INTERAKSI OBAT DENGAN UJI LAB



I. Latar Belakang 

Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala. Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy 



Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu : 

1. Mendeteksi penyakit 

2. Menentukan resiko 

3. Memantau perkembangan penyakit 

4. Memantau pengobatan dan lain-lain 

5. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensi membahayakan. 



Dalam makalah ini akan dibahas hal yang dapat mempengaruhi pemeriksaan laboratorium adalah penggunaan obat oleh pasien sebelum dilakukan pemeriksaan. Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis. 



PENDAHULUAN 

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, bila kita sakit kita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa apalagi bagi orang-orang yang memang memiliki aktivitas yang banyak atau jadual yang padat, mereka akan merasa merugi karena terganggu dan terhambat aktivitasnya. Belum lagi bagi mereka yang teryata terkena penyakit yang parah maka akan membutuhkan biaya yang mahal untuk memulihkan kesehatannya. Adapun pepatah mengatakan “kesehatan itu mahal harganya” oleh krena itu kita harus selalu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh kita dengan salah satunya pola hidup sehat mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi (sayur, buah, susu), mengkonsumsi multivitamin bila perlu, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, menghindari atau memiimalkan stress dengan refreshing di akhir pekan dan kegiatan positif lainnya. 

Agar dapat memantau keadaan kesehatan, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala, dengan panel pemeriksaan laboratorium, sehingga kita tahu bagaimana keadaan tubuh kita sebenarnya. Tes laboratorium bisa dilakukan setahun sekali sebagai bagian dari pemeriksaan rutin, untuk megetahui parameter kesehatan kita. Tapi karena tes check up gini biasanya tidak murah, maka jarang sekali orang melakukan tes rutin tahunan. Biasanya tes cuma dilakukan bila dokter menemukan indikasi suatu penyakit, dan harus dipastikan diagnosanya dengan tes lab. 

Berikut adalah contoh brosur dari Laboratorium Prodia seputar tes-tes rutin (dan non rutin) yang biasa dilakukan: 
Panel Check Up Kesehatan, bertujuan untuk mengetahui kualitas kesehatan secara umum, baik yang menyangkut fungsi organ maupun keadaan metabolisme tubuh. 
Panel Premarital, untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan, yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan rutin. 
Panel Awal Kehamilan, untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun janinnya. 
Panel Demam, untuk mengetahui penyebab demam. 
Panel Torch, untuk mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap parasit tosoplasma, virus rubella, cytomegalovirus dan virus herpes tipe 2 yang dapat mempengaruhi janin. 
Panel Pengelolaan Diabetes Mellitus, untuk memantau hasil pengobatan dan mendeteksi factor resiko komplikasi Diabetes Mellitus
Panel Lemak, untuk mengetahui kadar berbagai jenis lemak yang penting dalam proses terjadinya penyumbatan pembuluh darah (Aterosklerosis). 

Setiap laboratorium menentukan nilai 'normal', yang ditunjukkan pada kolum 'Nilai Rujukan' atau 'Nilai Normal' pada laporan laboratorium. Nilai ini tergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, diantaranya : jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah. 

Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSCM, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis tes dan range angka normal, dapat di lihat pada Lembaran Informasi beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan di laboratorium hitung darah lengkap, tes kimia darah, gula, lemak darah, fungsi organ ginjal, fungsi hati. Pada tabel ini, bila ada beda tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki. 

Darah
Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Eritrosit (sel darah merah)
juta/µl
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb)
g/dL
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit
%
40 – 50 (P)
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil
%
0,0 – 1,0
Eosinofil
%
1,0 – 3,0
Batang1
%
2,0 – 6,0
Segmen1
%
50,0 – 70,0
Limfosit
%
20,0 – 40,0
Monosit
%
2,0 – 8,0
Laju endap darah (LED)
mm/jam
< 15 (P)
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih)
103/µl
5,0 – 10,0
MCH/HER
Pg
27 – 31
MCHC/KHER
g/dL
32 – 36
MCV/VER
Fl
80 – 96
Trombosit
103/µl
150 – 400
Catatan:
1. Batang dan segmen adalah jenis neutrofil.
Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen







Fungsi Ginjal
Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Kreatinin
U/L
60 – 150 (P)
70 – 160 (L)
Urea
mg/dL
8 – 25
Natrium
mmol/L
135 – 145
Klorid
mmol/L
94 – 111
Kalium
mmol/L
3,5 – 5,0


Fungsi Hati
Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
ALT (SGPT)
U/L
< 23 (P)
< 30 (L)
AST (SGOT)
U/L
< 21 (P)
< 25 (L)
Alkalin fosfatase
U/L
15 – 69
GGT (Gamma GT)
U/L
5 – 38
Bilirubin total
mg/dL
0,25 – 1,0
Bilirubin langsung
mg/dL
0,0 – 0,25
Protein total
g/L
61 – 82
Albumin
g/L
37 – 52










                                                                                                                                                                                                                                                
Profil Lipid
Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Kolesterol total
mg/dL
150 – 200
HDL
mg/dL
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
Trigliserid
mg/dL
120 – 190





Lain-lain

Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Glukosa (darah, puasa)
Mg/dL
70 – 100
Amilase
U/L
30 – 130
Asam Urat
Mg/dL
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)




Beberapa Tes laboratorium yang sering 

dilakukan diantaranya ialah : 

Tes darah lengkap 

Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah. Tes darah lengkap sangat penting karena beberapa jenis obat-obatan dapat menyebabkan rendahnya jumlah darah merah atau darah putih, yang kemudian dapat menyebabkan anemia atau kelainan darah lain. Tes ini mengukur jumlah sel darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah. Dengan menggunakan tes ini, jumlah sel darah putih yang tinggi dapat berarti tubuh melakukan perlawanan terhadap infeksi yang mungkin tidak terdeteksi; jumlah sel darah merah yang rendah dengan hemoglobin dan hematocrit bisa jadi merupakan anemia akibat konsumsi obat; dan jumlah platelet yang rendah dapat mempengaruhi pembekuan darah. 

Skrining kimia darah 

Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Tes ini penting untuk mendeteksi infeksi atau efek samping obat. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor enzim hati. Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan, dan karena obat-obatan ini menuntut lebih banyak dari hati anda, ada kemungkinan terjadi toksisitas hati yang dapat mempengaruhi kesehatan umum anda. Albumin, alkalin, fosfat dan bilirubin juga perlu dimonitor untuk memastikan hati anda bekerja dengan baik. Fokus penting lain adalah untuk memonitor tingkat lipid jantung anda. Tes ini membantu memonitor kolesterol LDL (kolesterol jahat), kolesterol HDL (kolesterol sehat) serta trigliserida. Mengenal jenis-jenis lipid ini sangatlah penting untuk membantu memonitor kemungkinan penyakit jantung. Tes kimia darah ini sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan, hasilnya dapat diperoleh dalam dua atau tiga hari kerja. 

Tes laboratorium merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan komprehensif dengan membantu memonitor perkembangan penyakit di dalam tubuh. Tes-tes ini dapat menjadi indikator untuk mendeteksi masalah-masalah kesehatan. Namun, ketika anda menggunakan hasil lab sebagai perbandingan dalam memonitor kesehatan anda, perlu juga untuk memahami bahwa suatu hasil tes yang tidak terduga belum tentu mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius, yang lebih penting adalah untuk melihat tren dari hasil tes dalam jangka waktu tertentu, daripada hanya berpatokan pada satu hasil tes saja. Selain itu, terdapat banyak faktor dapat membuat hasil tes darah anda berbeda, ingatlah: bila anda tidak nyaman dengan tes darah pertama anda, minta dokter untuk mengulang tes. Penting untuk semua orang untuk memiliki pengertian umum tentang cara membaca ringkasan hasil tes laboratorium. Namun, lebih penting lagi untuk berbicara dengan dokter anda mengenai hasil lab anda dan minta kepadanya untuk mengartikan hasil tes dan bagaimana hasil tersebut dapat mempengaruhi perencanaan pengobatan anda.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " INTERAKSI OBAT DENGAN UJI LAB "

Post a Comment