Hambatan Pada Pengaturan Tekanan Darah Yang Adekuat

Penanganan hipertensi yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut termasuk faktor yang terkait pasien sendiri (contoh : kurangnya pengetahuan dan perhatian tentang hipertensi), faktor lingkungan (contoh: merokok dan gaya hidup yang tidak sehat) dan faktor tenaga kesehatan ( contoh: terapi agresif yang tidak adekuat). 

Gejala klinis hipertensi yang terkadang asimptomatis dan kurangnya pengetahuan terkait dengan target tekanan darah tetap merupakan haIangan utama untuk mencapai target tekanan darah yang dikehendaki. Survei skala besar sebagai bagian dari proyek WHO MONICA menunjukkan tingkat prosentase dari individu yang sadar akan penyakit hipertensinya berkisar antara 30% di Belfast, Inggris, dan 62% di Catalonia, Spanyol. Meskipun angka kesadaran dan terapi hipertensi meningkat selama periode studi 10 tahun, tekanan darah tetap belum adekuat yang menggambarkan bahwa terapi lebih awal dan agresif merupakan hal yang kritis, dimana terdapat banyak intervensi lainnya selama pengobatan seperti perubahan gaya hidup dan peningkatan tekanan darah. 

Beberapa faktor lingkungan seperti merokok, konsumsi alkohol, masukan kalori, konsumsi garam dan kalium, dan kurangnya aktifitas fisik dapat mempengaruhi tekanan darah. Walaupun modifikasi gaya hidup dapat menunjukkan perbaikan tekanan darah dan penatalaksanaan hipertensi menekankan pentingnya mengatur gaya hidup, beberapa intervensi nonfarmakologi tetap memiliki pengaruh yang kurang dalam menurunkan tekanan darah. 

Terminologi dari "Clinical Inertia" menggambarkan suatu situasi dimana seorang dokter mengenali bahwa terdapat suatu masalah, akan tetapi gagal untuk mengambil tindakan. Studi dari perilaku tenaga kesehatan telah menunjukkan bahwa dokter gagal untuk meningkatkan dosis terapi pada pasien hipertensi atau untuk mencoba pengobatan terbaru pada pasien hipertensi dengan peningkatan tekanan darah. Sebagai contoh pada tahun 1993, 84% dokter mengaku tidak mengambil tindakan bila tekanan darah pasien lebih tinggi dari target tekanan darah yang direkomendasikan. 

Pelaksanaan yang kurang untuk terapi hipertensi merupakan masalah utama pada pasien hipertensi dan merupakan salah satu penyebab gagalnya pengaturan tekanan darah yang adekuat. Selain itu juga terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya seperti pengetahuan pasien yang kurang, tingkah laku, kepercayaan, dan ongkos pengobatan merupakan suatu masalah yang kompleks dalam mengatur regimen dosis dan efek samping yang mungkin timbul pada pelaksanaan pengobatan hipertensi. 



III. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi (European Treatment Guideline) 

Pentalaksanaan hipertensi terkini berdasarkan tuntunan European Guidelines merekomendasikan bahwa tekanan darah pada pasien hipertensi harus dikurangi hingga di bawah 140/90 mmHg, dengan target yang lebih ketat tekanan darah dibawah 130/80 mmHg pada pasien-pasien yang memiliki beberapa faktor resiko seperti diabetes atau gagal ginjal. Berdasarkan tuntunan ESH (European Study of Hypertension) dan ESC (European Study of Cardiology) direkomendasikan untuk memulai pemberian antihipertensi tidak hanya berdasarkan pengukuran tekanan darah saja, akan tetapi juga berdasarkan adanya resiko kardiovaskuler, termasuk pada orang-orang dengan tekanan darah normal-tinggi (130-139/85-80 mmHg) disertai dengan beberapa faktor resiko. 

Pada pasien dengan resiko tinggi, pencapaian penurunan darah yang cepat merupakan salah satu faktor klinis yang penting. Hal ini didukung dengan analisa data pada percobaan VALUE (Valsartan Antihypertensive Long-term Use Evaluation). Pada studi tersebut, pasien dengan hipertensi yang memiliki beberapa faktor resiko kardiovaskuler mendapatkan penggantian terapi dari terapi hipertensi awal untuk mendapatkan terapi baru dengan regimen dosis valsartan atau amlodipine. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas karena kelainan jantung. Sebuah analisis dilakukan pada seluruh pasien dengan perbandingan studi kohort yang membandingkan antara pasien yang mendapat terapi sedini mungkin ”immediate responders” dan pasien yang mendapat penundaan terapi "delayed responder”. Perespon cepat didefinisikan sebagai pasien yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah 1 bulan setelah pergantian regimen terapi, atau dengan penurunan tekanan darah sistolik pada saat 1 bulan sebesar 10 mmHg atau lebih. Pada analisa ini, perespon cepat memiliki 

penurunan resiko kejadian jantung, stroke, atau kematian yang signifikan dibandingkan dengan kelompok perespon lambat (Gambar 1). 

Data-data lebih lanjut yang mendukung hubungan antara waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target tekanan darah dan klinis kardiovaskuler ditunjukkan dalam data percobaan Syst-Eur (Systolic Hypertension ill Europe), yang menunjukkan bahwa pada kelompok pasien yang menerima terapi secara aktif (Immediate Antihypertensive Treatment) memiliki faktor resiko stroke (-28%) dan komplikasi kardiovaskuler (-15%) yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima plasebo (delayed treatment). Studi ini menunjukkan dukungan yang kuat terhadap hipotesis bahwa pengaturan yang cepat dari tekanan darah mengurangi angka kejadian komplikasi kardiovaskuler. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang kuat antara pemberian antihipertensi sedini mungkin dengan pemilihan jenis antihipertensi yang mempengaruhi penurunan tekanan darah secara cepat. 

Adanya pengaruh dari berbagai macam faktor terhadap kejadian hipertensi menunjukkan bahwa secara umum pada kebanyakan pasien hipertensi memerlukan terapi obat antihipertensi sedikitnya dua macam jenis obat untuk mencapai target tekanan darah yang dikehendaki, terutama pada jenis obat yang digunakan diatas. Strategi pengobatan ini dianjurkan oleh berbagai tuntunan terapi hipertensi, termasuk oleh ESH-ESC, yang memberikan pernyataan bahwa ”untuk mencapai target tekanan darah yang dikehendaki pada proporsi populasi yang besar maka akan diperlukan kombinasi terapi obat hipertensi lebih dari satu obat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Hambatan Pada Pengaturan Tekanan Darah Yang Adekuat "

Post a Comment