Tahap Pre Operative

Pada tahap ini, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan. Baik persiapan pada pasien, operator, dan peralatan serta ruang operasi. Persiapan yang matang dan baik akan mengurangi resiko kegagalan operasi ataupun komplikasi yang bisa terjadi setelah operasi selesai dilakukan. 



S Persiapan Pasien 

Persiapan pada pasien sebelum operasi meliputi : anamnesa, pemeriksaan riwayat dan fisik, hasil laboratorium dan radiografi, pemeriksaan temperatur/tekanan/pernapasan, diet, antibiotik profilaksis, sedasi, izin operasi, dan konsultasi. 

S Anamnesa 

Anamnesa pada pasien sangat penting dalam menentukan penyakit pasien. Karena pada saat anamnesa kita dapat mengetahui berbagai macam hal yang menyangkut penyakit pasien. Hal-hal yang ditanyakan pada pasien saat anamnesa yaitu nama dan alamat pasien, keluhan utama, keluhan sampingan, sejarah gigi sebelumnya, sejarah pengobatan, dan sejarah penyakit dalam keluarga, serta status sosial pasien tersebut. 



S Pemeriksaan Oromaksilofasial dan Fisik 

Pemeriksaan Oromaksilofasial meliputi, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral. Pemeriksaan ekstra-oral dimulai dengan rabaan pada muka termasuk rahang bawah, rahang atas, kemudian mencatat tentang segala kelainan seperti ketidaksamaan antara kiri dan kanan, atau kelumpuhan dari otot-otot muka. Pergerakan mata dan reaksi-reaksi pupil diamati bersama-sama dengan beberapa kesukaran di saat bernapas. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada sendi temporomandibular, sinus-sinus rahang, limphonodus, dan bibir. 

Pemeriksaan Intraoral adalah memeriksa status gigi geligi, selaput mukosa, jaringan periodontal, lidah, dan sebagainya. 



Selain melakukan pemeriksaan oromaksilofasial, hal yang tidak boleh terlewati saat akan melakukan tindakan bedah adalah pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan oleh dokter umum maupun dokter spesialis yang biasa menangani pasien. Pemeriksan fisik ini dilakukan sebelum pembedahan atau dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk ke rumah sakit. 



S Hasil Laboratorium dan Radiografi 

Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X sangat penting untuk menunjang hasil pemeriksaan fisik dan dapat mempertegas diagnosis sementara yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga akan berpengaruh juga terhadap rencana perawatan. 

Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X ditambahkan dalam bagan dan merupakan catatan permanen dalam pelayanan kesehatan. 



S Pemeriksaan Keadaan Umum 

Sebelum dilakukan pembedahan, setiap pasien wajib dicatat temperatur, tekanan darah, dan pernapasannya secara teratur untuk mengatahui perkembangan keadaan pasien menjelang operasi. Sehingga jika terdapat kelainan dapat segera diatasi dan kembali dipersiapkan untuk menjalani operasi. 



S Diet 

Pasien yang akan dioperasi sebelum dilakukan anestesi harus menjaga pola makannya. Jika pasien yang akan dioperasi kekurangan kekuatannya, maka harus diberi minuman glukosa sebelum injeksi anestesi dilakukan. Tetapi jika yang dilakukan adalah general anestesi, maka pasien disarankan untuk berpuasa pada saat malam (apabila operasi akan dilakukan pada pagi hari). Atau tidak boleh makan selama 4-6 jam sebelum operasi. 







S Persiapan Kulit 

Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut kumis dan rambut didagu harus dicukur, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. 



S Antibiotik Profilaksis 

Meskipun trauma rongga mulut yang ringan misalnya akibat makan, sikat gigi, dapat menyebabkan bakteriemia, risiko yang benar-benar merupakan ancaman bagi pasien adalah bila keutuhan mukosa terputus dan ada perdarahan saat operasi dilakukan. Untuk mengurangi ancaman bakteriemia, digunakan antibiotik profilaktik pada pasien yang mengalami gangguan mekanisme pertahanan tubuh pada kondisi-kondisi yang mudah mengalami serangan infeksi. 

Pasien dengan kelainan jantung merupakan kasus terbanyak, cenderung memerlukan perhatian yang lebih banyak. Termasuk dalam kelompok tersebut adalah pasien dengan penyakit jantung congenital, penyakit katup jantung, atau riwayat pernah terserang demam rematik. Terapi antibiotik profilaktik pada pasien-pasien tersebut diarahkan untuk pencegahan endokarditis bakterial subakut. 

Kondisi-kondisi yang memerlukan terapi antibiotik profilaktik selain penderita kelainan jantung adalah para penderita AIDS, pecandu alkohol kronis, pasien yang menerima pengobatan antineoplastik atau imunosupresan, pasien sesudah dilakukan transplantasi organ, pasien dengan protesa atau sendi implant, dan pasien penderita diabetes tidak terkontrol. 



S Sedasi 

Kecemasan dan ketakutan paling sering ditemukan pada pasien-pasien bedah oromaksilofasial. Perasaan ini selalu ada dengan derajat dan manifestasi yang berbeda-beda. Ketakutan bisa berkisar antara ketakutan normal sampai dengan kehilangan kontrol total, sedangkan gejala yang ditunjukkan mulai dari banyak bicara, tangan gemetar, sampai dengan histeria dan syok. Oleh karena itu cara mengatasinya tergantung situasinya. Pada kebanyakan kasus, kontrol kecemasan yang memadai bisa didapat dari sikap operator yaitu menujukkan ketenangan dan kepercayaan diri, serta menunjukkan watak yang baik hati, sabar, dan menentramkan hati. Apabila tindakan-tindakan tersebut dianggap masih kurang memadai atau apabila ada situasi yang khusus, misalnya gangguan jantung atau hipertensi, maka diperlukan sedasi oral atau inhalasi oksida nitrous oksigen. Keamanan, keterampilan atau pengalaman dan keterbatasan yang disebabkan karena tuduhan malpraktik secara efektif membatasi pemakaian sedasi pra-bedah melalui rute tersebut. 

Obat-obatan yang digunakan untuk pramedikasi oral meliputi narkotik, antihistamin, obat-obatan anxiolytic, misalnya benzodiazepine. Kecemasan yang ringan bisa diatasi dengan obat-obatan tersebut. Walaupun sulit untuk menentukan dosisnya pada satu kunjungan, kadar dosis dapat dinaikkan atau diturunkan pada kunjungan berikutnya, apabila dibutuhkan untuk mendapatkan aksi optimal. Untuk meningkatkan efektivitas, obat yang dimaksud diberikan pada sore hari sebelum dilakukan pembedahan. Kemudian diulang lagi 1-2 jam sebelum prosedur pembedahan dengan dosis yang sedikit dikurangi. Untuk itu wajib diketahui sifat-sifat farmakologis obat yang digunakan, misalnya waktu timbulnya aksi, cara kerjanya, durasi, metabolisme, ekskresi, dan efek sampingnya. 



S Izin Operasi 

Formulir persetujuan tertulis harus didapatkan sebelum melakukan suatu prosedur. Agar efektif, persetujuan dikemukakan lebih sebagai sebagai suatu konseling sebelum pelaksanaan operasi, dan bukan sekedar tindakan pelengkap administrative. Alasan harus dilakukannya operasi, sifat operasi, hasil yang diperkirakan, dan komplikasi yang mungkin timbul harus dijelaskan secara lengkap dan terus terang kepada pasien atau orang yang akan menandatangani persetujuan tertulis tersebut. Orang-orang yang terlibat diberikan kesempatan untuk bertanya tentang prosedur atau segi-segi yang terkait. Ketidakrincian persetujuan yang dimintakan akan melemahkan segi hukum nantinya. Orangtua, kerabat, atau wali sah pasien harus memberikan persetujuan untuk pasien yang tidak bisa memberikan persetujuan sendiri, yaitu anak-anak, penderita kelainan mental, dan pasien yang tidak sadar. Penandatanganan persetujuan harus disaksikan oleh orang lain selain ahli atau dokter bedah yang akan melakukan operasi. Formulir persetujuan disertakan sebagai dokumen tetap dalam catatan medis. 



S Konsultasi 

Ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu yang mengharuskan seorang dokter gigi (dalam hal ini dokter bedah mulut) melakukan konsultasi kepada seorang dokter ahli atau spesialis, baik seorang haematologist, dokter spesialis penyakit dalam, ataupun dokter spesialis jantung. Pasien-pasien ini disebut pasien resiko tinggi, yaitu pasien-pasien yang menderita penyakit kardiovaskular, penyakit pulmonal, kelainan neurologis, disfungsi endokrin, kelainan koagulasi darah, anemia, penyakit ginjal dan transplantasi, alergi, serta kehamilan. 

Konsep konsultasi atau berbagi tanggung jawab untuk penatalaksanaan pasien merupakan hal yang sangat penting bagi dokter gigi. Konsultasi biasanya harus segera dilakukan, yaitu pada hari diajukannya permintaan. Permohonan konsultasi menyatakan semua penemuan yang pasti dan alasan utama dari pengajuan permohonan konsultasi atau bantuan tersebut. Jawaban dari konsultan idealnya singkat dan langsung pada sasaran, yaitu secara detail menjawab alasan utama permohonan tersebut. Konsultan dapat memberikan persetujuan terhadap perubahan cara penanganan, dan kadang-kadang menawarkan ikut memantau keadaan pasien. 



S Persiapan Peralatan dan Operator 

S Persiapan operator 

Sebelum memasuki ruang bedah, ahli bedah melepas pakaian luar dan memakai pakaian bedah yang steril, termasuk penutup sepatu dan penutup kepala. Ruang steril atau substeril terletak berdekatan dengan ruang bedah. Ruangan tersebut dilengkapi dengan masker, sikat dan bak penyikat dengan wadah sabun dan air yang dikontrol menggunakan kaki atau lutut. Ahli bedah memasang masker dan pelindung mata dan menyesuaikannya agar tidak mengganggu. Kemudian dilakukan penyikatan pada kedua tangan selama 5 sampai 10 menit untuk mengurangi bakteri sekecil mungkin sebelum mengenakan sarung tangan. Dengan menggunakan sabun bedah atau sabun antibakteri dan sikat steril, tangan serta lengan bawah disikat hingga mencapai tepat di atas siku. Setelah penyabunan, tangan dan lengan dibilas hingga air menetes dari siku. Kuku jari tangan dibersihkan menggunakan kikir kuku di bawah guyuran air. 



S Persiapan peralatan 

Alat-alat yang akan digunakan pada operasi disterilkan lalu disusun di tempat yang steril di dalam kamar operasi. Sterilisasi alat bertujuan membunuh semua mikroorganisme. Teknik sterilisasi yang digunakan yaitu dengan menggunakan autoclave atau tekanan uap, juga menggunakan metode kimia dan fisika yaitu pemanasan basah, pemanasan kering, serta radiasi gamma (digunakan dalam perdagangan untuk sterilisasi alat yang dipaketkan seperti scalp blades). Sterilisasi dengan cara perebusan sudah jarang digunakan karena hanya sebagai desinfectan dan tidak membunuh organisme spora. 



S Persiapan Ruang Operasi 

Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel, dinding dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa digunakan sudah tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga tetap 18-21° C, tetapi ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus menggunakan AC untuk mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi seharusnya terdapat ruang perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman dimana pasien diletakkan pada tempat tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi. Sinar yang digunakan menghasilkan penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan sinarnya mudah diarahkan ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga operator dengan mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to " Tahap Pre Operative "

Post a Comment