Latar Belakang Masalah Tentang Pendidikan
Latar Belakang Masalah
Masusia memang tidak dapat dipisahkan dengan segala keaktifannya, baik yang membutuhkan perpindahan tempat yang relatif jauh maupun yang tidak begitu jauh. Hal tersebut kadang menyebabkan terganggunya jadwal kegiatan yang seharusnya dapat mereka kerjakan sesuai waktu dan tempat yang telah ditetapkan, seperti dalam hal ujian perkuliahan. Berdasarkan hal tersebutlah penulis mencoba menciptakan metode ujian yang lebih fleksibel terhadap tempat pengerjaan, dalam hal ini metode ujian yang dapat diakses dari berbagai tempat dalam suatu rentang waktu yang telah ditentukan.
Seperti telah diketahui bahwa awalnya konsep dari suatu pendidikan adalah terbentuknya suatu komunitas dimana mereka berkumpul pada waktu dan tempat yang sama serta saling bertukar informasi, konsep tersebut sedikit berubah seiring dengan berjalannya waktu, media informasi lain seperti surat, koran, radio, televisi, internet merupakan beberapa contoh media untuk mendapatkan informasi yang tidak mengharuskan bagi mereka untuk berada pada suatu tempat dan waktu yang sama lagi.
Seperti bidang-bidang lainnya, bidang pendidikan pun dapat memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dalam sistem perkuliahan, baik pengaksesan materi, diskusi, pengerjaan ujian, dan kegiatan lainnya, yang selanjutnya disebut dengan sistem pendidikan jarak jauh, dalam hal ini sistem pendidikan jarak jauh yang difokuskan adalah sebuah sistem yang memanfaatkan metode web sebagai sarana interaksi perkuliahannya, khususnya sistem ujian.
Pada perkembangannya, suatu website digunakan tidak hanya sebagai pusat informasi, melainkan juga digunakan sebagai media interaksi beberapa pengguna, sebagai contoh, suatu pengguna dapat memberi masukan ke suatu website, dimana masukan tersebut akan mempengaruhi informasi yang nantinya akan diakses oleh pengguna lain.
Untuk mewujudkan suatu layanan web seperti yang diutarakan diatas, sistem yang dibuat minimal terdiri dari web server, bahasa pemrograman untuk dynamic website, dan database sebagai sarana penyimpanan data-data. Dalam hai ini web server digunakan untuk melayani segala proses pengadaan file-file yang digunakan untuk website, sampai pengaturan koneksi client-server, sedang bahasa pemrograman dynamic website digunakan sebagai dasar pembuatan halaman-halaman website yang dinamis yang berarti halaman tersebut dapat berinteraksi dengan pengguna ataupun layanan lainnya, seperti database ataupun file, sehingga secara tidak langsung halaman itu juga berfungsi sebagai penjembatan antara aksi yang dilakukan oleh pengguna atau pengakses website dengan akibat yang akan diterapkan terhadap layananan lainnya, misalkan database, Database itu sendiri dalam sistem ini dkan digunakan sebagai sarana penyimpanan data secara terstruktur, dalam hal ini adalah media penyimpan yang dapat diketahui relasi atau hubungan antara beberapa data lainnya yang bertipe sama.
Konsep Web Based Training
Kini setelah internet merupalan teknologi yang memasyarakat, konsep pendidikan dapat dilakukan dengan lebih mudah, mereka dapat saling berinteraksi untuk mengirim ataupun mencari informasi dengan lebih efektif dan efisien, salah satu contoh konsep yang dapat dilakukan adalah Web Based Training yang selanjutnya disebut dengan WBT, WBT adalah suatu sistem dimana semua bagian dari pendidikan mulai dari bahan informasi, diskusi dan ujian diterapkan melalui teknologi layanan web.
Berikut tabel perbandingan beberapa kegiatan-kegiatan dalam sistem pendidikan konvensional yang dapat dilakukan dalam sistem pendidikan WBT
Sistem konvensional
|
WBT
|
Mendengarkan
kuliah, debat, wawancara, pidato, diskusi
|
Webcam
(kamera web yang meliputi gambar dan suara), multimedia conference.
|
Konsultasi
|
E-mail,
mailing list,
|
Bahan-bahan presentasi, buku
referensi
|
Dapat
dibentuk dalam file-file .pdf, .ppt, .doc
|
Ujian tertulis
|
Fasilitas
form web (fasilitas web dimana pengguna dapat memberikan balasan ke sistem
tsb).
|
Dalam
pembuatannya banyak aspek yang menentukan metode dan tipe dari pembentukan WBT
itu sendiri, beberapa contoh aspek tersebut yang pertama adalah Instructor-led dan Learner-led. Dalam konsep Instructor-led,
jadwal dan urutan bahan pendidikan sudah ditentukan dari awal oleh pengajar,
pelajar tidak mempunyai pilihan untuk menentukan metode yang mereka inginkan
dari pembelajaran tersebut, sedangkan dalam konsep Learner-led, pelajar
mempunyai pilihan-pilihan untuk menentukan metode pembelajaran seperti forum
diskusi, chat-session, serta urutan
bahan yang ingin mereka pelajari terlebih dahulu.
Berikut
beberapa perbedaan keuntungan dari kedua konsep diatas :
Instructor-led
|
Learner-led
|
Pengajar dapat
menjelaskan dengan lebih baik pertanyaan-pertanyaan ataupun pemecahan masalah
dari bahan-bahan yang dibuat
|
Pelajar dapat lebih merasakan manfaat
dari pembelajaran yang mereka inginkan
|
Pengajar dapat menentukan
bahan-bahan yang akan diajarkan, sehingga itu akan lebih memudahkan pengajar
dalam mengatur pembelajaran.
|
Pelajar tidak tergantung dengan
jadwal-jadwal yang telah dibuat oleh pengajar, sehingga akan lebih fleksibel
|
Penilaian ujian
dapat lebih mudah dilakukan
|
Tidak ada pelajar
yang merasa “tertinggal” oleh pelajar lain dalam pembelajaran, sehingga
mereka merasa percaya diri atas apa yang telah mereka dapatkan
|
Aspek yang kedua adalah asynchronous dan synchronous,
dimana aspek tersebut akan menentukan metode aktifitas pelajar. Synchronous berarti semua aktifitas
pendidikan dikerjakan secara bersamaan atau dalam rentang waktu yang relatif
kecil, seperti chat-session dan webcam, sedangkan asynchronous merupakan metode dimana aktifitas pendidikan tersebut
dapat dilakukan pada waktu yang berbeda atau dalam rentang waktu yang relatif
lama atau tak terbatas, seperti forum diskusi melalui e-mail, pengaksesan
informasi dalam website.
Perancangan Ujian Dalam Sistem Pendidikan WBT
Dalam
konsep pendidikan salah satu bagian yang sangat diperlukan adalah ujian, dimana
ujian tersebut dapat digunakan sebagai berikut :
Pengukur kemampuan pembelajaran
dari pelajar
Penegasan ataupun pemfokusan atas
apa yang sebenarnya harus dan dapat dipelajari oleh pelajar
Dapat digunakan sebagai pelajar
untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan sebuah
kasus
Mengamati berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga pengajar dapat memperbaiki kembali
metode pendidikan yang telah ada.
Dalam
pendidikan WBT terdapat beberapa cara yang diterapkan dalam pembuatan sistem
ujiannya, beberapa pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam perancangan
sistem ujian tersebut antara lain seperti jawaban seperti apa yang harus mereka
isikan, dan feedback apa yang akan
muncul setelah pelajar menjawab pertanyaan yang diberikan.
Berikut
beberapa cara perancangan sistem ujian beserta keuntungan dan kerugiannya :
Teknik
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
- Jawaban akan dikoreksi oleh
program yang sudah diterapkan dalam komputer masing-masing pelajar
|
- Jawaban dapat dengan cepat
dikoreksi.
- Tidak dibutuhkan koneksi
internet
|
- Pengajar tidak dapat memantau
kemajuan pelajar
- Tidak dapat membuat soal essay
-Kunci jawaban dapat lebih mudah
diketahui oleh pelajar
|
- Jawaban dikirim ke komputer
pusat, dan penilaian dilakukan secara langsung dan otomatis.
|
- Pengajar dapat memantau
kemajuan pelajar
- Jawaban dapat dikoreksi dengan
cepat
|
- Membutuhkan koneksi internet
- Tidak dapat membuat soal essay
|
- Jawaban dikirimkan melalui ke
pengajar melalui email dan pengajar itu sendiri yang akan mengkoreksi.
|
- Dapat membuat
bermacam-macam jenis pertanyaan.
- Pengajar dapat
mentoleransi jawaban
|
- hasil penilaian tergantung oleh
situasi pengajar.
- Jawaban tidak dapat langsung
dikoreksi.
|
Jenis-jenis Soal Dalam Sistem
Ujian WBT
Dalam sistem ujian WBT terdapat beberapa jenis soal yang dapat
diterapkan, pembuatan soal-soal itu sendiri disesuaikan dengan jenis dari
metode pengerjaan dan feedbacknya, berikut beberapa contoh tipe soal tersebut :
Soal benar/salah
Soal-soal jenis ini dapat digunakan untuk berbagai
jenis pertanyaan seperti berikut : Apakah pernyataan ini benar atau salah?,
Apakah prosedur ini dapat dikerjakan atau tidak?, dan Apakah anda menyetujui
proposal ini atau tidak?, keuntungan dari soal tersebut adalah adanya jawaban
yang jelas benar atau salahnya sehingga bisa langsung dikoreksi oleh sistem dan
prlajar pun dapat menerima feedback hasil ujian secara cepat.
Sedang kerugiannya dimungkikannya pelajar lebih kearah
menebak jawaban ujian, daripada mengerjakan solusi dari permasalahan soal
tersebut, juga tidak dimungkinkannya untuk membuat soal kompleks yang
membutuhkan jawaban tidak 100% benar atau salah yang tentunya juga membutuhkan
sistem pengkoreksi dimana dapat melakukan toleransi terhadap jawaban.
Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda hampir mirip dengan soal
benar/salah, hanya saja dengan lebih banyaknya option jawaban yang disediakan,
tentunya akan lebih menyulitkan bagi pelajar untuk menebak sebuah jawaban dari
soal tersebut.
Soal essay
Metode soal ini digunakan untuk pembuatan soal yang kompleks dan
bevariasi, dengan artian sebuah soal bisa saja menerima jawaban berbeda-beda
anatara satu pelajar dengan pelajar lainnya, ataupun soal yang menghruskan
pelajar untuk membuat sebuah makalah yang penilaiannya lebih kearah cara
berpikir daripada menebak sebuah jawaban.
Soal dengan jenis ini memungkinkan perbedaan logika jawaban antara
beberapa pelajar, sehingga toleransi dalam pengkoreksian jawaban sangat
dibutuhkan, salam hal ini pengajar yang berwengan untuk melakukan
pengkoreksian.
Kelemahan dari soal ini adalah adanya waktu tenggang yang tidak bisa
dipastikan antara selainya ujian dengan pengkoreksian jawaban, serta
dimungkinkannya penilaian yang tidak adil sesuai dengan situasi dan kondisi
pengkoreksi.
Pencegahan Kecurangan Dalam Sistem
Ujian
Dalam suatu ujian dapat saja terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak
diinginkan, terdapat banyak jenis kecurangan yang mungkin dilakukan dalam ujian
tersebut, dan banyak pula jenis pencegahan yang juga dapat dilakukan, dan yang
perlu ditekankan untuk pertama kalinya adalah perlunya diketahui alasan-alasan
mengapa mereka melakukan kecurangan tersebut, beberapa alasan yang memungkinkan
antara lain :
Hasil penilaian ujian yang akan
mempengaruhi status pendidikan mereka
Kesenangan ataupun hobi dalam
melakukan kecurangan
Budaya yang menganggap kecurangan
bukanlah suatu kesalahan
Dalam sistem ujian WBT
persentase kecurangan yang terjadi diperkirakan lebih besar daripada sistem
ujian konvensional, kemudahan-kemudahan (dalam hal ini belum bisa dikategorikan
sebagai kecurangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku) yang mungkin saja
terjadi dalam sistem ini antara lain :
Kemudahan untuk mengakses
referensi
Kemudahan untuk saling bekerja
sama dengan peserta ujian lainnya
Banyak terdapat metode
pencegahan yang memungkinkan dilakukan dalam sistem ujian WBT ini, antara lain
:
Pengawasan secara audio dan visual
Dalam
hal ini pengawasan dilakukan menggunakan teknologi perangkat webcam, dimana
ketika ujian berlangsung, peserta diharapkan mengaktifkan webcam meraka
sehingga pengawas dapat melihat secara laangsung peserta ujian seperti layaknya
pada sistem ujian konvensional, kelemahan dari sistem ini antara lain
terbatasnya bandwidth atau lebar koneksi yang belum memungkinnya pengaksesan
webcam secara maksimal, serta masih bisa dilakukannya manipulasi terhadap
perangkat kamera tersebut.
Batasan waktu
Diharapkan
waktu ujian yang tersedia sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam
pengerjaan soal, sehingga peserta ujian tidak mempunyai waktu lebih untuk
saling berhubungan, ataupun mengakses bahan-bahan ujian yang mungkin tersedia
ditempat lain.
Distribusi soal
Inti
dari distribusi soal ini adalah diharapkan masing-masing peserta ujian akan
menerima soal yang berbeda-beda, tetapi hal tersebut dirasa akan memberatkan
pihak pengajar, karena dengan 10 nomor soal untuk 10 peserta ujian saja mereka
diharuskan membuat 100 nomor soal, sehingga konsep dari distribusi soal terdiri
dari dua tahap, yang pertama adalah dilakukannya pengacakan terhadap soal-soal
yang telah terbuat, sehingga mungkin saja antara satu peserta dengan peserta
lainnya menerima urutan soal yang berbeda, tahap kedua dari distribusi
soal ini adalah dibuatnya beberapa soal
dalam nomor soal yang sama yang biasa disebut dengan sistem rayonisasi soal.
Pendekatan secara kepercayaan
Dalam
pendekatan ini pengajar diharuskan untuk selalu memotivasi peserta ujian untuk
tidak melakukan kecurangan, inti dari pendekatan ini adalah meyakinkan peserta
ujian untuk percaya diri atas semua yan telah mereka pelajari, serta meyakinkan
mereka bahwa hasil ujian ini justru akan membantu pengembangan arah pendidikan
yang sesuai dengan potensi mereka yang sebenarnya.
Implementasi Sistem Ujian WBT
Pada dasarnya sistem
ujian WBT yang terbuat dibagi menjadi fasilitas utama, yaitu fasilitas untuk pelajar
dan fasilitas untuk pengajar :
Fasilitas utama
Fasilitas
utama adalah menu-menu yang diakses oleh semua pengguna sistem ini baik
pengajar maupun pelajar, fasilitas tersebut terdiri dari proses login,
sinkronisasi waktu, dan authentikasi pengguna.
Proses
login merupakan proses untuk menentukan hak akses mereka dalam sistem ini,
apakah mereka sebagai pelajar ataupun sebagai pengguna, sedangkan proses
sinkronisasi waktu adalah fasilitas jam terpusat, hal ini untuk antisipasi jika
terdapat perbedaan waktu antara jam yang ada di sistem pengguna dan jam yang
ada di sistem web server, sehingga
berapapun selisih jam yang terjadi, persepsi waktu yang ditunjukkan kepada
pengguna adalah waktu yang ada pada di sistem pusat, dan proses authentikasi
adalah proses untuk melindungi sebuah halaman web tertentu agar hanya bisa
diakses oleh pengguna yang memang mempunyai hak akses terhadap halaman yang
bersangkutan, sebagai contoh, ditolaknya peserta ujian ketika mengakses halaman
untuk pembuatan soal ujian ataupun halaman pengkoreksian ujian.
Fasilitas untuk pengajar
Dalam
sistem ini pengajar mempunyai beberapa wewenang dalam penentuan ujian yang
berlaku, diantaranya penentuan waktu ujian, pembuatan soal ujian dan
pengkoreksian hasil ujian.
1.
Penentuan
waktu ujian
Proses
penentukan waktu ujian inilah yang nantinya digunakan sebagai batasan-batasan
waktu sistem ujian WBT, seperti pengajar tidak dapat mengubah komposisi soal
ujian, ketika ujian telah dimulai dan pengajar tidak dapat melakukan
pengkoreksian ujian ketika ujian yang bersangkutan belum selesai, sedangkan
bagi pelajar, batasan waktu ini digunakan agar pelajar tidak dapat mengakses
soal-soal ujian ketika ujian belum dimulai, dan pelajar tidak dapat melakukan
ujian ataupun tidak dapat mengubah jawaban ujian ketika ujian yang bersangkutan
telah selesai.
2.
Pembuatan
soal ujian
Pada
proses pembuatan soal ujian, terdapat beberapa parameter-parameter yang harus
dimasukkan, antara lain soal ujian itu sendiri, ataukah akan bertipe pilihan
ganda dengan option jawaban yang bisa disesuaikan ataupun soal dengan jenis
essay, parameter kedua adalah bobot nilai untuk soal ujian itu sendiri, untuk
soal dengan jenis pilihan ganda, bobot soal akan menentukan nilai untuk jawaban
benar, salah dan kosong, sedang untuk soal dengan jenis essay, bobot soal akan
menentukan nilai maksimal yang bisa diberikan terhadap jawaban untuk soal yang
bersangkutan.
Pada
pembuatan soal ini selain dapat dilakukannya penambahan soal untuk nomor lain,
juga dapat dilakukannya penambahan soal untuk rayon lain pada nomor yang sama,
sehingga distribusi soal untuk peserta ujian akan semakin merata.
0 Response to " Latar Belakang Masalah Tentang Pendidikan"
Post a Comment