Bagaimana Cara Melakukan Penyimpanan Pangan
Penyimpanan
Semua
bahan pangan mudah rusak dalam jangka waktu penyimpanan tertentu, sehingga
perlu adanya pengemasan untuk membatasi antara bahan pangan dan keadaan normal
sekelilingnya guna menunda proses kerusakan. Pengemasan merupakan salah satu
cara preservasi bahan pangan yang tidak dapat diabaikan. Fungsi utama
pengemasan adalah untuk melindungi bahan pangan terhadap kerusakan yagn terlalu
cepat dan untuk menampulkan produk yang menarik. Pengemasan tidak memperbaiki
kualitas, hanya mempertahankan atau memperlambat kerusakan produk selama
penyimpanan. Bahan yang digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku, bahan
tambahan maupun bahan penolong harus disimpan dengan baik agar tidak terjadi
penurunan mutu dan terjamin keamanan pangan. Penyimpanan yang tepat bertujuan
untuk:
- memudahkan produsen
dalam mengambil dan menggunakan bahan
- mempertahankan mutu dan
keamanan pangan
- mencegah tercemarnya
pangan oleh bahan lain yang berbahaya
- mencegah terlukanya bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan
Cara
penyimpanan bahan pangan yang baik sebagai berikut:
- bahan pangan
masing-masing disimpan terpisah satu sama lain dalam ruangan yang bersih,
bebas hama, cukup penerangan, t erjamin aliran udaranya dan pada suhu yang
sesuai.
- Penyimpanan bahan baku
sebaiknya dilakukan pada suhu sbb:
Jenis Bahan Mentah
|
< 3 hari
|
> 3 hari–1 mg
|
> 1 minggu
|
Daging, ikan, udang
|
-5 – 0 0C
|
-10 – -5
0C
|
< -10
0C
|
Telur dan susu
|
5 – 70 0C
|
-5 – 0 0C
|
< -5 0C
|
Sayur, buah dan minuman
|
10 0C
|
10 0C
|
10 0C
|
Tepung, gula dan bahan kering lain
|
25 0C
|
25 0C
|
25 0C
|
- penyimpanan bahan
tambahan pangan dilakukan sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam
label
- untuk mencegah timbulnya
sarang hama, cara penyimpanan bahan mentah sebaiknya tidak langsung
menyentuh lantai dan tidak menempel pada dinding serta jauh dari
langit-langit.
- Bahan baku, bahan
tambahan, bahan penolong dan produk akhir diberi tanda dan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga jelas dibedakan yang memenuhi syarat dengan yang
tidak, bahan yang lebih dulu masuk digunakan lebih dahulu, produk akhir
yang lebih dahulu diproduksi diedarkan terlebih dahulu.
- Semua bahan disimpan
dalam sistem kartu yang menyebutkan nama bahan, tanggal penerimaan, asal
bahan, jumlah penerimaan di gudang, tanggal dan pengeluaran dari gudang,
jumlah pengeluaran dari gudang, sisa akhir dalam kemasan, tanggal
pemeriksaan, hasil pemeriksaan.
- Produk akhir sebaiknya
juga disimpan dengan sistem kartu dengan menyebutkan: nama produk, tanggal
produksi, kode produksi, tanggal penerimaan di ruang penyimpanan, jumlah
penerimaan di ruang penyimpanan, tanggal pengeluaran dari ruang
penyimpanan, jumlah pengeluaran dari ruang penyimpanan, sisa akhir,
tanggal pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.
- Dalam penyimpanan bahan
berbahaya seperti insektisida, pestisida, rodentisida, dewsinfektan, bahan
yang mudah meledak harus disimpan dalam ruangan tersendiri dan diawasi
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau mencemari bahan baku dan
tidak membahayakan karyawan.
- Wadah dan pembungkus
disimpan secara rapi, di tempat yang bersih dan terlindung dari pencemaran
supaya dalam penggunaannya tidak mencemari makanan.
- Label disimpan secara
rapi dan teratur sedemikian rupa supaya tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaannya.
- Peralatan produksi yang
telah dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi dan belum akan digunakan
untuk produksi sebaiknya disimpan sedemikian rupa, misalnya dengan
permukaan menghadap ke bawah supaya terlindung dari debu, kotoran atau
pencemaran lainnya.
0 Response to "Bagaimana Cara Melakukan Penyimpanan Pangan"
Post a Comment