SOSIALISASI POLITIKDALAM MASYARAKAT TOTALITER

SOSIALISASI ORANG DEWASA 



Sosialisasi politik selama kehidupan orang dewasa belum banyak diteliti orang, sekalipun terdapat beberapa pembuktian yang muncul dari studi-studi-studi mengenai tingkah laku pemilihan atau elektoral, kesadaran kelas, pengaruh dari situasi-situasi kerja dan perkembangan ideologi. Walaupun demikian setidak-tidaknya adalah mungkin untuk mensugestikan bahwa bidang-bidang mengenai sosialisasi orang dewasa itu adalah penting. 

Justru seperti halnya anak yang diantarkan secara bertahap kepada kontak dengan dunia di sekitar dirinya setahap demi setahap, demikian pula halnya dengan para remaja dan perubahan dari masa remaja menjadi dewasa, menunjukkan adanya suatu tahap lainnya yang penting dalam sosialisasi politik. 

Pengetahuan, nilai-nilai dan sikap-sikap yang diperoleh seseorang selama masa kanak-kanak dan masa remaja akan diperbandingkan dengan pengalaman dan kehidupan semasa dewasa. Semua itu dapat diperkokoh, dirusak atau diubah oleh pengalaman, maka mensugestikan kebalikannya adalah sama dengan mengemukakan tingkah laku politik yang statis. Apabila proses sosialisasi orang dewasa tersebut cenderung memperkokoh tingkah laku masa kanak-kanak dan masa remaj, mungkin tingkat perubahan mungkin hanya terbatas pada bertambahnya konservatisme dengan semakin bertambah usia. Akan tetapi apabila terjadi konflik maka bisa berlangsung perubahan-perubahan radikal dalam tingkah laku politik sebagai akibatnya. Konflik sedemikian itu bisa mempunyai akar-akarnya sejak sosialisasi politik pada usia yang sangat muda, akan tetapi bisa juga berlangsung karena pengalaman-pengalaman sosialisasi di kemudian harinya. 

Almond an verba secara efektif mengihtisarkan hasil-hasil sosialisasi politik di Amerika Serikat dalam studi mereka The Civil Culture. Data mereka mendukung pandangan bahwa sistem politik itu secara luas dapat diterima Amerik Serikat. Akan tetapi di dalam penerimaan tersebut tampaknya terdapat banyak tingkatan dan jajarannya yang bergerak dari penerimaan secara total sampai mendekati penolakan. Dengan demikian suatu studi mengenai sosialisasi politik disuatu daerah Amerika Serikat mengarahkan para penulisnya untuk mengajukan kesimpulan sebagai berikut : Anak-anak di daerah Appalachian yang relatif miskin secara dramatis kurang menguntungkan terhadap objek-objek politik daripada rekan-rekan mereka dibagian-bagian lain dari bangsanya. Sama halnya dalam usaha menyelidiki sosialisasi politik dikalangan orang-orang Negro Amerika. Dwaine Marvick menemukan bahwa tidak hanya dapat dibuat perbedaan yang berarti diantara sosialisasi terhadap orang-orang kulit putih dengan orang-orang Negro saja, akan tetapi juga juga diantara bermacam-macam sub-kelompok. 



SOSIALISASI POLITIKDALAM MASYARAKAT TOTALITER 



Hanya dengan jalan membentuk kembali secara radikasi, ajaran, organisasi, dan pendidikan anak-anak muda, kita akan mampu menjamin bahwa hasilnya akan merupakan kreasi dari suatu masyarakat yang tidak akan sama dengan masyarakat lama, yaitu Masyarakat Komunis V.I.Lenin. Secara langsung tak langsung, semua pemerintah berusaha untuk mensosialisasikan para anggota masyarakat sampai derajat-derajat yang berbeda, dengan jalan mengontrol informasinya, akan tetapi dalam masyarakat totaliter pengontrolan tersebut meliputi segala-segalanya. 

Satu penelitian secara khusus telah dilakukan guna menyelidiki nilai-nilai pengasuhan anak yang dilakukan oleh berbagai generasi orang tua Rusia, nilai-nilai itu adalah : 

1. Tradisi : terutama agama, namun juga termasuk ikatan-ikatan kekeluargan dan tradisi pada umumnya. 

2. Prestasi : ketekunan, pencapaian/perolehan, ganjaran-ganjaran materiil, mobilitas sosial. 

3. Pribadi : kejujuran, ketulusan, keadilan, kemurahann hati. 

4. Penyesuaian diri : “ bergaul dengan baik “, “menjauhkan diri dari kericuhan”, “keamanan dan ketentraman”. 

5. Intelektual : belajar dan pengetahuan sebagai tujuan. 

6. Poloitik : sikap-sikap, nilai-nilai, dan kepercayan-kepercayaan berkaitan dengan pemerintah. 


SOSIALISASI POLITIK DALAM MASYARAKAT PRIMITIF 



Dalam masyarakat primitif peranan sosialisasi pasa umumnya tampak paling jelas, khususnya dalam masyarakat yang tengah atau telah cukup lama berdiri untuk menegakkan tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat, yang menetapkan struktur dan peranan-peranan masyarakat. Betapapun juga, proses sosialisasi pada masyarakat primitif banyak sekali bedanya, walaupun mereka, seperti yang telah diperlihatkan oleh Le Vine, memiliki ciri-ciri umum tertentu yang sama. 

Le Vine menyelidiki sosialisasi di kalangan dua suku bangsa di Kenya barat-daya, kedua suku bangsa tersebut merupakan kelompok-kelompok yang tidak tersentralisir dan sifatnya patriakis. 



SOSIALISASI POLITIK DALAM MASYARAKAT BERKEMBANG 



Vine mengemukakan bahwa ada 3 faktor penting dalam sosialisai ditengah masyarakat-masyarakat berkembang : 

1. Pertumbuhan penduduk dinegara-negara berkembang dapat melampaui kapasitas mereka untuk “memodernisir” keluarga tradisional lewat industrialisasi dan pendidikan. 

2. Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional anatara jenis-jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih erat terikat pada yang disebut belaknagan ini, namun si ibu dapat memainkan satu peranan penting pada saat sosialisasi dini dari anak. 

3. Adalah mungkin bahwa pengaruh urbanisasi yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menyumbangkan nilai-nilai tradisional, paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai kedalam daerah-daerah perkotaan, khusunya dengan pembentukan komunitas-komunitas kesukuan dan etnis didaerah-daerah ini. 

Bukti yang disajikan mengenai sosialisai politik, mengsugestikan bahwa beberapa proses sedemikian itu memang perlu, bahwa mungkin tidak bisa dihindari. Tidak ada pemutusan hubungan dengan masa lalu yang lebih sempurna. Suatu elemen kesinambungan akan tetap ada, sekalipun telah menghasilkan perubahan-perubahan yang fundamental dan bisa menjangkau masa jauh. Dalam uasahanya untuk melupakan masa lampaunya, betapapun berbedanya masa depan itu dengan masa yang telah lewat, masayarakat itu akan tetap dipengaruhi oleh masa lalunya. Oleh karena itu sosialisasi politik jelas erat sekali terlibat dalam proses perubahan. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " SOSIALISASI POLITIKDALAM MASYARAKAT TOTALITER "

Post a Comment