Tentang Sejarah Lupus

Periode Klasik 



Penjelasan klasik ciri Lupus secara dermatologis dibuat oleh tiga orang. Thomas Bateman, seorang siswa dermatologis dari Inggris adalah orang pertama yang mengenalkannya pada awal abad ke 19. Selanjutnya, Cazenave, seorang siswa dermatologis Prancis pada pertengahan abad ke 

19 dan Moriz Kaposi, siswa dan menantu dari dermatologis Australia, Ferdinant von Hebra di akhir abad ke-19. 

Di kalangan kedokteran, jenis penyakit ini dikenal sejak tahun 


1828, melalui seorang dokter kulit dari Perancis bernama Laurent Biett. Awalnya, penyakit ini dianggap sebagai penyakit kulit biasa. Gejalanya, timbul kemerahan di wajah, serta umumnya di sekitar hidung dan pipi. Pada tahun 1833, Cazenave menamakan penyakit dengan gejala tersebut sebagai erythema centrufugum. Istilah itu berkembang menjadi penyebaran ruam yang menyerupai kupu-kupu di wajah (butterfly rash) yang diterbitkan pertama kali di Von Hebra tahun 1846. Tahun 1856, gejala kemerah-merahan di wajah tersebut akhirnya digambarkan sebagai lupus erythematosus. 

2.1.2.2 Periode Neoklasik 



Pada era ini, lupus dikenal tahun 1872, yaitu ketika Kaposi pertama kali menjelaskan sifat sistemik. Menurut Kaposi, ada dua jenis erythematosus yang berbentuk diskoid dan menyebar. Berikut ini gejala dari bentuk yang menyebar itu. 

- Benjolan di bawah kulit 



- Pembesaran kelenjar getah bening 



- Demam 



- Kehilangan Berat Badan 



- Anemia 



Pada tahun 1851, Moriz Kaposi, seorang dokter kulit yang pertama kali mendeteksi penyakit ini menyatakan bahwa selain mengalami kelainan di kulit, sebagian pasien lupus juga menunjukkan kelainan pada organ-organ di dalam tubuhnya. Selanjutnya, di tahun 1890 an, Sir William Osler, seorang dokter dari Amerika, melihat bahwa SLE juga menyerang organ tubuh bagian dalam tanpa da kelainan di kulit. 

2.1.2.3 Periode modern 

Pada tahun 1948, Dr. Malcolm Hargraves dari klinik Mayo di Amerika melaporkan lebih rinci mengenai sel lupus erythematosus (LE). Penelitian itu mengindikasikan adanya sel LE di dalam darah pasien lupus yang akhirnya disebut sebagai sel. Penemuan ini menjadi pembuka jalan untuk menemukan lebih banyak kasus LE. 

Dari penelitian ini ditemukan kenyataan lain yang menarik. Antibodi yang pada tubuh normal berfungsi untuk menyerang kuman, pada pasien lupus justru produksinya meningkat secara berlebihan hingga menyerang organ tubuh yang sehat tanpa bisa dikendalikan. 

Seiring perjalan waktu, penyakit ini lebih populer sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya sangat beragam, menyerupai demam dan kadang seperti tifus. Gejala yang muncul tidak berdiri sendiri sebagai gejala dan bentuk penyakit lupus. Hal ini terus berkembang perlahan-lahan selama beberapa tahun dengan gejala dan keluhan yang beragam. Akhirnya, penyakit lupus diketahui tidak hanya menyerang bagian kulit luar, tetapi juga hampirseluruh organ tubuh bagian dalam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tentang Sejarah Lupus "

Post a Comment