Macam-macam Model Konsep Kurikulum
Model konsep kurikulum dibedakan atas empat. Landasan hal ini bersumber dari aliran atau konsep pendidikan yang dianut. Menurut Oliva (1988) macam-macam model konsep kurikulum berlandaskan pada asumsi dan pandangan yang berbeda terhadap ke-dudukan guru, siswa, konten dan proses pendidikan. Empat model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek akademis, humanistik, rekonstruksi sosial, dan teknologi.
2.1 Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum model ini berlandaskan pada teori pendidikan klasik, sehingga kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan, mengapa demikian? Sebab paradigma yang dianut adalah belajar merupakan usaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pembelajaran yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Isi pembelajaran diambil dari setiap disiplin ilmu. Sesuai dengan bidang disiplin para ahli. Para pengembang kurikulum dapat memilih bahan materi ilmu yang telah di-kembangkan para ahlidisiplin ilmu, kemudian mengorganisasinya secara sistematis sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa.
Kurikulum ini mengutamakan pengetahuan sehingga pembelalajaran bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan disiplin ilmu. Para pengembang kurikulum subjek akademis lebih meng-utamakan penyusunan bahan secara logis dan sistimatis daripada mengurutkan bahan dengan kemampuan berpikir siswa. Pengembang kurikulum ini kurang memper-hatikan bagaimana siswa belajar dan mengabaikan kebutuhan masyarakat setempat. Pengembang kurikulum lebih mengutamakan susunan isi, yang akan diajarkan.
Dalam perkembangannya, kurikulum ini tidak hanya menekankan pada materi yang disampaikan, namun tetap menekankan pada proses belajar siswa. Proses belajar yang dipilih bergantung pada apa yang dipentingkan dalam materi pembelajaran.
Ada tiga pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademik.
a) pendekatan mata pelajaran. Siswa belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta bukan hanya mengingat saja. Masing-masing mata pelajaran berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu. Matapelajaran-matapelajaran tidak mem-punyai hubungan atau kaitan satu sama lain. Pola kurikulum ini adalah terpisah. Pada pendekatan mata pelajaran ini, terjadi pembagian tanggung jawab diantara masing-masing guru matapelajaran. Pendekatan mata pelajaran menekankan pada penyajian mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu dan terlepas antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.
b) pendekatan integratif atau terpadu. Pembelajaran tersusun atas satuan-satuan pembelajaran tanpa ada batasan-batasan ilmu. Pengorganisasian tema-tema pem-belajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan masalah-masalah yang ada. Pendekatan studi yang bersifat integratif menekank-an pada penghilangan batas-batas satuan pelajaran. Pembelajaran diorganisasi berdasarkan tema-tema pada fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan masalah-masalah yang ada.
c) pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
Pendekatan yang menekankan pada melanjutkan pendekatan struktur pengetahu-an. Belajar merupakan proses memperoleh dan menguji fakta-fakta, bukan sekedar mengingat saja.
Materi pelajaran diorganisir dalam kurikulum subjek akademik dengan pola-pola tertentu. Pola tersebut adalah:
i. Kurikulum korelasi, adalah kurikulum dengan pola pengorganisasian materi atau konsep suatu mata pelajaran dikorelasi dengan mata pelajaran lainnya
ii. Kurikulum terkonsentrasi, adalah kurikulum dengan pola pengorganisasian bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, mencakup materi dari ber-bagai pelajaran disiplin ilmu.
iii. Kurikulum terintegrasi, adalah kurikulum dengan pola mengintegrasikan bahan ajar dalam suatu masalah, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
iv. Kurikulum pemecahan masalah, adalah kurikulum dengan pola pengorganisasian isi dengan topik pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran.
2.2 Kurikulum Humanistik
Kurikulum ini berlandaskan pada pandangan pendidikan pribadi. Kaum humanistik berasumsi bahwa 1) siswa adalah yang pertama atau utama dalam pendidikan, 2) siswa adalah subjek pendidikan yang memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan untuk berkembang, dan merupakan satu kesatuan yang menyeluruh, 3) siswa adalah mahluk sosial untuk itu pendidikan perlu menekankan pada pembangunan aspek fisik, intelektual, sosial dan afektif. Oleh sebab itu menurut pandangan humanistik, kurikulum 1) perlu memberi pengalaman yang menyeluruh pada siswa, bukan pe-ngalaman yang terpenggal-penggal, 2) berfungsi menyediakan pengalaman dan pe-ngetahuan yang bermanfaat untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi siswa, 3) menekankan integrasi yaitu kesatuan intelektual, emosional dan tindakan, 4) evaluasi mengutamakan proses dari pada hasil. Evaluasi tidak ada kriteria pencapaian, hal ini berbeda dengan kurikulum subjek akademik yang pada evaluasinya mem-punyai kriteria pencapaian.
Kurikulum humunistik memiliki beberapa acuan, yaitu:
i. Partisipasi, kurikulum ini menekankan partisipasi siswa dalam belajar. Kegiatan belajar adalah belajar bersama melalui berbagai ativitas kelompok. Melalui partisipasi dalam kegiatan bersama, siswa dapat melakukan perundingan, per-setujuan, pertukar-an kemampuan, memiliki tanggung jawab bersama, dan lain-lain.
ii. Integrasi, melalui partisipasi dalam kegiatan kelompok akan terjadi interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan tindakan.
iii. Relevansi, yaitu isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan siswa, karena diambil dari dunia siswa sendiri.
iv. Pribadi siswa, yaitu pendidikan menekankan pada perkembangan pribadi dan pengaktualisasian segala potensi pribadi siswa secara utuh.
v. Tujuan, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan pribadi yang utuh, serasi dalam diri dengan lingkungan secara menyeluruh.
2.3 Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum ini berlandaskan pada pandangan pendidikan interaksionis. Menurut pandangan ini pendidikan bukan upaya sendiri melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama. Melalui kerjasama dan interaksi ini siswa berusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Konsep kurikulum rekonstruksi sosial menekankan pada minat dan kebutuhan sosial siswa, dengan kata lain kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Ada beberapa ciri-ciri kurikulum rekonstruksi sosial, yaitu:
i. tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada masalah-masalah yang dihadapi manusia. Masalah-masalah tersebut merupa-kan bidang garapan studi sosial, yang perlu didekati dengan bidang-bidang studi yang lain seperti ekonomi, sosial psikologi, estetika, ilmu pengetahuan alam dan matematika.
ii. masalah-masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan-pertanyaan sebaiknya mengarahkan siswa untuk mengungkapkan lebih mendalam, bukan saja dari buku-buku dan kegiatan laboratorium tetapi juga dari kehidupan nyata dalam masyarakat.
iii. organisasi kurikulum dimulai dari tema utama dan dibahas secara pleno dari tema utama dijabarkan topik-topik yang akan dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan, kunjungan dan lain-lain.
2.4 Kurikulum Teknologi
Kurikulum ini berlandaskan pada pandangan teknologi pendidikan. Konsep kurikulum teknologi memandang bahwa kurikulum dibuat sebagai suatu proses teknologi untuk dapat memenuhi keinginan pembuat kebijakan. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan.
Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada pengguna-an alat-alat teknologis untuk menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-model pembelajaran yang banyak melibatkan penggunaan alat. Dalam arti teknologi sistem, teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pem-belajaran atau rencana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pembelajaran ini bisa semata-mata program sistem, bisa program sistem yang ditunjang dengan alat dan media, dan bisa juga program sistem yang dipadukan dengan alat dan media pembelajaran.
Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan memiliki beberapa ciri khusus.
i. tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku.
ii. belajar ditekankan pada penyelesaian serangkaian tugas-tugas.
0 Response to "Macam-macam Model Konsep Kurikulum"
Post a Comment