SISTEM PENDETEKSI PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN ANALISA FOTO LIDAH
Andry Sianto1)
1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email: as_yent@yahoo.com
Method of tongue diagnosis is used to observe abnormal changes in the tongue (tongue body or substance of the tongue) and the membrane of the tongue in diagnosing the disease.
Many ways can be done to detect disease of the appendix. One way is to use information technology. Nowadays information technology has also evolved in the medical world. Utilization of information technology can help ease the task of dokter.Dengan made this system helps the user in this case physicians and physician at the time of examination to the patient to identify patients suffering from diseases of the appendix or not.
Keywords: Information Technology, Traditional Chinese Medicine, Tongue Diagnosis.
Penyakit usus buntu adalah saluran usus yang terjadi nya pembusukan dan menonjol dari bagian awal usus besar atau seku. Penyakit usus buntu timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di dalam tinja atau bengkaknya cabang kelenjar getah bening pada usus yang dapat terjadi oleh karena berbagai macam infeksi. Pada kasus yang sama, usus buntu bengkak, dan kuman dapat berkembang didalamnya. Sangat penting untuk ditangani karena jika terlambat akan dapat berakibat fatal bagi penderitanya (www.infopenyakit.com).
Jika radang usus buntu tidak dapat dikenali atau diobati, usus buntu bisa pecah, membuat kantung meradang di luar usus tersebut dan menimbulkan nanah. Akibat lanjut, benda dari usus buntu masuk ke rongga perut, menyebabkan peradangan serius. Penderita usus buntu umumnya mengalami sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan bawah, penurunan nafsu makan, mual dan muntah, serta diare.
Penderita penyakit usus buntu sangat beresiko apabila tidak cepat diobati oleh sebab itu yang harus dilakukan untuk mendeteksi penyakit usus buntu. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi. Saat ini teknologi informasi juga telah berkembang di dalam dunia medis. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membantu meringankan tugas dokter dan sinshe. Alat untuk mendeteksi penyakit usus buntu sudah ada tetapi dibutuhkan biaya yang mahal untuk membeli alat tersebut(www.infopenyakit.com).
Oleh karena itu, dibuatlah aplikasi yang dapat mendeteksi penyakit usus buntu melalui lidah. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui tingkat kelainan pada usus buntu sehingga pasien tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pengecekan darah karena dengan adanya pemeriksaan lebih lanjut sangat membutuhkan banyak biaya dan tenaga.
Dengan dibuatnya sistem ini membantu pengguna didalam hal dokter dan sinshe dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien agar mengetahui pasien menderita penyakit usus buntu atau tidak. Dengan hasil yang diberikan oleh sistem ini mengharapkan pasien untuk dapat mengubah pola hidup makan penderita dari penyakit yang lain selain usus buntu.
LANDASAN TEORI
1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama–sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Istilah lain dari suatu sistem adalah kumpulan dari elemen–elemen yang masing–masing elemen berinteraksi atau saling mempengaruhi untuk mewujudkan suatu kegiatan bersama.Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan dan keluaran yang akan dihasilkan.
Sistem dikatakan berhasil jika dapat mencapai sasaran dan tujuan. Sedangkan suatu informasi dikatakan bernilai apabila memiliki manfaat yang lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Informasi dapat dihasilkan dari sistem informasi yang disebut juga processing system atau informasi processing system atau information generation system. Menurut Hartono (1990), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi itu sendiri adalah data yang merupakan kata jamak dari bentuk tunggal. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu keadaan nyata. Sistem informasi adalah “suatu sistem yang terdiri dari komponen–komponen atau blok–blok yang berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan mencapai sasaran”.
2. Definisi Penyakit Usus Buntu
Penyakit usus buntu adalah saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau seku. Penyakit usus buntu timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di dalam tinja atau bengkaknya cabang kelenjar getah bening, apabila tidak ditangani secara serius maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi penderita.
Penyakit usus buntu terdapat di seluruh dunia dan dapat menyerang semua orang, baik pria maupun wanita. Penyakit usus buntu disebabkan oleh bakteri dan Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asing. Gejala usus buntu umumnya mengalami sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan bawah, penurunan nafsu makan, mual dan muntah, serta diare.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
3. Identifikasi Penyakit
Dengan adanya pengidentifikasian pada keluhan suatu penyakit yang timbul, maka diharapkan dalam mengindikasi penyakit yang terjadi lebih cepat dan efisien. Adapun sub pokok bahasan dalam identifikasi penyakit pada pasien adalah sebagai berikut :
Penyakit Radang Usus Buntu
Pada kondisi ini yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pada titik Mc Burney (istilah kesehatannya), tubuh akan panas tinggi, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak bungkuk, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang atau mual muntah saja.
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.
4. Diagnosa Lidah
Pengamatan lidah merupakan bagian terpenting dalam pemeriksan dengan menggunakan hubungan antara pengukuran sifat berwarna dan tekstur lidah (diperoleh melalui teknik pengolahan citra) dan diagnostik hasil pasien yang sesuai. Ini memberikan evaluasi tujuan penentuan sindrom usus buntu.
Tahap ini dikenal dengan proses awal dimana dengan meningkatkan kualitas citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan pengolahan citra digital tahap berikutnya.
5. Pengontrasan citra
Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan komputer. Pengolahan citra digital dapat dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan :
1. Memperbaiki kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah diinterpretasi oleh mata manusia.
2. Mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek secara otomatis.
Bidang aplikasi kedua sangat erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan pole (pattern recognition) yang umumnya bertujuan mengenali suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang terdapat pada suatu citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan citra, diharapkan akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan sehingga citra tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut pengenalan citra atau image recognition. Proses pengenalan citra ini sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengolahan citra dan pengenalan pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang hendak dikenali. Secara umum tahapan pengolahan citra digital meliputi akusisi citra, peningkatan kualitas citra, segmentasi citra, representasi dan uraian, pengenalan dan interpretasi.( Schahkoff, Robert J. Digital Image Processing and Computer Vision. Suns Inc).
1. Akusisi citra Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti kamera analog, kamera digital, scanner, dan sebagainya. Citra yang dihasilkan belum tentu data digital, sehingga perlu didigitalisasi.
2. Peningkatan kualitas citra Pada tahap ini dikenal dengan pre-processing dimana dalam meningkatkan kualitas citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan pada tahap pengolahan citra digital berikutnya.
3. Segmentasi citra
Segmentasi bertujuan untuk memilih dan mengisolasikan (memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra. Segmentasi terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian. Tahap downsampling merupakan proses untuk menurunkan jumlah piksel dan menghilangkan sebagian informasi dari citra. Dengan resolusi citra yang tetap, downsampling menghasilkan ukuran citra yang lebih kecil.
Tahap segmentasi selanjutnya adalah penapisan dengan filter median, hal ini dilakukan untuk menghilangkan derau yang biasanya muncul pada frekuensi tinggi pada spektrum citra. Pada penapisan dengan filter median, gray level citra pada setiap piksel digantikan dengan nilai median dari gray level pada piksel yang terdapat pada window filter.
Tahap yang terakhir pada proses segmentasi yaitu deteksi tepian. Pendekatan algoritma Canny dilakukan berdasarkan konvolusi fungsi citra dengan operator Gaussian dan turunan-turunannya.Pendeteksi tepi ini dirancang untuk merepresentasikan sebuah tepian yang ideal, dengan ketebalan yang diinginkan. Secara umum, proses segmentasi sangat penting dan secara langsung akan menentukan keakurasian sistem dalam proses identifikasi.
4. Representasi dan Uraian Representasi mengacu pada data konversi dari hasil segmentasi ke bentuk yang lebih sesuai untuk proses pengolahan pada komputer. Keputusan pertama yang harus sudah dihasilkan pada tahap ini adalah data yang akan diproses dalam batasan-batasan atau daerah yang lengkap. Batas representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik bentuk luar, dan area representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik dalam, sebagai contoh tekstur. Setelah data telah direpresentasikan ke bentuk tipe yang lebih sesuai, tahap selanjutnya adalah menguraikan data.
5. Pengenalan dan Interpretasi Pengenalan pola tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu kualitas tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra. Dari sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan pada suatu kelompok tertentu. Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan objek yang dikenali.

0 Response to "SISTEM PENDETEKSI PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN ANALISA FOTO LIDAH "
Post a Comment