Beberapa hasil penelitian memperkirakan aborsi per tahun di Indonesia adalah 2-2,5 juta atau 43% dari kehamilan. Mengutip hasil penelitian yayasan hasil kesehatan perempuan dan perkumpulan obstetric ginekologi Indonesia yang melakukan penelitian “Penghentian KTD yang Aman Berbasis Konseling” di Sembilan kota besar di Indonesia, didapatkan hal-hal yang membuka mata kitatentang kenyataan yang ada. Dari 1.446 klien yang telah dilayani aborsi dengan terlebih dahulu dilakukan konseling, sekitar 87% berstatus menikah, dan lebih dari separuhnya telah mempunyai sekurangnya dua anak 7. Sementara hasil penelitian di RSU Labuang Baji Makassar, pelaku aborsi paling banyak dilakukan oleh Wanita Usia Subur (WUS) yang telah menikah yaitu sebanyak 93,2% 8.
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 mencatat setidaknya 2,3 juta perempuan menggugurkan kandungannya. Sebagian besar aborsi itu dilakukan oleh Wanita Usia Subur (WUS) yang telah menikah dan remaja yang berhubungan  di luar nikah 9. Sebanyak 64,2% wanita kawin telah memiliki dua anak, tidak ingin tambah anak lagi. Angkanya meningkat menjadi 78,7% ketika telah memiliki 3 anak. Sementara angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi mengalami kenaikan dari 9,9% (SDKI 2002/2003) menjadi 10,0% (2007). Tidak terpenuhinya kebutuhan berKB dan lebih tingginya angka suami yang masih ingin tambah anak, berpeluang untuk meningkatkan kejadian KTD, yang pada berikutnya dapat mendorong tindakan aborsi propokatus 10.
Penelitian yang dilakukan Sihvo, dkk (2003) di Perancis, menemukan bahwa Faktor-faktor yang terkait dengan keputusan aborsi sangat bervariasi menurut umur. Wanita usia<25 tahun dan wanita ≥35 tahun memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan pada wanita usia 25-34 tahun tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan aborsi. Jumlah anak juga berpengaruh terhadap aborsi. Perempuan ingin berhenti melahirkan anak ketika jumlah anak yang diinginkan telah tercapai. Wanita yang lebih tua memilih aborsi terutama ketika melahirkan anak tidak cocok dengan situasi pekerjaan mereka atau ketika hubungan dengan pasangan sedang tidak stabil. Pendidikan tinggi seorang wanita dan pasangannya meningkatkan kemungkinan aborsi, terutama dikalangan wanita muda 11. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Armiwulan (2004) mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif antara pengetahuan tentang aborsi dengan tingkat aborsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang aborsi maka tingkat aborsi akan semakin rendah. Pengalaman melahirkan juga berpengaruh terhadap aborsi 12. Hasil penelitian di RSU Labuang Baji Makassar menemukan bahwa aborsi paling banyak dilakukan oleh wanita dengan kehamilan pertama (paritas 0) sebanyak 32,5% dan wanita yang telah melahirkan ≥4 kali sebanyak 24,8%. Untuk kelompok umur yang paling banyak melakukan aborsi adalah usia 25-34 tahun sebanyak 44,5% 8.
Bahan dan Metode
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini karena Kelurahan Tamalanrea merupakan salah satu daerah pendidikan di Kota Makassar. Kelurahan Tamalanrea memiliki jumlah penduduk yang banyak, ini terbukti dengan jumlah penduduknya melebihi jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan peneliian dengan metode cross sectional study. Selain itu, belum pernah diadakan penelitian semacam ini di lokasi penelitian.
Jenis penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah obsevasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur yang telah menikah di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Makassar yang berjumlah 4438 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional stratified random sampling. Teknik pengambilan sampel ini dianggap cocok karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen, dimana terdapat perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan serta adanya perbedaan karakeristik responden seperti umur Ibu, jumlah anak, paritas dan pekerjaan. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 125 orang. Sampel penelitian adalah beberapa WUS yang telah menikah di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Makassar tahun 2010. Sampel dalam penelitian sebanyak 354 responden 13.
Pengumpulan Data
Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan (Kuesioner) yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian kemudian dilakukan wawancara terhadap responden. Data sekunder diperoleh peneliti dari data Jumlah WUS di Kelurahan Tamalanrea Makassar..
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan komputer program Epidata 3.0 dan program SPSS (Statistical Package and Social Siences). Model analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi , grafik dan narasi untuk menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap terhadap aborsi di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2010.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, pengumpulan data berlangsung selama 48 hari terhitung mulai tanggal 19 Februari 2010 hingga 2 April 2010. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 354 responden.
Data diperoleh dari hasil pembagian kuesioner secara langsung kepada responden, dimana responden diberikan kesempatan untuk menjawab sendiri pertanyaan pada lembar kuesioner yang dibagikan.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan crosstab (tabulasi silang) sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel .
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan kemudian disajikan dalam bentuk tabelsebagai berikut :
Karakteristik  Umum Responden
Karakteristik umum responden terdiri dari tingkat pendidikan, umur Ibu, jumlah anak, paritas, dan pekerjaan Ibu. Karakteristik responden yang terdiri dari 354 Wanita Usia Subur dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak pada Diploma/PT yaitu 154 orang (43,5%). Kelompok umur terbanyak yaitu 40-44 tahun dengan jumlah 78 orang (22,0%), jumlah anak responden paling banyak memiliki 2 anak dengan jumlah 129 orang (36,4%). Paritas terbanyak terdapat paritas 2 sebanyak 109 responden (30,8), pekerjaan Ibu terbanyak yang tidak bekerja dengan jumlah 189 orang (53,4%).
Deskriftif Variabel Penelitian
Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan sikap terhadap aborsi terbanyak pada responden yang memiliki sikap positif sebanyak 315 responden (89,0%), dan sikap negatif sebanyak 39 orang (11,0%). Mayoritas responden telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aborsi yaitu sebanyak 307 orang (86,7%). Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tingkat pendidikan tinggi sebanyak 287 orang (81,1%). Umur Ibu paling banyak pada kelompok berisiko tinggi yaitu sebanyak 251 orang (70,9%). Jumlah anak paling banyak pada kelompok berisiko rendah yaitu sebanyak 179 orang (50,6%), berdasarkan paritas responden umumnya merupakan kelompok tidak berisiko mengalami aborsi (pernah melahirkan sebanyak 1-3 kali) yaitu 259 responden (73,2%), dan jika dilihat dari pekerjaan responden, maka responden paling banyak berada pada kelompok berisiko rendah mengalami aborsi (tidak memiliki pekerjaan) yaitu 189 responden (53,4%).
Sumber: repository.unhas.ac.id/.../5.%20Jurnal%20Kasman..ok

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Contoh Pendahuluan Tentang Kehamilan "

Post a Comment