BAHAN TAMBAHAN PADA MAKANAN
Pendahuluan
Bahan tambahan digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemprosesan atau untuk mengubah kualitas dan sifat produk dengan menambahkan bahan tersebut pada bahan pokok yaitu polimer. Pada prosedur pengerjaannya perlu,diperhatikan performa dan keselamatan(safety).
9.1 Bahan pemlastis
Pemlastis, paling sering
digunakan untuk resin vinil klorida, dan sedikit untuk vinil asetat dan asetat.
Zat ini berguna untuk memperbaiki kecocokan dengan
resin. Bila terdistribusi baik diantara rantai molekul dari polimer maka jarak
dari molekul rantai diperbaiki dan resin lebih lunak dengan bertambahnya beban.
Zat pemlastis
yang sering digunakan adalah DOP (Dioktil ftalat ; C6H4(COOC8H17)2),
DBP (Dibutil ftalat ; C6H4(COOC4H9)2),
dan DOA (Dioktil adipat, C4H8(COOC18H17)2)
Beberapa sifat yang diperlukan untuk menentukan kegunaan dari zat
pemlastis adalah sebagai berikut :
1.
Mempunyai daya campur lebih baik dan perembesan yang
kurang , merupakan jenis nonmigrasi.
2.
Tidak
mudah menguap, atau tekanan uapnya rendah.
3.
Memiliki
karakteristik termal yang menguntungkan, dan tidak mudah terurai oleh panas,
tidak mudah rapuh pada suhu rendah, dan tidak mudah terbakar.
4.
Memiliki
sifat isolasi listrik yang baik dan
unggul dalam sifat dielektrik berfrekuensi tinggi.
5.
Tidak
dapat larut dalam air, asam, alkali atau pelarut organic.
6.
Stabil
terhadap sinar ultra violet.
7.
Tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun, sehingga dapat dipergunakan untuk
pemprosesan makanan.
9.2 Bahan
penyetabil
9.2.1. Bahan
penyetabil panas
Polivinil klorida didehidroklorinasi menjadi struktur polien dan terjadi
kehilangan warna bila dipanaskan sampai suhu 150oC atau diatasnya
atau kalau kena sinar UV. Untuk menghindari terjadinya kehilangan warna perlu
ditambahkan penyetabil. Mekanisme bahan penyetabil itu adalah:
1.
Sebagai
titik pemula dehidroklorinasi mengurangi keaktifan klor yang kurang stabil.
2.
Menetralkan
asam klorida yang dihasilkan oleh dehidroklorinasi dan menghilangkan warna.
3.
Menguraikan peroksida
Tabel 9.1 Penyetabil Panas
Penyetabil Panas
|
Kestabilan
panas
|
Sifat racun
|
Keterangan
|
Timbal stearat
Timbal stearat dibasa
Timbal stearat tribasa
Timbal karbonat
|
Lebih
baik
Lebih
baik
Lebih
baik
Lebih
baik
|
Racun
Racun
Racun
Racun
|
Biasa dipakai
|
Timah dilaurat
dibutil
Timah dilaurat
tribensil
|
Lebih
baik
Terbaik
|
Sering
dipakai.
|
|
Kadmium
stearat
Kadmium laurat
|
Lebih
baik
Lebih
baik
|
Racun
Racun
|
|
Seng stearat
Seng oktoat
|
Baik
Baik
|
Tidak
Tidak
|
|
Barium stearat
Barium laurat
Barium
rikinolat
|
Baik
Baik
Baik
|
Tidak
Tidak
Tidak
|
|
Strontium
stearat
|
Baik
|
Racun
|
9.2.2 Antioksidan
Bahan polimer dioksidasi oleh oksigen dan ozon dalam udara, yang
menyebabkan berkurangnya kekuatan, pemecahan, kehilangan warna dan berkurangnya
sifat isolasi listrik. Fungsi antioksidan pada polimer adalah:
- Untuk mengakhiri reaksi rantai radikal
- Untuk menguraikan peroksida
- Untuk menghilangkan logam berat
Contoh:
2,6 –ditributil
p-kresol (BHT)
2,2 -metilen
–bis (4-metil-6-t-butilfenol) (MDP antioksidan 2264)
Naftil Amin (PA)
Dilauril
tio-dipropionat (TLP, DLTDP), dll.
9.2.3. Penyerap ultra lembanyung (UV)
Sinar UV, yang mempunyai energi besar, memisah ikatan yang menyebabkan
degradasi langsung pada bahan polimer. Penyerap UV menyerap energi UV dan menggunakan energi yang
sama untuk perubahan dalam dari molekul penyerap agar tak diteruskan ke bahan
polimernya.
Contoh :
Fenil Salisilat (SALOL)
2(2’ hidroksi-t-metil fenil)benzotriazol (TINUVIN
P) dll
9.2.4. Pelambat
api
Bahan isolasi listrik, bahan
konstruksi dan komponen kereta api memerlukan bahan yang memiliki sifat yang
tidak mudah terbakar. Untuk membuat bahan polimer agar tidak terbakar,
menggunakan tambahan beberapa zat yang tidak dapat terbakar.
Contoh :
Trekresil fosfat (TCP)
Tris (dikloropropil) fosfat
Tris (dibromopropil) fosfat
Bromofosfonat, dll
9.3. Pengisi
Pengisi adalah bahan yang
banyak digunakan untuk ditambahakan pada bahan polimer untuk meningkatkan
sifat-sifatnya dan kemampuan pemprosesan atau untuk mengurangi biaya.
a). Penguat
; sebagai penguat dipakai; karet dan karbon hitam maupun serat gelas dan
berbagai polimer termal.
b). Perbaikan
dari temperature deformasi termal; temperature deformasi termal dapat dinaikkan
dengan menggunakan gelas dan mika.
c). Pelindung;
ketahanan permeabilitas gas, sifat isolasi listrik, dan lain-lain diperbaiki.
d). Hantaran
listrik; Hantaran listrik diberikan pada bahan polimer dengan menggunakan bubuk
perak, tembaga dan logam lain atau karbon hitam.
e). Pelumasan
; dengan menambahkan molibden disulfide dan grafit, sifat pelumasan
ditingkatkan
f). Absorpsi
; lempung mengabsorpsi komponen elektrolitik untuk meningkatkan sifat isolasi
listrik.
g). Ketahanan
cuaca; membuat perisai efektif terhadap cahaya.
h). Penyesuaian
koefisien pemuaian termal; polimer termoplastik memiliki koefisien pemuaian
yang lebih tinggi, yang dapat dikurangi dengan penambahan zat anorganik.
i). Perbaikan
sifat pencetakan dan pelekatan; pelekatan yang baik didapat dengan penambahan
beberapa pengisi anorganik.
j). Pembesaran;
harga dapat dikurangi dengan menggunakan beberapa pengisi yang murah
Contoh:
Silika, mika, talk, tanah liat, grafit, karbon
hitam, kalsium karbonat, Titanium dioksida, alumina, bubuk besi dll.
9.4. Lain-lain
9.4.1. Pewarna
Pewarna merupakan zat yang
dapat mewarnai bahan polimer. Disamping itu, juga memberikan sifat ketahanan
cahaya karena melindungi, memantulkan dan menyerap cahaya. Pigmen anorganik dan
organic merupakan komponen utama. Penggunaan zat ini pada polimer tetap harus
diperhatikan sifat racunnya.
9.4.2. Zat
Antistatik
Pada umumnya polimer memiliki
sifat isolasi listrik yang unggul, sehingga pembentukan listrik static dan
tegangan listrik tinggi mudah dihasilkan oleh gesekan.. Akibatnya debu dapat melekat, memberikan kejutan,
atau dapat menyebabkan nyala. Zat antistatic dipakai untuk mencegah bahaya
tersebut.
Ada dua jenis zat antistatic
yaitu: jenis pencampur dan jenis pelapis, dan kedua jenis ini tidak mampu
bertahan untuk waktu yang lama.
Zat-zat
antistatic harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
a). Agar efektif, dicampurkan sedikit demi
sedikit zat antistatic
b). Agar tidak terlalu merusak resin
c). Agar
dengan sendirinya stabil secara termal dan tidak mempercepat penguraian resin.
d). Agar tidar beracun
e). Agar biaya lebih murah.
Contoh:
Alkil sulfat,
alkyl alil sulfat, alkyl fosfat, alkyl amin sulfat ditambahkan sebagai anion
Garam ammonium kuartener dan resi ammonium
kuartener ditambahkan sebagai kation dan lain-lain
0 Response to "BAHAN TAMBAHAN PADA MAKANAN "
Post a Comment