FARMAKOKINETIK


 Absorbsi 

Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai faktor dapat menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung (kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan kelat (kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+, Mg2+, Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasid). Oleh sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam setelah makan (1). 

Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorbsinya dari sediaan tetrasiklin biasa (1). 



 Distribusi 

Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2,0-2,5 μg/ml (1). 

Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini boleh diberikan pada gagal ginjal. Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dalam jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum tulang, serta di dentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, daya penetrasi doksisiklin dan minosiklin ke jaringan lebih baik (1). 


Metabolisme 

Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati. Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal (1). 



 Ekskresi 

Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja (1). 

Antibiotik golongan tetrasiklin yang diberi per oral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat farmakokinetiknya, yaitu : 

a. Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok tetrasiklin ini tidak lengkap dengan masa paruh 6-12 jam. 

b. Demetilklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik dari masa paruhnya kira-kira 16 jam sehingga cukup diberikan 150mg per oral tiap 6 jam. 

c. Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17-20 jam. Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg sehari (1). 




 FARMAKODINAMIK 

Golongan tetrasiklin menghambat sintesisprotein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA – amino asil pada kompleks mRNA – ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein (1) 



2.3. INTERAKSI OBAT 

Golongan tetrasiklin dengan antasida ( termasuk garan alimunium, kalsium, atau magnsium), garam besi, garan zink. Menyababkan absorpsi dan kadar serum tetrasiklin turun. 

Pengatasan : tetrasiklin diberikan 1 jam sebalum atau 2 jam setelah antasida. 

Golongan tetrasiklin dengan garam bismuth menyebabkan kadar serum tetrasiklin turun. 

Pengatasan : bismuth diberikan 2 jam setelah tetrasiklin 

Golongan tetrasiklin dengan cholestyramine atau colestipol menyebabkan absorpsi tetrasiklin turun sehingga kadar serumnya juga turun. 

Pengatasan : bila perlu dilakukan penyesuaian dosis tetrasiklin. 

Golongan tetrasiklin dengan pengalkali urin (contoh: Na. Laktat, K. Sitrat) menyababkan terjadi peningkatan ekskresi dan penurunan kadar serum tetrasiklin. 

Pengatasan : pemisahan waktu pemakaian 3-4 jam atau bila perlu dilakukan peningkatan dosis tetrasiklin ( jika pH urin naik signifikan) 

Golongan tetrasiklin dengan anti koagulan oral. Efek antikoagualan meningkat karena berkurangnya vitamin K yang diproduksi bakteri dalam usus akibat pemakaian tetrasiklin. 

Pengatasan : monitor parameter anti koagualan dan bila perlu dosis anti koagualan disesuaikan. 

Golongan tetrasiklin dengan kontrasepsi oral. Tetrasiklin mempengaruhi resirkulasi enterohepatik kontrasepsi steroid, sehingga menurunkan efeknya. 

Golongan tetrasiklin denga digoxin. Dapat terjadi peningkatan kadar serum digoxin pada sejumlah kecil pasien ( sekitar 10%). 

Pengatasan : monitor kadar digoxin dan tanda-tanda toksisitasnya. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " FARMAKOKINETIK "

Post a Comment