ARTI NAMA BOROBUDUR

Dari beberapa literature yang ada, dapat disebutkan berbagai pendapat dari para ahli antara lain : 



1) Kitab Negara kartagama 

Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara kartagama karangan Mpu prapanca, meyebutkan kata “Budur” untuk sebuah Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama “Budur” tersebut tidak lain adalah candi Borobudur. 

2) SirThomas Stamford Raffles 

Raffles manafsirkan Borobuduir berati bahwa Budur merupakaan bentuk lain dari “Budo”.yang dalam bahasa jawa berarti Kuno.tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berati “Boro Jaman Kuno” Namaun karena “Bhara” dalam bahas jawa kuno berati banyak, maka Borobudur juga berarti “Budha yang Banyak” jika dikaji secara teliti maka keterangan yang ditemukan oleh raffles memang tidak ada yang memuaskan. Boro jaman kuno” kurang mengena maupun “Budha yang banyak” Kurang mencapai sasaran. 

3) Poebatjaraka 

Menurut beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berarti “Biara Budur”. Penafsiran ini sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada. Selanjutnya jika di hubungkan dengan kitab Negara Kartagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat. 

4) DE Casparis 

De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasati yang kemungkinan merupakan asal kata dari Borobudur. Dalam sebuah prasasti SrI Kahulunan yang berangka 842 M dijumpai kata “Bhumi Sambhara Budhara” yaitu satu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil. 

 

5) Drs. Soediman 

Bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu Bara dan Budur. Bara berasal dar bahasa sanksekerta Vihara yang berarti komplek candi dan Bihara yang berarti asrama. Budur dalam bahasa bali bedudur yang artinya di atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau vihara dan komplek candi yang terletak di atas tanah yang tinggi atau bukit. 



C. ARSITEKTUR BANGUNAN CANDI BOROBUDUR 



Bangunan Borobudur didirikan di atas dan di sekitar lereng bukit dan berbentuk punden berundak. Berbeda dengan banguna-bangunan suci lainya, dimana orang akan melakukan ibadah dapat masuk ke dalamnya maka tidak demikian halnya dengan Borobudur, Borobudur tidak terdapat ruang dimana orang bisa masuk ke dalamnya, melainkan orang hanya bisa naik ke atasnya dengan melalui tangga-tangga pada ke empat sisi- sisinya. 

Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah bangunan stupa, akan tetapi seperti lazimnya stupa yang berbentuk kubah, melainkan merupakan punden berundak dengan enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa induk sebagai puncaknya. Tetapi semua bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan dan secara keseluruhan merupakan satu bangunan stupa. Di samping sebagai lambang 

tertinggi agama budha, stupa Borobudur merupakan tiruan( replica ) dari alam semesta, yang menurut filsafat agama budha terdiri dari tiga bagian besar : Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. 

Kamadhatu adal sama dengan “alam bawah” tempat manusi biasadi Borobudur adalah bagian kaki. Rupadhatu sama dengan “alam antara” tempat manusia telah meninggal segala keduniawian, di Borobudur adalah emapat tingkat yang berbentuk bujur sangkar. Arupadhatu sama dengan “alam atas” temapat para dewa dan di Borobudur adalah dataran berundak (teras) termasuk stupa induk. 



Ukuran pada dasar bangunan Borobudur 123M persegi dan tingginya 31,5 M atau 42 M sampai pinaketnya yang sekarang sebagian sudah tidak ada lagi. Batu andesit yang di pergunakan untuk bangunan Borobudur sebanyak 55.000 M³ 



D. Relief Candi Borobudur 

Candi Borobudur tidak hanya menujukan kemegahanya saja tetapi juga mempunyai relief yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan pada candi itu lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain. 

Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukur memanjang mencapai 2.500 meter. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu: 



Ø Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah. 

Ø Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang 



Agar dapat menyimak ceritanya didalam relief secara berurutan dianjurkan memasuki candi melalui pintu sebelah timur dan pada tiap tingkatan berputar kekiri dan meninggalkan candi di sebelah kanan. 

Relief ceritanya pada candi Borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu: 



a. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, di pahatkan pada kaki tertutup. 

b. Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel, di pahatkan pada dinding lorong 1 di bagian atas 

c. Jataka dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 di bagian bawah, balustrade lorong 1 atas dan di bawah dan balustrade II 

d. Gandawyuda, terdiri 460 panel di pahatkan pada dniding lorong II balustrade III dan IV serta Bhadraceri dinding lorong IV 


E. FUNGSI CANDI BOROBUDUR 



Selain sebagai tempat pariwisata, ternyata fungsi candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya antara lain : 



1. Tempat menyimpan relik atau di sebut Dhatugarba. 

Erlik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka. 

2. Tempat sembayang atau beribadat bagi umat Budha. 

3. Merupakan lambang suci umat budha, cermin nilai-nilai tetinggi umat . 

4. Budha dan mengadung rasa rendah hati yang di sadari penciptanya sedalam-dalamnya. 

5. Tanda peringatan dan penghormatan kepada sang Budha. 

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "ARTI NAMA BOROBUDUR "

  1. Sejarah nama BOROBUDUR
    Pengertian Boro
    Boro dalam tulisan ini identik dengan migrasi sirkuler. Boro berasal dari bahasa jawa, dari kata “ngemboro” atau “mboro” yang berartikan meninggalkan desa tempat tinggalnya pindah ke daerah lain (waktunya sementara) dengan tujuan mencari penghasilan, meningkatkan status sosial ekonomi, dan pada saat-saat tertentu ia kembali ke desanya dengan membawa uang (remitan) dan kemudian kembali lagi ke tempat tujuan. Dengan kata lain, boro merupakan usaha seseorang untuk meningkatkan status sosial ekonomi di desanya dengan cara meninggalkan tempat tinggal (sementara) untuk bekerja ditempat tujuan, pada saat-saat tertentu ia kembali ke desanya dengan membawa hasil (remitan) dan kembali lagi ke daerah yang di tuju itu. Adapun lamanya waktu boro yang dilakukan oleh masyarakat desa, beragam dengan rentan waktu minimal 3 (tiga) minggu sampai dengan 3 (tiga) bulan di tempat tujuan, setelah beberapa hari di rumah (kira-kira 1-2 minggu) ia kembali lagi ke tempat tujuan.
    Boro dilakukan tidak hanya dodorong ekonomi saja melainkan juga kepentingan-kepentingan non ekonomi seperti; (1) keinginan mengikuti perintah agama (relegiusitas) (2) menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan (3) meningkatkan status sosial di tengah masyarakat

    Fakhtafat minhul buduuru
    Telah datang kepada kami pembawa risalah(Ajaran=Tuntunan=Peringatan=Penerang hati)

    Jadi BORO Artinya Mengembara/Hijrah
    Dan BUDUR Artinya Risalah

    BORO BUDUURU  BOROBUDUR

    BOROBUDUR Artinya Tempat Mengembara mencari Tuntunan/ilmu (DARI KITAB Zabur)

    ReplyDelete