PENANGANAN BAYI DARI IBU DMG
Bayi dari ibu DMG harus dikelola sejak lahir dan dicegah terjadinya hipoglikemia ditambah dengan pemeriksaan laboratorium yang penting untuk menegakkan diagnosis adanya kelainan pada bayi tersebut, yaitu :
- Kadar glukosa serum tali pusat
selanjutnya ketika bayi berumur 1,2,4,8,12,24,36 dan 48 jam. Apabila kadar glukosa darah
dengan reflectance meter < 45 mg/dl, harus diperiksa kadar glukosa serum.
- Kadar kalsium dan magnesium
harus diperiksa pada umur 6, 12, 24, dan 48 jam.
- Hematokrit
harus diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada umur 4 dan 24 jam.
- Kadar serum bilirubin
harus diperiksa bila bayi tampak kuning.
Kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi pada janin dan bayi dari ibu diabetes, yaitu: makrosomia, kematian janin, trauma lahir dan asfiksia neonatal, penyakit membrana hialin, kelainan bawaan, hipoglikemia, hopokalsemia dan hipomagnesemia,
hiperbilirubinemia, polisitemia trombosis vena renalis.
PEMANTAUAN LANJUT
The Fourth Workshop-Conference menyarankan agar semua wanita DMG dilakukan tes toleransi glukosa oral 75 gram 4-6 minggu setelah persalinan dan selanjutnya setiap 6 bulan sekali. Saran dilakukannya follow-up postpartum karena 50% penderita DMG akan berkembang menjadi DM tipe 2 dalam 5 -20 tahun.2,8 Perlindungan obstetri melalui pemakaian kontrasepsi harus diterapkan pada penderita DMG. Kontrasepsi oral Estrogen-Progesteron dosis rendah atau alat kontrasepsi dalam rahim (ADR) dapat dianjurkan pada penderita ini bila tidak ada kontra indikasi lainnya.2,4,6,8
Laporan Kasus
Ny. M, 33 thn, GIVP0AIII, datang ke poliklinik obstetri RSWS dengan keluhan nyeri perut tembus belakang dan anak dirasakan kurang goyang dan riwayat abortus 3 kali. Dari anamnesis diketahui HPHT tgl 17 -12 -2002, riwayat pemeriksaan antenatal teratur, riwayat abortus 3 kali berturut-turut tanpa sebab yang jelas, menikah selama 3 tahun. Riwayat penyakit DM dalam keluarga (+), riwayat gula darah tinggi sebelum hamil (-).
Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum baik, sadar, T : 120/80 mmHg, N : 90x /mnt, S : 36,90C, P : 20x/mnt. Pemeriksaan luar : didapatkan TFU 4 jari bawah prosesus xifoideus, situs anak memanjang, punggung kanan, bagian terendah kepala, His (+), DJJ : 12-12-11 TBJ : 4017 gr.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan vulva, vagina tidak ada kelainan, porsio lunak, pembukaan 1 cm, ketuban (+). Bagian terendah kepala, ubun-ubun kecil belum dapat dinilai, kepala belum masuk pintu atas panggul, panggul dalam kesan cukup disertai pelepasan lendir. Diagnosis : GIVP0AIII, gravid 36 minggu 6 hari, inpartu kala I fase laten + hidramnion + DM gestasional.
USG obstetri : tampak janin tunggal, letak kepala, pu-ki, DJJ (+), gerakan (+), dengan biometri janin : diameter biparietal : 8,8 cm, panjang femur : 6,9 cm, lingkar perut : 37,6 cm, indeks cairan amnion 27 cm, plasenta di corpus anterior grade I-II. Kesimpulan : hamil tunggal hidup, letak kepala, sesuai umur kehamilan 36-37 minggu + hidramnion.
Pemeriksaan laboratorium : darah rutin dalam batas normal, kimia darah : asam urat 9,1 mg/dl, pemeriksaaan gula darah plasma puasa : 146 mg/dl, 1 jam 265 mg/dl, 2 jam 253 mg/dl. Contraction stress test (CST) : baseline: 150 dpm, variabilitas : 3-5 dpm, akselerasi : (-), deselerasi : (-) gerakan : T : 3x / 30 mnt, M : 2x / 30 mnt, kontraksi : 2x / 10 mnt, CST kesan : mencurigakan. Dilakukan CST ulangan + resusitasi intra uterin namun hasilnya tetap mencurigakan
Dilakukan tindakan resusitasi intra uterin kemudian seksio sesarea segera. Hasil bagi perempuan, BB: 4040 gr, PB : 49 cm dengan nilai Apgar 8/10. Dilakukan pengaturan diet oleh bagian gizi RSWS dan kontrol gula darah setelah operasi, normal. Diagnosis akhir partus aterm + hidramnion + DMG + anak besar. Setelah 5 hari perawatan ibu dan bayi pulang dalam keadaan baik. Dianjurkan untuk kontrol gula darah pada mingg 4-6 post partum namum penderita tidak datang.
Pada kasus ini diagnosis DMG ditegakkan berdasarkan pemeriksaan gula darah pada kunjungan pertama di poliklinik saat umur kehamilan 36 minggu 6 hari dan tidak didapatkan riwayat DM sebelum hamil. Adanya riwayat abortus 3 kali dan hidramnion pada pemeriksaan USG mengarahkan pada diagnosis DM gestasi. Hal ini terbukti setelah dilakukan pemeriksaan skrining DM dengan cara WHO ternyata hasilnya positif. Saat dilakukan CST, hasilnya mencurigakan, dan diulangi disertai dengan resusitasi intra uterine hasilnya tetap sama, akhirnya dianjurkan untuk dilakukan seksio sesarea mengingat janin yang kemungkinan makrosomia dan ibu dengan riwayat obstetri yang buruk. Dilakukan kontrol gula darah tiap hari setelah operasi ternyata normal. Hal ini membuktikan bahwa pasien ini DM gestasi.
0 Response to "PENANGANAN BAYI DARI IBU DMG "
Post a Comment