Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah kondisi patologis arteri koroner (aterosklerosis koroner) yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung (Smeltzer & Bare, 2002. p. 776). Aterosklerosis koroner menyebabkan penyempitan lumen (lubang) arteri dan penyumbatan aliran darah ke jantung, sehingga suplai darah tidak adekuat (iskemia). 

Manifestasi utama iskemia miokardium adalah nyeri dada (angina), dan iskemia yang lebih berat akan menyebabkan kerusakan sel jantung, yang disebut infark miokardium. Sel-sel jantung yang mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti dengan jaringan parut. Apabila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalami kegagalan, artinya jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (gagal jantung). Manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang lain adalah berupa perubahan pola elektrokardiografi (EKG), disritmia, dan kematian mendadak. 


2.1.1 Angina 



Angina atau angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Penyebabnya diperkirakan karena berkurangnya aliran darah koroner (biasanya akibat sumbatan arteri koroner), menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekwat. Sakit angina adalah khas, yaitu  nyeri dada/ sesak napas di tengah dada yang bisa menyebar sampai ke leher dan rahang, pundak kiri atau kanan dan lengan, bahkan sampai punggung. Kadang-kadang angina dirasakan seperti ‘sulit bernapas’. Lama/ durasi nyeri berkisar sekitar 15 menit atau lebih lama, dan akan berkurang bila istirahat atau dengan pemberian obat vasodilator, atau faktor pencetus/ presifitasinya dihilangkan. Bentuk lain dari angina adalah Angina tidak stabil (Unstable Angina), yaitu sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak. Unstable angina merupakan simtom yang menunjukan keadaan buruk sehingga harus ditangani secara serius. Pada Unstable angina kekurangan oksigen ke otot jantung dapat menjadi parah (acute), sehingga amat berbahaya; risiko komplikasi terjadinya serangan jantung amat besar. Bentuk lain angina adalah Variant Angina, yaitu terjadi bila arteri koroner mengalami spasm (kejang) atau mengerut secara mendadak. Ini dapat terjadi pada arteri koroner normal, tetapi yang sering adalah bila di arteri tersebut sudah terdapat plak. 

Pada penelitian ini, indikator/ tanda dan gejala angina tidak termasuk yang diteliti, karena data karakteristik nyeri dada yang dirasakan pasien saat serangan, pada umumnya tidak tercatat dalam status pasien/ catatan medis (medical record). 


2.1.2 Serangan jantung/ infark miocard 



Infark miokardium atau serangan jantung mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang ke otot/ jaringan jantung. Gejala utama Infark miokardium adalah nyeri dada yang tiba- tiba dan berlangsung terus menerus (biasanya menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari atau tidak akan hilang dengan istirahat maupun pemberian vasodilator), terletak di bagian bawah sternum dan perut atas. Rasa nyeri yang tajam dan berat, bisa 




menyebar ke bahu dan lengan kiri. Evaluasi diagnostik yang digunakan sebagai petanda infark miokardium adalah: peningkatan pada nilai enzim jantung (Kreatinin kinase/ CK) dan isoenzim serum (CK-MB), Troponin I dan Troponin T, dipandang sebagai petanda/ indikator sensitif dan dapat dipercaya dalam menegakkan diagnosa infark miokardium. Troponin I dan T yang hanya terdapat pada miosit jantung, saat ini merupakan petanda biokimia yang paling sensitif (gold standard). Pemeriksaan LDH (lactate dehydrogenase) dan AST jarang dilakukan karena sering memberikan hasil yang positif 

palsu (Nur Haryono, 2007. pada The 7th Symposium on Clinical Cardiology & ECG Course). 



Tanda lain dari terjadinya iskemik otot jantung adalah aritmia/ disritmia, yang tampak pada hasil elektrokardiografi (EKG). Monitoring EKG multi sandapan direkomendasikan jika pasien mengalami episode baru nyeri dada, triage EKG yang terdiri atas: ST segmen elevasi, ST segmen depresi, dan EKG normal. Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang elektrokardiografi (EKG). Disritmia dibedakan berdasarkan tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin terjadi meliputi bradikardia, takikardia, flutter, fibrilasi, denyut prematur, dan lain-lain (Smeltzer & Bare, 2002, p. 

756-765). Karena keterbatasan peneliti, maka aritmia pada penelitian hanya dilihat dari frekuensi denyut nadi. 





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penyakit Jantung Koroner"

Post a Comment