SEGMENTASI GAYA HIDUP PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PEMASARAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

Segmentasi adalah usaha untuk membagi suatu populasi menjadi kelompo-kelompok yang dapat dibedakan satu sama lain, dan salah satu cabang ilmu yang banyak mengambil segmentasi adalah pamasaran.

Pasar yang tersegmentasi dengan baik dapat dijangkau dan dilayani lebih efisien, lebih baik dan mudah dikelola karena cenderang lebih mudah merespon terhaadap sebuah stimuli. 

Diluar kegiatan bisnis, segmentasi pasar juga dapat di gunakan dalam memperkenalkan undang –undang –udang baru dan juga melakukan kampenye social, politik, serta menggairahkan keagamaan (kasali,1998).

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), tidak ada cara tunggal untuk membuat segmentasi pasar yang baik. Namun ada beberapa variabel pokok yang sering digunakan sebagai pembeda untuk memecah populasi menjadi kelompok-kelompok atau segmen. 

Dewasa ini semakin banyak perusahaan menyadari bahwa masa mass marketing telah berakhir. Perusahaan semakin menyadari bahwa pasar terdiri dari banyak pembeli, dan para pembeli berbeda dalam satu atau lebih hal. Mengenai keinginan, daya beli, lokasi, perilaku belanja, dan praktik berbelanja. Maka Melalui segmentasi, perusahaan membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen-segmen yang lebih kecil yang dapat dijangkau secara efisien dan efektif dengan produk dan layanan yang unik sesuai dengan kebutuhan pasar (Kotler dan Amstrong, 2004).

Dengan menggunakan segmentasi pasar maka kita dapat digunakan sebagai informasi untuk memilih pasar dan peluang usaha, merebut pasar dari segmen pasar yang dikuasai pemilik pasar dan memberikan pelayanan terbaik serta melakukan analisa perikalaku konsumen dan melakukan desain produk agar lebih menarik.

Kotler dan Amstrong (2004) berpendapat bahwa tidak ada satu cara yang unik untuk melakukan segmentasi pasar. Seorang pemasar harus mencoba berbagai variabel segmentasi satu per satu atau kombinasinya.

Kotler dan Amstrong (2004) menuliskan empat variabel utama yang umum digunakan untuk melakukan segmentasi pasar. Variabel tersebut adalah geografis, demografis, psikografis dan perilaku.

Segmentasi geografis itu menyangkut tentang bangsa, daerah, kota, dan lingkungan

Segmentasi demografis ini menyangkut tentang jenis kelamin, usia, besarnya keluarga dan juga mengenai pendapatan.

Segmentasi phisikografis ini menyangkut tentang kelas social, gaya hidup dan karakter. Dan yang ke empat adalah mengenai segmentasi perilaku berbeda dengan ketiga segmen di atas kerena ini menyangkut dengan pengetahuan, sikap dan tanggapan konsumen terhadap suatu produk.

Dari ke empat variabel segmentasi pasar di atas yang paling sering di gunakan adalah adalah segmentasi demografis karena sifatnya mudah di ukur. 

Gaya hidup adalah bagaimana sesorang menggunakan uang dan waktunya kita tahu bahwa gaya hidup akan mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsinya. 

Joseph Plumer (1974) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas-aktifitas

manusia dalam hal menghabiskan waktunya, minatnya, pandangan terhadap diri sendiri dan orang lain serta karakternya.

VALS (Value and Lifestyle) adalah salah satu contoh pendekatan segmentasi gaya hidup yang lain.

Pendekatan ini menggunakan gabungan beberapa

teori, yaitu:

1. Teori hirarki kebutuhan manusia (need hierarchy) yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow. Memiliki lima tingkat kebutuhan yang dilalui oleh manusia secara bertingkat yaitu: kebutuhan fisik dasar, rasa aman, memiliki, esteem, dan aktualisasi diri. VALS mengidentifikasi nilai-nilai (values) yang dianut masyarakat pada setiap tingkat kebutuhan tersebut.

2. Teori tentang dorongan-dorongan kepribadian (The inner and outer directed personality theory) yang diperkenalkan oleh Riesman, Glazer dan Denney (1950). Di dalam VALS, terminology other directed diubah menjadi outer directed (dorongan dari luar). Segmentasi psikografis tidak semata-mata didasarkan atas gaya hidup. Mengutip pendapat Peter dan Olson (1994) bahwa segmentasi psikografis

Dalam hal mengenai cara melakukan segmentasi pasar Levy (2001) berpendapat bahwa segmentasi yang baik harus mudah dipahami, memiliki cukup segmen, relevan dengan tujuan segmentasi, dan memberikan cukup informasi yang akan digunakan untuk mengambil keputusan.Salah satu variabel yang dapat kita gunakan untuk segmentasi pasar adalah gaya hidup, maka bisa kita lihat Kembali pendapat para ahli bahwa nilai-nilai yang dianut oleh individu mempengaruhi gaya hidupnya, maka untuk melakukan segmentasi gaya hidup perlu juga dilandasi atas pengetahuan mengenai nilai-nilai yang dianut oleh individu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEGMENTASI GAYA HIDUP PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PEMASARAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA"

Post a Comment