Manajemen Sumberdaya Manusia

Pada dasarnya manajemen sumberdaya manusia dapat dibagi menjadi : (1) pengelolaan fungsi dan (2) pengelolaan motivasi. Apabila orangnya dan pekerjaannya tidak serasi, motivasi tidak akan timbul. 

Tiga hal pokok fungsi sumberdaya manusia dalam kebanyakan agribisnis adalah (a) ukuran perusahaan, (b) pengetahuan mengenai fungsi sumber­daya manusia, dan (c) falsafah manajemen puncak mengneai sumberdaya manusia. 

Fungsi manajemen sumberdaya manusia: 

(1). Menentukan kebutuhan personil perusahaan 

(2). Mencari dan merekrut tenagakerja 

(3). Mengangkat atau memilih tenagakerja 

(4). Mengorientasikan tenagakerja pada pekerjaannya 

(5). Menetapkan persyaratan kompensasi dan tunjangan 

(6). Mengevaluasi prestasi kerja 

(7). Mengawasi pelatihan dan pengembangan 

(8). Mengadakan promosi atau kenaikan jabatan 

(9). Menangani pemutusan hubungna kerja atau pemindahan. 

Langkah pertama manajemen sumberdaya manusia adalah perumusan peker­jaan yang akan dilakukan. Tantangan perumusan pekerjaan terletak pada rencana organisasional yang tersusun dan berwawasan mendalam. Setiap posisi harus mempunyai job-goals yang menunjang keberhasilan perusahaan. Pekerjaan dapat dirumuskan dengna menggunakan dua pende­katan: (1) spesifikasi kerja dan (2) uraian kerja. 

Spesifikasi kerja mengisyaratkan kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Spesifikasi kerja ini dapat mencakup beberapa aspek, yaitu: 

(1). Maksud pekerjaan: tujuannya, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. 

(2). Jenis pekerjaan: supervisi, pelatihan, tanggungjawabnya; apakah pekerjaan merupakan tugas seumur hidup atau menjanjikan peningkatan karir. 

(3). Persyaratan pekerja: pendidikan, pengalaman, ketrampilan khusus, kesehatan, kepribadian dlsb. 

(4). Cara-cara khusus untuk menentukan kemampuan pelamar: ujian, catatan kerja masa lalu, dlsb. 



Uraian kerja (job description) berittik berat pada kegiatan dan tugas kerja . 

Calon karyawan dapat dicari pada banyak sumber. Kualifikasi kerja, upah atau gaji, jenis dan ukuran organisasi, dan lokasi agribisnis memainkan peranan penting dalam perekrutan karyawan. Pertimbangan penting ialah rekomendasi dari karyawan sendiri yang selama ini telah selalu bekerja dengan baik. Apabila pekerjaan memerlukan pelatihan dan pendidikan khusus, Balai Latihan kerja atau penyuluh dapat diminta untuk mencarikan calon pekerja. 

Sumberdaya manusia merupakan aktiva terpenting pada setiap agribis­nis. Fungsi manajemen sumberdaya manusia bersnagkut paut dengan pengelolaan mekanisme pengkaryaan. Semakin besar agribisnis, semakin formal dan rumit proses tersebut; tetapi setiap agribisnis harus mampu menyelenggarakan fungsi personalia secara tuntas. 

Manajemen sumberdaya manusia mengawalinya dengan menentukan kebutuhan pengkaryaan. Dalam hal ini biasanya harus ada perumusan atas peker­jaan dan pengembangan uraian kerja sehingga personil yang tepat dapat direkrut. Perekrutan mencakup usaha mencari calon karyawan yang qualified atau berbobot, wawancara, dan peran-serta dalam memilih yang terbaik. Setelah itu, fungsi personalia harus senantia­sa mengamati kegiatan-kegiatan pada masa awal pengkaryaan, orienta­si, dan pelatihannya. 

Fungsi personalia lainnya ialah pengembangan dan pengelolaan program tunjangan karyawan; asuransi, pensiun, kesehatan, kecelakaan kerja , pendidikan, dan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja. 

Pada kebanyakan agribisnis, fungsi personalia juga mencakup evaluasi prestasi kerja karyawan secara teratur dan pengupayaan pertumbuhan profesional yang berkelanjutan melalui program pelatihan dan pengem­bangan yang diselenggarakan. Pelatihan dapat dilaksanakan secara informal, sambil kerja, atau berupa seminar formal, yang semuanya harus mengarah kepada peningkatan produktivitas. 

Pengelolaan sumberdaya manusia merupakan tanggungjawab dasar bagi manajer agribisnis. Para manajer harus mengembangkan struktur orga­nisasi dimana tanggungjawab, wewenang, dan tanggung gugat perorangan ditentukan secara jelas. Manajemen harus mengarahkan dan memantau kegiatan harian, memotivasi dan mengnedalikan para karyawan agar berupaya mencapai produktivitas yang maksimum. 

Banyak agribisnis menggunakan bagan organisasi formal untuk memperje­las tanggung jawab, wewenang dan tanggung uggat para karyawan. organisasi lini merupakan struktur dimana setiap orang berada dalam rantai komando dan mempunyai tanggungjawab langsung bagi fungsi- fungsi utama dalam bisnis. Dalam struktur organisasi lini dapat ditambahkan tenaga staf ahli tanpa diberi wewenang dan hanya berhak memberi nasihat kepada para manajer lini organisasi; sedangkan dalam struktur organisasi fungsional para staf ahli diberi wwewenang untuk melaksanakan gagasan-gagasan dalam bidang tanggung-jawabnya. 

Kepemimpinan merupakan tugas yang menantang bagi hampir semua manajer agribisnis. Banyak gaya kepemimpinan yang berbeda dan berjenjang mulai dari yang bersifat otokratik, demokratik, hingga yang bersifat bebas. 

Pemotivasian berarti mendorong karyawan agar bertindak dalam cara- cara tertentu. Maslow menjelaskan kebutuhan pokok manusia sebagai hierarkhi, pemenuhan kebutuhan pokok inilah yang memotivasi manusia. Namun demikian, faktor lainnya seperti uang sudah merupakan bagian dari pengharapan wajar manusia sehingga hal ini bukan lagi merupakan faktor pemotivasi tetapi sudah merupakan faktor higienik, yang jika jumlahnya tidak memadai, akan menciptakan ketidak puasan. 

Analisis transaksional merupakan salah satu model untuk memahami keinginan karyawan dan dan faktor pemotivasinya. Analisis transak­sional merupakan alat yang bagus untuk membantu para manajer men­gerti kehendak bawahan, tetapi hal ini hanya perlu digunakan sebagai alat tambahan saja. Tidak ada rumus yang siap pakai atau jawaban yang tepat dalam bentuk yang terbaik untuk memanajemeni manusia. Manajemen merupakan proses rumit yang didasarkan pada sifat watak pemimpin, sifat si terpimpin, dan situasi. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Manajemen Sumberdaya Manusia "

Post a Comment