Cara Perumusan Hipotesis
Hipotesi penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalh penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Jadi hipotesis dianggap jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang paling dianggap benar, karena hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaan kepustakaan.
Secara teknis hipotesis merupakan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistis, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistic sample. Sedangkan hipotesis Statistik merupakan dua pernyataan yang harus diterima salah satunya yaitu : H0 adalah sesuatu yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan atau tidak ada ketergantungan dan lawanya adakah adalah yang sebaliknya sesuatu yang menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan atau ada ketergantungan. Dengan demikian hipotesis penelitian bisa dipilih H0 atau H1 tergantung dari telahaan perpustakaan yang mendukung. Kesimpulan terhadap uji hipotesis untuk menerima atau menolak salah satunya dengan peluang tettentu. Peluang menerima H0 dinyatakan atau disingkat dengan P, jika peluang menerima H0 > 0,05, maka H0 diterima (P>0,05) berarti tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan atau tidak ada ketergantungan antara variabel yang diteliti, sebaliknya jika peluang menerima H0 < 0,05, maka H0 ditolak (P<0,05) atau H1 yang diterima, hal ini berarti ada perbedaan atau ada hubungan atau ada ketergantunga yang nyata (P<0,05) antara variabel yang diteliti. Jika peluang menerima H0< 0,01, hal ini berarti ada perbedaan atau ada hubungan atau ketergantungan yang sangat nyata (P<0,01) antara variabel atau peubah yang diteliti.
Hipotresis penelitian hendaknya menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih, dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan, dirumuskan secara jelas dan padat, dapat diuji artinya memungkinkan untuk mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
1. Membaca dan menelaah ulang (reviu) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.
2. Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan pemikiran kreativ dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas:
1. Pemberian suplemtasi protein pada pakan babi dapat meningkatkan tambahan berat badan selama penggemukan.
2. Jenis pengawet pada daging sapi berpengaruh terhadap citarasanya selama penyimpanan pada suhu dingin.
3. Terdapat hubungan antara jumlah telur cacing pada kotoran ayam dengan jumlah cacing pada ususnya
4. Pemberian kolestrum sapi pada anak babi yang baru lahir tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan anak babi
5. Penggantian protein hewani dengan prortein nabati tidak berpenguruh terhadap perkembangan anak.
Contoh Hipotesis 1, 2 dan 3 adalah hipotesis H1, sedangan contoh hipotesis 4 dan 5 adalah Hipotesis Ho
Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.
2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.
3. Materi bacaan dan literatur yang valid.
4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.
5. Data empiris yang tersedia.
6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.
Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:
1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
5. Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian yang diungkapkan. Namun demikian, jenis penelitian secara umum dapat digolongkan sebagaimana yang akan dipaparkan berikut ini.
0 Response to "Cara Perumusan Hipotesis"
Post a Comment