PROSES INTEGRASI KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN


  Proses integrasi kegiatan komunikasi pemasaran diringkas secara sederhana oleh Chriss Fill (1995) dalam sebuah model yang terdapat dalam buku karangannya yaitu Marketing Communication. Model tersebut dapat dilihat pada tabel 1.5 di bawah ini.



Tabel 1.5 Model Proses Integrasi Kegiatan Komunikasi Pemasaran 

Dari model pada tabel 1.5, dapat dipelajari bahwa proses untuk mengintegrasikan kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan dengan cara mengintegrasikan dari elemen – elemen dari komunikasi pemasaran yaitu advertising, direct response, sales promotion, public relation, dan personal selling untuk mengkomunikasikan pesan kepada target audiens. Sehingga setiap elemen dalam komunikasi pemasaran tidak dapat digunakan secara terpisah tetapi harus dikombinasikan untuk dapat menopang satu dengan yang lainnya. 

Efektivitas dari proses integrasi kegiatan komunikasi pemasaran dapat dimaksimalkan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran dari komunikasi pemasaran, positioning merek produk dan atau merek perusahaan, anggaran yang dimiliki oleh perusahaan, hasil riset dan evaluasi, dan faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas dari kegiatan komunikasi pemasaran. Hal – hal tersebut harus dipertimbangkan secara matang di dalam mengintegrasikan elemen – elemen komunikasi pemasaran. 

Petrison and Wang (1996), menyatakan beberapa penghalang dalam proses integrasi elemen komunikasi pemasaran, yaitu: 

§ Tersedianya database pemasaran yang memungkinkan pemasar untuk mendesain komunikasi spesifik terhadap tipe – tipe konsumen tertentu. 

§ Berkembangnya konsep niche marketing dan micro marketing, dimana konsep tersebut menerapkan pesan yang berbeda dan terpisah untuk setiap segmen konsumen. 

§ Metode spesifik yang digunakan oleh praktisi periklanan pada tiap ragam alat komunikasi pemasaran mempengaruhi pesan yang disampaikan. 

§ Adanya diversifikasi usaha atau departemen dalam perusahaan. 

§ Adanya perbedaan budaya secara nasional dan internasional sehingga suatu pesan tidak dapat dicerna dengan baik untuk budaya yang berbeda. 



ANALISA STRATEGI BRAND PLACEMENT 

KONSEP BRAND PLACEMENT 

Strategi brand placement adalah strategi kegiatan penempatan nama merek, produk, kemasan produk, lambang atau logo tertentu dalam sebuah film, acara televisi ataupun media bergerak lain untuk meningkatkan ingatan audience akan merek tersebut dan untuk merangsang terciptanya pembelian. 

Pengertian lain dari brand placement adalah penempatan komersil yang dilakukan melalui program media tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan visibilitas sebuah merek atau produk dan jasa. Penempatan yang dilakukan secara halus dan merupakan satu kesatuan dari media yang digunakan sehingga diharapkan visibilitas merek akan terangkat. Tingginya kegiatan brand placement dalam komunikasi merek produk industri mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik di dalalm mempengaruhi sikap konsumen terhadap sebuah merek (Avery and Ferraro, 2000). 

Astous and Seguin (1998) membagi bentuk brand placement dalam tiga jenis yaitu: 

1. Implicit Brand Placement 

Jenis dari brand placment dimana sebuah merek / produk / perusahaan tampil dalam sebuah film atau program tanpa disebutkan secara formal. Sifat brand placement ini adalah pasif sehingga nama merek, logo ataupun nama perusahaan muncul tanpa adanya penjelasan apappun mengenai manfaat ataupun kelebihan. 

2. Integrated Explicit Brand Placement 

Jenis dari brand placement dimana sebuah merek / produk / perusahaan disebutkan secara formal dalam sebuah program. Sifat brand placement ini adalah aktif, dan pada tipe ini manfaat ataupun keunggulan produk dikomunikasikan. 

3. Non Integrated Explicit Brand Placement 

Jenis dari brand placement dimana sebuah merek / produk / perusahaan disebutkan secara formal dalam sebuah program tetapi tidak terintegrasi dalam isi program / film. Nama sponsor dimunculkan pada awal atau pertengahan dan mungkin diakhir acara ataupun merupakan bagian dari nama program atau film. 



Russel (1998) mengklasifikasikan brand placement dalam tiga dimensi yaitu visual, auditory dan plot connection 

1. Visual Dimention 

Dimensi ini merujuk pada tampilan sebuah merek dalam sebuah layar atau dikenal dengan istilah screen placement. Bentuk dimensi ini memiliki tingkatan yang berbeda, tergantung pada jumlah tampilan dalam layar, gaya pengambilan kamera atas suatu produk dsb. 

2. Auditory Dimention 

Dimensi ini merujuk pada penyebutan suatu merek dalam sebuah dialog atau dikenal dengan istilah script placement. Bentuk dimensi ini memiliki variasi tingkatan, tergantung pada konteks penyebutan merek, frekuensi penyebutan merek dan penekanan atas suatu merek melalui gaya bahasa, intonasi dan penempatan pada dialog serta aktor yang menyebutkan merek tersebut. 



3. Plot Connection Dimention (PCD) 

Dimensi ini merujuk pada integrasi penempatan merek dalam cerita sebuah film. PCD yang rendah tidak akan efektif dalam pengkomunikasian merek sedangkan PCD yang tinggi memperkuat tema elemen cerita. (Holbrook and Grayson 1996)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PROSES INTEGRASI KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN"

Post a Comment