MERENCANAKAN PADUAN PENDANAAN PERUSAHAAN
Terdapat dua risiko, yaitu : (1) risiko bisnis, yaitu penyimpangan relative dari expected return sebelum dikurangi bunga dan pajak; (2) risiko keuangan adalah penyimpangan tambahan atas laba yang tersedia bagi pemegang saham kemungkinan tambahan terjadi insolvensi akibat penggunan financial leverage.
Break-even analysis, bertujuan untuk menentukan break even kuantitas produksi dengan memperhitungkan hubungan struktur biaya, volume produksi, dan keutungan.
Operating Leverage (Pengungkit Operasi) adalah tingkat kepekaan EBIT terhadap fluktuasi penjualan atau penggunaan biaya tetap dalam arus pendapatan perusahaan sedangkan Financial Leverage adalah tingkat kepekaan EBT terhadap fluktuasi EBIT atau membiayai sebagian aset perusahaan dengan surat berharga yang mempunyai tingkat bunga yang tetap.
Semakin besar DOL (degree of operating leverage) maka akan semakin besar keuntugan bervariasi terhadap setiap perubahan penjualan. Semakin besar DFL semakin besar fluktuasi (positif maupun negatif) dalam EPS. Total risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan daat diatur dengan mengkombinasikan operating leverage dan financial leverage.
Apakah Struktur Modal mempengaruhi harga saham :
1. Hipotesis Independen (Teori NOI)
Hipotesis ini menyatakan bahwa cost of capital gabungan (Ko) dan harga saham (Po) tidak terpengaruh oleh seberapa banyak perusahaan menggunakan utangnya. Jumlah nilai pasar utang ditambah jumlah nilai pasar modal disetor akan selalu sama tanpa melihat jumlah utang yang digunakan perusahaan. Nilai pasal total perusahaan diperoleh dari mendiskontokan Net Operating Income (NOI).
Oleh karena itu, penggunaan financial leverage yang lebih besar akan berakibat naiknya pendapatan dan dividen per saham, akan tetapi cost of equity akan naik sama persis dengan kenaikan dividen tersebut. Oleh karena itu, tidak ada struktur modal yang lebih baik dibandingkan struktur modal yang lain.
2. Hipotesis Dependen (Teori NI)
Hipotesis ini menyatakan bahwa cost of capital gabungan (Ko) dan harga saham (Po) dipengaruhi oleh penggunaan financial leverage sedangkan cost of debt dan cost of equty tidak terpengaruh. Pasar diasumsikan mendiskontokan expected earning yang tersedia untuk pemegang saham biasa untuk mendapatkannilai pasar seham biasa. Atau dengan kata lain, net income lah yang diskontokan/dikapitalisasi untuk memperoleh nilai pasar saham biasa.
Hipotesis dependen menyebutkan bahwa explicit dan implicit cost of debt adalah satu dan sama dan penggunaan lebih banyak utang tidak akan mengubah cost of equity (Kc) tetapi menurunkan cost of capital (Ko). Karena cot of capital menurun terus seiring dengan penggunaan utang maka perushaan harus menggunakan sebanyak mungkin utang.
3. Pandangan Moderat
Kedua pendapatan di atas berada dalam titik ekstrem dimana tidak memperhitungkan bahwa baiay bunga tidak kena pajak dan adanya kemungkinan perusahaan bankrut karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya.
Ø Biaya bunga tidak kena pajak, sehingga penggunaan utang untuk pendanaan akan menghasilkan total market value yang lebih tinggi bagi sekuritas perusaaan.
Ø Kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya keuangannya (melunasi utang) semakin besar sejalan dengan semakin banyaknya utang yang digunakan.
Dalam pandangan moderat, terdapat tiga keadaan kurva yang berbentuk piringan.
a. Perusahaan dapat meminjam pada biaya yang murah. Walapun cost of equity naik, namun kenaikannya tidak cukup cepat untuk menutupi pendanaan utang yang lebih murah. Maka coat of capital rata-rata menurun dan harga saham naik.
b. Ancaman kesulitan keuangan menyebabkan cost of debt naik namun dengan kurva cost of capital yang relatif datar.wilaya ini merupakan optimal range of financial leverage karena semua struktur modal dalam wilayah ini menghasilkan cost of capital terendah.
c. Pada wilayah ketiga, tambahan modal melalui utang akan memerlukan cost of debt sangat tinggi. Selain itu, cost of equity naik lebih cepat, cost of capital naik cukup cepat dan harga saham perusahaan akan turun.
EBIT-EPS Analysis, memungkinkan pengambil keputusan melihat dampak rencana pendanaan yang berbeda (atas bond dan saham) atas EPS pada beberapa tingkatan EBIT. Biasanya garis bond lebih curam daripada saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan leverage yang lebih besar, EPS lebih sensitif terhadap perubahan EBIT.
KEBIJAKAN DIVIDEN D AN PENDANAAN INTERNAL
Apakah kebijakan pembayaran dividen mempengaruhi harga saham? Ada 3 opini :
1. Kebijakan dividen tidak relevan
Tidak ada hubungan antara kebijakan dividen dengan niali saham. Hal ini disebabkan secara agregat, investor hanya mementingkan total pengembalian dari investasi dan tidak peduli apakah pengembalian itu berasal dari capital gain atau dividen dimana diantara keduanya yang membedakan adalah sifatnya saja dengan total pengembalian yang sama. Kebijakan dividen akan mempengaruhi harga saham jika pemegang saham tidak memiliki jalan lain utnuk menerima pendapatan investasi.
Perfect Capital Market :
ü Investor dapat membeli dan menjual saham tanpa terjadinya biaya transaksi
ü Perusahaan dapat menrbitkan saham tanpa biaya
ü Tidak ada pajak
ü Infomasi yang lengkap mengenai perusahaan tersedia
ü Tidak ada konflik kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham
ü Biaya kesulitan keuangan / kebangkrutan tidak ada
2. Dividen yang tinggi meningkatkan harga saham
Hal ini disebabkan dividen lebih bisa diramalkan daripada capital gain dimana manajemen dapat mengontrol dividen tapi tidak dapat mengontrol capital gain. Artinya investor kurang yakin menerima pendapatan dari capital gain dibandingkan melalui dividen. Pandangan ini yang menyatakan bahwa dividen lebih pasti daripda capiral gain disebut Bird in Hand Theory.
3. Dividen yang rendah meningkatkan nilai saham
Dividen merugikan nvestor dengan argumen karena adanya perbedaan perlakuan pajak antara dividen dan capital gain. Untk wajib pajak ini, tujuannya dalah memaksimumkan ROI afer tax dengan cara meminimumkan pajak atas pendapatan dan menunda pembayaran pajak.
Teori kebijakan dividen lainnya :
a. Teori Dividen Residu menyatakan bahwa dividen akan dibayarkan setelah membiayai proyek investasi yang menguntungkan.
b. The clientele effect, keboijakan dividen kurang relevan karena perusahaan menarik klien tertentu dengan kebijakan tertentu. Investor yang memerlukan pendapatan langsung (divien ) akan diinvestasikan di perusahaan ya g mempunyai DPOR besar atau retention ratio kecil.
c. The information effect, perbedaan kemampuan mengakses informasi antara manajemen dan investor menyebabkan harga saham lebih rendah dari pada bila terjadi dalam kondisi yang pasti.
d. Expectations theory, harga saham bereaksi terhadap kebijakan dividen juga bisa dipengaruhi oleh harapan investor mengenai kebijakan dividen itu sendiri.
0 Response to "MERENCANAKAN PADUAN PENDANAAN PERUSAHAAN "
Post a Comment