Membangun Reputasi Baru

Oleh: Irham A. Dilmy 

Tanya:
Hampir tiga tahun yang lalu perusahaan kami bergabung dengan tiga pihak investor institusional dalam menangani suatu proyek besar. Dalam perjalanannya, ada beberapa pihak yang dirugikan oleh badan hukum yang kami buat untuk proyek tersebut. Hal ini baru kami ketahui setelah beberapa bulan kemudian. Perilaku yang merugikan tersebut dilakukan oleh salah satu mitra kami, yang menjadi operator proyek. 

Dalam berbisnis, kami menganut falsafah untuk berusaha tidak merugikan orang lain. Sebagai salah satu penyandang dana proyek tersebut, kami menyesal karena tidak terlampau banyak berpartisipasi dalam segi operasional proyek, sehingga kami tak mengetahui bahwa dalam menjalankan operasinya, mitra bisnis kami telah cukup banyak merugikan beberapa pihak terkait. 

Banyak kalangan bisnis yang mengetahui bahwa kami pun turut serta dalam pendanaan proyek tersebut. Mereka rata-rata mengira bahwa perusahaan kami pun terlibat dalam perilaku mitra kami yang merugikan mereka. Padahal beberapa bulan setelah kami mengetahui adanya penyimpangan yang merugikan pihak lain tersebut, kami mengambil keputusan untuk tidak lagi berpartisipasi dalam proyek itu. Hal ini demi menjaga nama baik kami. 

Namun, tindakan kami tersebut tidak dapat mengubah persepsi berbagai pihak yang juga mendiskreditkan kami di dunia bisnis. Mulanya kami tak terlampau menghiraukan situasi tadi dan terus melanjutkan usaha dan berbagai pekerjaan lainnya. Akan tetapi, ternyata insiden kemitraan yang merugikan beberapa pihak tadi akhirnya jadi menghantui setiap tindakan yang akan kami lakukan dengan itikad baik. Kami sama sekali tidak menyadari bahwa pengaruh dari perilaku mitra bisnis kami di masa lalu akan dapat menghambat jalannya usaha kami, bahkan lama setelah kami tidak bekerja sama dengan mitra kami tersebut. 

Kini kami menghadapi jalan yang sulit dalam rangka berbisnis dan membentuk usaha baru. Berdasarkan pengalaman Anda, bagaimana cara kami membangun reputasi baru di kalangan para pelaku bisnis? 

Kusmayadi Setiawarman - Jakarta 

Jawab:
Kasus Anda sangat menarik. Anda terimbas oleh mitra bisnis yang kebetulan mempunyai etika berusaha yang tidak patut. Persoalannya ternyata berkembang menjadi tidak sesederhana yang kita pikirkan, sekalipun yang berbuat tidak etis adalah orang lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan Anda. Itulah sebabnya pepatah orang tua yang mengatakan bahwa apabila kita "bermain api bisa terbakar, bermain air bisa basah" mengandung arti yang mendalam. 

Kita mungkin tidak menyadari kalau sedang bermain api atau bermain air. Lingkungan dapat memberi label kepada diri kita, walau label tersebut sama sekali bertentangan dan tak ada hubungannya dengan siapa diri kita sesungguhnya. Ada lagi pepatah lain yang mengatakan "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya". Berat sekali ujian yang dihadapi oleh orang yang berbuat salah, atau dipersepsikan berbuat salah. Oleh sebab itu, di dunia bisnis hampir tak ada istilah "second chance". Orang lain bisa memaafkan, tetapi tak dapat melupakan perlakuan buruk yang diterimanya. 

Dari pertanyaan yang sederhana tentang bagaimana membangun reputasi baru, memang hampir dapat dikatakan usaha tersebut seperti "mission impossible" jika memang Anda adalah pelaku yang merugikan pihak lain. Akan tetapi, jika Anda merupakan bagian "accessory to the crime", mungkin masih lebih memungkinkan untuk melakukan rehabilitasi nama Anda. 

Saat ini ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh para calon anggota legislatif (caleg) yang berasal dari kelompok masyarakat yang sudah (dianggap) bernoda agar mereka dapat melakukan come back ke dunia politik. Banyak di antara mereka yang menunjuk biro public relations atau communication consultants untuk menebarkan citra baik melalui cara above the line atau below the line yang lebih halus. Para konsultan profesional ini melakukan berbagai cara untuk mengubah citra masyarakat mengenai diri sang caleg supaya mereka tetap dapat diterima oleh masyarakat para calon konstituen. 

Ada pula yang mencoba menghapus masa lalu dengan cara masuk ke dalam kelompok baru lewat rekomendasi orang-orang yang dapat dipercaya. Bisa juga yang bersangkutan melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat dengan memunculkan citra barunya lewat kegiatan sosial dan menunjukkan itikad baik dalam membantu masyarakat. Ini menyangkut caleg yang beberapa waktu lalu sudah kita tentukan nasibnya. 

Di dunia bisnis, cerita tentang seseorang cepat sekali beredar. Kepercayaan merupakan modal utama. Dalam kasus Anda, saya mendapat kesan bahwa Anda sesungguhnya "tidak bersalah", karena bukan pihak Andalah yang melakukan perbuatan tercela, tetapi perusahaan di mana Anda merupakan salah satu pemegang sahamnya. Ada cara sistem sel yang dulu sering dilakukan oleh kelompok tertentu di Indonesia guna menyebarkan suatu citra tentang seseorang atau kelompok tertentu. Bagaimana caranya? 

Suatu cerita yang mengandung citra khusus yang baik disebarkan lewat satu atau lebih saluran komunikasi informal. Saluran informal ini diawasi dan direkayasa sedemikian rupa, sehingga terbentuklah citra baru di kalangan masyarakat bisnis mengenai diri Anda: bahwa apa yang beredar di kalangan bisnis mengenai Anda tidak sepenuhnya benar. Memang ada kaitan Anda dengan kejadian buruk di masa lampau yang dilakukan oleh mitra bisnis Anda, tetapi itu di luar sepengetahuan Anda. Sepak terjang Anda saat ini pun ditunjukkan sebagai suatu perilaku yang terhormat dan tidak membalas cemoohan dengan tindakan yang negatif. 

Keberhasilan pembentukan citra tentang diri Anda ini harus diikuti dengan soft-selling dari diri Anda sendiri. Soft-selling diri bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Anda sendiri pun tak berusaha terlalu keras untuk menghadang pendapat negatif tentang diri Anda. Ada pihak lain yang juga mesti melakukan endorsement akan segi positif Anda di masa lalu dan sekarang. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain yang seolah-olah tak ada hubungan langsung secara bisnis dan pribadi dengan Anda. 

Dapat juga Anda melakukan pemunculan kembali yang berdasar pada prestasi nyata Anda dalam suatu bidang (misalnya, proyek bisnis dengan visibility dan high profile) tertentu yang spektakuler. Makin banyak Anda berprestasi nyata di dunia bisnis dan sosial, akan makin berkurang banyak pembicaraan negatif tentang diri Anda. Negara Indonesia, pada masa setelah kemerdekaan saja, menggunakan jasa berbagai konsultan komunikasi dalam membentuk suatu citra tertentu di dunia. Para pejabat eksekutif dan anggota badan legislatif pun banyak yang menggunakan jasa konsultan serupa. 

Sebagai pebisnis, penting bagi Anda untuk menyampaikan pesan tertentu kepada lingkungan tempat Anda berkiprah. Ini bisa dimulai dari prestasi diri sendiri dengan dibantu oleh beberapa pihak yang melakukan third party endorsement. Cara termujarab adalah penyebaran informasi melalui word of mouth, dari bisik-bisik hingga menjadi suatu cerita yang mewakili kebenaran nyata. 

Suatu keuntungan bagi kita di masyarakat oriental (Timur) adalah bahwa orang biasanya memaafkan dan bisa menerima logika baru jika memang faktanya demikian. Sekalipun orang sulit melupakan, kita dapat melihat bahwa banyak tokoh di Indonesia dimaafkan. Apalagi Anda, yang Anda katakan sama sekali tidak berbuat salah secara langsung.

Program pembentukan citra dan gambaran jati diri dengan reputasi yang lebih baik memerlukan waktu yang relatif lama. Jadi, jangan harapkan penyelesaian masalahnya terjadi secara instan. Menjahit jas baru lebih cepat daripada melakukan vermak jas yang sudah jadi! 

Penulis adalah managing partner Amrop Hever Indonesia, perusahaan internasional pencari eksekutif senior. 

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Membangun Reputasi Baru"

  1. @bopelnews
    Bopelnews Menyediakan Berita Seputar Sepak Bola Terlengkap Dan Terupdate

    Yuk baca sekarang juga berita- berita hangat seputar sepak bola dunia

    ReplyDelete