Obat Anti Hipertensi

Ringkasan 

Walaupun terdapat banyak ketersediaan obat antihipertensi, akan tetapi banyak pasien hipertensi gagal mencapai target tekanan darah yang dikehendaki. Pasien­-pasien hipertensi tersebut tetap memiliki resiko morbiditas serta mortalitas kardiovaskuler yang tinggi dan membutuhkan pilihan terapi yang efektif untuk mengurangi resiko tersebut. Penatalaksanaan hipertensi saat ini menunjukkan bahwa banyak pasien yang membutuhkan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang dikehendaki. Beberapa kombinasi antihipertensi telah ada, meskipun tidak ada dosis kombinasi tetap yang menunjukkan keuntungan kombinasi antara penghambat kanal kalsium (CCB) penghambat reseptor angiotensin II (AIIRA). Makalah ini membahas mengenai penggunaan kombinasi terapi yang rasional valsartan sebagai penghambat reseptor angiotensin II serta amlodipine sebagai penghambat kanal kalsium serta diskusi data-data klinis sebagai pendekatan terhadap terapi hipertensi. 



Summary 

Although there are many available antihypertensive drugs, but many patients with hypertension fail to achieve the desired blood pressure target. ¬-hypertensive patients remain at risk of cardiovascular morbidity and mortality is high and requires an effective therapeutic option to reduce the risk. Current management of hypertension suggests that many patients who require combination antihypertensive medications to achieve the desired blood pressure target. Some combinations of antihypertensive have been there, although there is no fixed dose combinations that demonstrate the advantages combination of calcium channel blockers (CCB) angiotensin II receptor antagonists (AIIRA). This paper discusses about the rational use of combination therapy valsartan as inhibitors of angiotensin II receptors as well as calcium channel blockers amlodipine and discussion of clinical data as an approach to the treatment of hypertension.
I. Pendahuluan 

Di Eropa, penyakit kardiovaskuler (CVD) menyebabkan angka kematian sebesar 4,35 juta/tahun (49% dari penyebab kematian total) dan menghabiskan dana di Eropa kurang lebih sebesar 169 juta dollar tiap tahunnya. Hipertensi secara klinis didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih besar dari 140/90 mmHg, yang merupakan salah satu faktor resiko untuk penyakit kardiovaskuler yang dapat diobati. Hampir setengah dari penduduk dewasa di Eropa (rentang umur 35-64 tahun) dan kurang lebih seperempat (1/4) dari penduduk dewasa di dunia memiliki penyakit hipertensi. 

Meskipun diketahui bahwa terapi obat antihipertensi dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, akan tetapi target dari tekanan darah yang dikehendaki belum sepenuhnya optimal dan tercapai. Penatalaksanaan hipertensi terkini di Eropa bertujuan untuk mencapai tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg, yang tidak selamanya selalu terpenuhi. Frekuensi yang tinggi dari hipertensi tidak terkontrol telah dilaporkan oleh WHO melalui MONICA (Multinational Monitoring of Trends and Determinan in Cardiovasculer Disease), yang mengevaluasi prevalensi dan kontrol dari pasien hipertensi pada dua studi survei uji silang (cross sectional) independen yang dilakukan pada awal tahun 1980 hingga pertengahan tahun 1990 pada 24 populasi yang berbeda di Eropa, AustraIia, Kanada dan Amerika. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa diantara individu penderita hipertensi pada kelompok umur 35-64 tahun, hanya 13-38% dari populasi laki-Iaki dan 17-54% populasi wanita yang menerima terapi obat penurun tekanan darah. Bahkan ketika terapi antihipertensi diberikan, masih banyak pasien tidak mencapai kontrol tekanan darah yang optimal dan adekuat. Studi oleh MONICA menunjukkan bahwa 13-67% dari populasi pada pria dan 12­-63% dari populasi wanita mendapatkan terapi untuk mencapai kontrol tekanan darah. Data terbaru tersebut menunjukkan bahwa tidak lebih dari 10% dari pasien yang diterapi mencapai target tekanan darah di banyak negara Eropa. 

Kontrol tekanan darah yang tidak adekuat dapat meningkatkan resiko komplikasi jangka panjang penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi tersebut, seperti infark miokardium, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, dan mortalitas dini. Untuk individual pada usia 40-60 tahun, berhubungan dengan peningkatan resiko mortaIitas karena penyakit kardiovaskuIer dua kali lebih besar setiap peningkatan 20 mmHg untuk tekanan sistolik (SBP/Systolic Blood Pressure) atau peningkatan 10 mmHg untuk tekanan diastolik (DBP/ Diastolic Blood Pressure) pada interval tekanan darah 115/75 - 185/115 mmHg. Komplikasi kardiovaskuler yang muncul pada pasien dengan terapi hipertensi yang tidak adekuat juga memiliki dampak pada beban keuangan karena ongkos rumah sakit dan perawatan medis. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Obat Anti Hipertensi"

Post a Comment