PENGERTIAN ANTI EPILEPSI
Pengertian
Epilepsi
dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih dikenal dengan
penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala
biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi adalah pelepasan
muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu
dalam otak yang diakibatkan oleh : luka di otak (absen, tumor,
arteriosklerosis), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang
dapat memprodvokasi serangan epilepsi.
Jenis-jenis epilepsi
1.
Grand mal. (tonik-klonik umum)
Timbul
serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan
pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa, mata
membeliak dan lain-lain disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
2.
Petit mal
Serangannya
hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. Dalam kasus ini bila serangan
berlangsung berturut-turut dengan cepat dapat juga terjadi status epileptikus.
3.
Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran
terganggu hanya sebagian tanpa hilangnya ingatan dengan memperlihat kan prilaku
otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan
Tujuan pengobatan pada penderita
epilepsi adalah :
·
Menghindari kerusakan sel-sel otak
·
Mengurangi beban sosial dan psikologi pasien
maupun keluarganya.
·
Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah
serangan berkurang
Dewasa
ini terapi obat pada pasien eplepsi apapun jenisnya selalu dimulai dengan obat
tunggal . Pilihan obat ditentukan dengan melihat tipe epilepsi. Dengan
pemberian obat tunggal diperoleh keuntungan sebagai berikut :
·
Mudah mengevaluasi hasil pengobatan
·
Mudah mengevaluasi kadar obat dalam darah
·
Efek samping obat minimal
·
Interaksi obat dapat dihindari.
Tetapi
dalam kenyataannya ternyata 1/3 kasus yang terjadi tidak dapat dikendalikan
dengan obat tunggal, harus dengan obat kombinasi. Pemberian obat anti epilepsi
selalu dimulai dengan dosis rendah dinaikkan bertahap sampai epilepsi terkendali. Pemutusan obat secara
mendadak harus dihindari terutama untuk
golongan barbiturat dan benzodiazepin karena dapat memicu kambuhnya serangan.
Tindakan
non medis yang dilakukan pada penderita epilepsi saat ini adalah menghilangkan
penyebab penyakit setelah dilakukan operasi otak serta menjauhkan dari segala
factor penyebab (stress, alkohol dll.)
Penggolongan
1.
Golongan
hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis
epilepsi, contoh fenitoin.
2.
Golongan barbiturat,
sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan karena
paling murah terutama digunakan pada serangan grand mal. Biasanya untuk
pemakaian lama dikombinasi dengan kofein atau efedrin guna melawan efek
hipnotiknya. Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena dapat memperburuk
kondisi penderita. Contoh fenobarbital dan piramidon
3.
Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat
antidepresif dan anti konvulsif. Digunakan pada jenis grand mal dan psikomotor
dengan efektifitas sama dengan fenitoin.
4.
Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat anksiolitika,
relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv.yang termasuk golongan ini adalah
diazepam yang dalam hati akan di biotransformasi menjadi desmetildiazepam yang
aktif, klorazepam yaitu derivat klor yang berdaya anti konvulsiv kuat dan
klobazepam yaitu derivat 1,5 benzodiazepin yang berkhasiat sebagai anti
konvulsiv sekuat diazepam dipasarkan sebagai transquilizer
5.
Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi
epilepsi umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti
konvulsi asam valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama amino butirat
acid (GABA) di dalam otak.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1. Fenitoin
Indikasi
|
Semua jenis epilepsi, kecuali
petit mal, status epileptikus
|
Kontra indikasi
|
Gangguan hati, hamil, menyusui
|
Efek samping
|
Gangguan saluran cerna, pusing
nyeri kepala tremor, insomnia dll
|
Sediaan
|
Phenytoin (generik) kapsul 100
mg, 300 mg
|
2. Penobarbital
Indikasi
|
Semua jenis epilepsi kecuali
petit mal, status epileptikus
|
Kontra indikasi
|
Depresi pernafasan berat,
porfiria
|
Efek samping
|
Mengantuk, Letargi, depresi
mental dll
|
Sediaan
|
Phenobarbital (generik) tabl. 30
lmg, 50 mg cairan inj. 100 mg/ml
|
3. Karbamazepin
Indikasi
|
Epilepsi semua jenis kecuali petit
mal neuralgia trigeminus
|
Kontra indikasi
|
Gangguan hati dan ginjal,
riwayat depresi sumsum tulang
|
Efek samping
|
Mual, muntah, pusing, mengantuk,
ataksia, bingung.
|
Sediaan
|
Karbamazepine (generik) tablet
200 mg
|
4. Klobazam
Indikasi
|
Terapi tambahan pada epilepsi
penggunaan jangka pendek untuk ansietas
|
Kontra indikasi
|
Depresi pernafasan
|
Efek samping
|
Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi
|
Sediaan
|
Clobazam (generik) tablet 10 mg
|
5. Diazepam
Indikasi
|
Status epileptikus, konvulsi
akibat keracunan
|
Kontra indikasi
|
Depresi pernafasan
|
Efek samping
|
Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala, vertigo
|
Sediaan
|
Diazepam (generik) tablet 2 mg.
5 mg
|
0 Response to "PENGERTIAN ANTI EPILEPSI"
Post a Comment