Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

a). Tenaga Pengajar (Guru)


Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:


Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.


Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.


Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.


Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.


Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah:


1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.


4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.


6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.


7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.


Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:


1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa 


Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.


2) Menciptakan situasi belajar yang positif


Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.


3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa


Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :


- Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa


-Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif


- Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.'' 


- Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.


4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas


Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.


5) Memanfaatkan balikan (feedback) 


Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.


6) Memperhatikan kebutuhan siswa 


Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.


7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok


Membangun sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.


b). Upaya-upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. 


Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.


1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar


Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar antar lain :
Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.


Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.


Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek.


Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang.


Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar. 


2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran


Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa dengan cara sebagai berikut.
a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya


b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong


c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar


d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah


e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar


f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.


3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa


Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. 


Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :


a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya


b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa


c) Guru memecahkan hal-hal yang sukar, dengan mencari “cara memecahkan”.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.


e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.


g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.


h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. 


4) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar 


Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :


a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan 


b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai


f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.


Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :


g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya

i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.
b. Peserta Didik (Calon Guru)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar"

Post a Comment