IMPLEMENTASI STRATEGI BRAND PLACEMENT MELALUI MEDIA NON FILM

Penerapan strategi brand placement tidak harus melalui penempatan merek, simbol, logo, ataupun tagline produk dalam sebuah film. Ada banyak media alternatif lain yang dapat digunakan untuk melakukan penempatan merek dengan efektif. 

Menurut Sumarketer, Senior Business Analyst Mark Plus & Co, menyatakan bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan oleh pemasar di dalam mengimplementasikan strategi brand placement tanpa harus melalui media iklan tradisional, yaitu: 

1. Invent The New Media 

Cara yang pertama adalah dengan menciptakan media – media baru yang bersifat inovatif dan kreatif sebagai sarana di dalam penempatan merek produk perusahaan. 

Ada beberapa contoh menarik dari adanya media – media iklan baru yang unik, kreatif, dan inovatif seperti berikut: 

§ Cunning Stunts Communication sebuah biro jasa iklan di negara Inggris, menawarkan jasa pemasangan iklan pada dahi manusia sebagai media iklan. Hal ini memang terlihat sedikit aneh tetapi mampu menarik perhatian dari para target konsumen. 

§ Produsen peralatan foto dan film Kodak menggunakan Sales Promotion Girl (SPG)-nya yang berpakaian rok mini dan menggunakan celana dalam dengan tampilan merek Kodak. SPG tersebut berpura-pura mengambil barang jatuh dan secara “tidak sengaja” memamerkan celana dalam beriklan Kodak di balik rok mini tersebut. 



Ada banyak cara lain yang dapat diciptakan dan dikembangkan secara kreatif oleh pemasar untuk menciptakan alternatif media dalam strategi brand placement. Di Jakarta pernah didapati sekumpulan motor scooter yang berjalanan beriringan sambil membawa papan iklan berjalan. Strategi ini tentunya dapat menarik perhatian konsumen untuk memperhatikan komunikasi pemasaran tersebut. 

2. Reinvent The Old Media 

Cara yang kedua ini membutuhkan kreativitas dan inovasi untuk memodifikasi media – media yang sudah ada selama ini untuk menarik perhatian dari target audience merek produk perusahaan. Berikut beberapa contoh dari inovasi media lama yang sudah ada: 

§ Produsen biskuit Oreo meluncurkan buku pelajaran berhitung “The Oreo Cookie Counting Book” ataupun produsen susu Dancow yang meluncurkan buku cerita fabel bergambar yang tentunya di dalamnya terdapat logo, simbol, dan merek dari susu Dancow. Strategi brand placement melalui media iklan buku pelajaran atau cerita merupakan strategi yang efektif, sebab target konsumen anak – anak secara tidak sadar telah melihat dan membaca pesan yang dikomunikasikan melalui buku – buku tersebut. 

§ Produsen pembalut wanita merek Softex bekerjasama dengan grup band anak muda “ADA Band” untuk melakukan brand placement melalui media musik. Bahkan grup band tersebut menciptakan sebuah lagu khusus dengan judul yang sama dengan tagline Softex yaitu ”Karena Wanita Ingin Dimengerti”. 



Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemasar di dalam menciptakan media baru atau memodifikasi media yang sudah ada sebagai media dalam strategi brand placement, yaitu: 

§ Media yang digunakan harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya lokal setempat. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik yang berkaitan dengan SARA. 

§ Media yang digunakan harus dapat menjangkau, menarik perhatian, dan menciptakan respon positif dari target audience merek produk tersebut. Kreativitas ide memang penting tetapi terlebih penting untuk menjaga efektifitas dari media tersebut di dalam strategi brand placement merek sebuah produk. 

§ Keselaran antara media yang digunakan dengan citra (image) dari merek yang dikomunikasikan. Pemasar harus berhati – hati di dalam menciptakan ataupun memodifikasi media yang sudah ada. Kesalahan pemilihan media akan menghancurkan citra yang telah dimiliki oleh merek atau bisa jadi menciptakan persepsi yang baru terhadap citra merek. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IMPLEMENTASI STRATEGI BRAND PLACEMENT MELALUI MEDIA NON FILM "

Post a Comment