PENDIDIKAN MEMBANGUN KARAKTER[1]


Sampai saat ini pemerintah Indonesia atau para pembuat kebijakan melakukan berbagai usaha agar bangsa ini bisa keluar dari dampak krisis ’ekonomi’ yang menerpa Indonesia pada tahun 1998. Negara yang mengalami krisis ekonomi waktu itu tidak hanya Indonesia, namun juga Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia. Namun negara-negara tetangga tersebut relatif jauh lebih cepat, atau dalam waktu relatif singkat, berhasil memulihkan keadaan perekonomian mereka. Namun tidak demikian halnya dengan Indonesia. Akhir-akhir ini Presiden dan Wakil Presiden R.I beberapa kali pergi ke luar negeri untuk mempromosikan Indonesia, dan membujuk para pemilik modal atau para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dengan bermacam-macam janji kemudahan. Namun para investor tak kunjung datang. Mereka lebih suka melirik ke negara-negara lain. Yang lebih memperihatinkan, yang melirik negara tetangga bukan hanya investor asing namun juga investor Indonesia. Mengapa?

Negara-negara tetangga kita bisa lebih cepat bangkit karena mereka hanya mengalami masalah ekonomi. Masalah perekonomian bisa diatasi dengan kebijakan ekonomi. Namun akar krisis ’ekonomi’ Indonesia jauh lebih dalam, yaitu krisis karakter . Krisis ekonomi ini hanyalah salah satu wujud dari krisis karakter yang diderita bangsa Indonesia. Sebab itu krisis ekonomi di Indonesia disertai dengan konflik sosial yang dahsyat, berupa konflik horizontal yang berbau SARA, dan konflik ini berkepanjangan. Hal ini tidak terjadi di Malaysia, atau Thailand, atau di Korea Selatan. Oleh karena itu, penanganan dampak krisis hanya dengan kebijakan ekonomi saja hasilnya akan sangat terbatas dan sementara. Indonesia memerlukan perbaikan yang lebih mendasar yaitu perbaikan karakter.

Dalam pergaulan dunia yang makin tanpa batas, suatu bangsa yang tanpa karakter, secara potensial memikul risiko sangat besar. Bukan saja bangsa yang bersangkutan akan mengalami krisis ekonomi dan sosial, namun kalau tidak hati-hati, eksistensinya sebagai suatu bangsa bisa berakhir, dan bahkan berakhir secara tragis. Tengoklah beberapa negara di Afrika sekarang ini. Konflik horizontal antar kelompok atau antar suku, atau antar agama, yang makan korban jiwa sangat banyak, praktis telah menggiring negara-negara yang bersangkutan kepinggir jurang kehancuran, walaupun beberapa diantaranya adalah bangsa atau negara yang kaya sumber daya alam. 

Disamping memperkecil risiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain. Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional. Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika. Pembangunan kararkterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama. Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya. 

Risalah ini akan menyoroti beberapa keadaan yang menunjukkan krisis karakter yang sedang dialami Indonesia, beberapa penyebab dari krisis tersebut, dan usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal agar kontribusinya lebih besar dalam pembangunan karakter. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENDIDIKAN MEMBANGUN KARAKTER[1] "

Post a Comment