PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Penatalaksanaan DMG sebaiknya dilaksanakan secara terpadu antara seorang
ahli penyakit dalam, ahli obstetri, ahli gizi dan dokter spesialis anak. Tujuan
pengobatan adalah untuk menurunkan angka kesakitan maternal, kesakitan dan
kematian perinatal dan hanya dapat tercapai apabila keadaan normoglikemia
dicapai dan dipertahankan selama kehamilan sampai persalinan.5,16
Sasaran normoglikemia
pada DMG adalah kadar glukosa plasma vena puasa
< 105 mg% dan dua jam sesudah makan < 120 mg%. Untuk mencapainya dapat
dilakukan dengan :4,5,6,7,18
a. Pengaturan
diet yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh ahli gizi.
b. Memantau
glukosa darah sendiri di rumah dan edukasi
c. Pemberian
insulin bila belum tercapai normoglikemia dengan diet
Pengaturan diet 5,7,11,18
Diet merupakan tahap awal penting
pada penatalaksanaan DMG dan bertujuan
a) mencapai
normoglikemia dan
b) untuk
menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Perlu selalu diingat bahwa
menyusun diet pada DMG tidak semata-mata untuk mencapai normoglikemia, tetapi
pengaturan diet baik jumlah kalori maupun komposisi makanan harus diperhitungkan
untuk pertumbuhan janin agar menghasilkan bayi yang sehat.
1. Jumlah kalori
dan komposisi makanan
Jumlah kalori yang dibutuhkann antara 30-35 kcal/kg berat badan ideal
yang diperhitungkan dengan menggunakan
indeks Broca (1800 – 2500 kcal/hari). Jumlah kalori ini terdiri atas 60-70%
hidrat arang, 10-15% protein dan sisanya lemak 20-25%. Jumlah kalori tersebut
diberikan dalam enam kali makan .
2. Memantau
diabetes terkendali
Di klinik yang maju, semua pasien
DMG diajar untuk memantau glukosa darah sendiri di rumah. Pemantauan glukosa
darah mandiri (PGDM) tampaknya lebih unggul dibandingkan pemantauan intermiten
di rumah sakit. PGDM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau
pemicu sekresi insulin. Hal ini mempermudah mencapai normoglikemia dan bagi mereka yang mendapat tambahan
insulin akan memberikan keuntungan untuk mencegah reaksi hipoglikemia berat.
Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi tergantung pada terapi. Waktu yang bermanfaat
untuk pemantauan adalah saat sebelum makan dan waktu tidur (untuk menilai
risiko hipoglikemia), 2 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal glukosa
selama sehari), diantara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia
nokturnal yang kadang tanpa gejala), dan ketika mengalami gejala seperti hypoglicemic spells. Disamping itu
dilakukan juga pemeriksaan HbA1c secara
berkala setiap 8 - 12 minggu untuk menilai efek terapi sebelumnya. Kriteria
pengendalian DM baik bila HbA1c < 6,5%, sedang bila 6,5 – 8% dan buruk bila
> 8%. Pemeriksaan dianjurkan sedikitnya 2 kali setahun4,5,7,11
3. Insulin
Jika dengan pengaturan makan selama
dua minggu tidak mencapai sasaran normoglikemia maka insulin harus segera dimulai.
Pasien DMG yang ditemukan setelah umur kehamilan 28 minggu dengan kadar glukosa darah puasa. > 130
mg% dianjurkan agar segera dimulai dengan insulin oleh karena pengobatan
setelah 30 minggu sulit untuk mencegah hiperplasia sel beta dan
hiperinsulinemia janin.5
Umumnya insulin dimulai dengan dosis
kecil, dan meningkat dengan meningkatnya usia kehamilan. Insulin yang dipakai
adalah human insulin. DMG dengan hiperglikemia hanya pada pagi hari, cukup
diberikan suntikan insulin kerja menengah sebelum tidur malam. Pasien dengan
hiperglikemia pada keadaan puasa maupun sesudah makan diberikan insulin
kombinasi kerja menengah dan kerja cepat, pagi dan sore hari. Dosis insulin diperkirakan
antara 0,5-1,5 U/kg berat badan, 2/3 diberikan pagi hari dan 1/3 pada sore
hari. Hanya pada keadaan tertentu dimana belum terkendali dengan pemberian 2
kali perlu diberikan 4 kali sehari yaitu 3 kali insulin kerja cepat ½ jam
sebelum makan dan insulin kerja menengah pada malam hari sebelum tidur
Cara Pemberian Insulin Berdasarkan Kadar Glukosa Darah
Setelah Gagal Dengan Diet


GDP tinggi, 2 jam sesudah
makan - - - M
normal
GDP dan 2 jam sesudah makan
tinggi
C – M
C – M
atau
C C C M

M : Insulin kerja menengah
Kombinasi insulin kerja cepat
dan menengah biasanya diberikan 2/3 dosis pagi
dan 1/3 dosis sore hari
PENANGANAN OBSTETRI
Tujuan penanganan obstetri ibu DMG
pada trimester tiga kehamilan adalah untuk mencegah terjadinya KJDR dan
asfiksia dan juga meminimalkan morbiditas meternal yang berhubungan dengan
persalinan.
Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan :18
- Pengukuran
tinggi fundus uteri.
- Mendengarkan
denyut jantung janin secara khusus memakai ultrasonografi (USG) dan
kardiotokografis (KTG).
- Penilaian
menyeluruh janin dilakukan dengan skor fungsi dinamik janin plasenta (FDJP).
Skor
< 5 merupakan tanda gawat janin. Penilaian ini dilakukan setiap minggu
sejak umur kehamilan 36 minggu. Adanya
makrosomia, pertumbuhan janin terhambat
(PJT)
dan gawat janin merupakan indikasi untuk malakukan persalinan secara seksio
sesarea.
- Pada saat
seksio sesarea, penatalaksanaan ibu DMG dikerjakan seperti yang lazim pada
pasien DM dengan pembedahan
- Janin yang
sehat (skor FDJP > 6 ) dapat dilahirkan pada umur kehamilan 38 minggu
dengan persalinan biasa. Memperpanjang umur
kehamilan akan meningkatkan
insidens
fetal
makrosomia dan seksio sesarea sehingga
dianjurkan persalinan pada umur kehamilan 38
minggu. Ibu hamil DMG
tidak
perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu
diperhatikan gerak janin (normal > 12
kali/12 jam).
- Bayi dari ibu
yang DMG memerlukan perawatan khusus.
- Bila
diperlukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis dahulu untuk
memastikan kematangan paru janin (bila umur
kehamilan < 38 minggu).
- Kehamilan
dengan DMG yang berkomplikasi (hipertensi, preeklampsia, kelainan
vaskuler infeksi seperti glomerulonefritis,
sistitis, moniliasis) harus dirawat sejak umur
kehamilan 34 minggu. Pasien DMG yang
berkomplikasi biasanya memerlukan insulin.
Umumnya kadar gula darahnya mudah
terkendali, kecuali jika ada komplikasi.
0 Response to "PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL"
Post a Comment