RATIONAL USE OF DRUGS (RUD)
Semua orang suatu saat pasti membutuhkan obat. Namun demikian, bukan berarti kesehatan = pemberian obat. Tidak semua gangguan kesehatan harus senantiasa dijawab dengan obat Bagaimana mengkonsumsi obat secara bijak? Mengapa harus bijak? Apakah ada kerugiannya bila kita tidak bijak dalam mempergunakan obat? Apa sih obat itu? Bagaimana proses penemuannya, bagaimana pengawasan kualitasnya, bagaimana proses pengawasan keamanannya, bagaimana proses pemasarannya?
Ternyata, banyak sekali isu seputar obat. Bagaimanapun, segala hal senantiasa memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi kurang baik. Termasuk obat, termasuk antibiotik. Memang, pada dasarnya, dunia kedokteran bergerak dalam koridor risk and benefit ratio, bergerak dalam ruang antara “keunrtungan” dan “kerugian”. Bila obat dipergunakan secara bijak, manfaatnya sangat besar, bahkan bisa menyelamatkan jiwa.
Di lain pihak, tidak sedikit konsumen yang beranggapan bahwa konsultasi medis adalah kunjungan “berobat” alias upaya meminta obat. Di kamus bahasa Indonesia, konsultasi medis adalah perundingan antara pemberi dan penerima layanan kesehatan untuk mencari penyebab terjadinya penyakit & utk menentukan cara2 pengobatannya. Singkatnya, konsultasi medis adalah upaya advocacy, upaya berbagi informasi, upaya meminta penjelasan dan kejelasan. Memang, sudah semakin banyak konsumen yang memahami bahwa konsultasi medis tidak selalu berarti obat, karena, keputusan klinis tergantung penyebab gangguan kesehatan yang tengah dialaminya.
Tujuan kegiatan edukasi ini adalah mengajak konsumen kesehatan untuk menyadari bahwa urusan kesehatan juga merupakan tanggung jawab mereka, bukan hanya tanggung jawab tenaga medis. Konsumen harus proaktif mempelajari dasar-dasar kesehatan, mulai dari uoaya preventif (misalnya imunisasi dan pemberian makan pada anak) sampai dengan pemakaian obat secara bijak. Pemakaian obat yang rasional. Bukan memusuhi obat, bukan memusuhi antibiotik.
RATIONAL USE OF DRUGS (RUD)
Pola pemakaian obat yang rasional adalah pemakaian obat yang aman dan efektif. Mencakup pula ketersediaan obat dalam harga yang terjangkau, dapat disimpan dengan mudah, dan obat yang disediakan merupakan obat yang tepat untuk penyakit yang sedang dialami, dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan untuk jangka waktu yang tepat pula. Menurut WHO, secara garis besar yang berperan terhadap pola pemberian obat tidak rasional yaitu:
1. Membanjirnya obat dalam jumlah yang sangat besar. Di pasaran, untuk suatu produk obat tertentu tersedia ratusan bahkan ribuan macam. Dokter menghadapi kesulitan untuk memilih suatu obat secara rasional dari ribuan pilihan yang tersedia. Oleh karena itu, semua pihak harus menyadari kriteria seleksi untuk memilih obat yang paling tepat.
2. Proses pengambilan keputusan oleh para dokter. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan si dokter perihal obat, kemampuan menghadapi pasien yang “demanding”, dan kemampuan untuk menangkal promosi obat yang agresif. Faktor utama dalam mengambil keputusan adalah menentukan permasalahan yang sedang dihadapi pasien. Contoh, anak demam, penyebabnya banyak. Tentukan apa penyebabnya dan atas dasar itu baru ditetapkan terapi atau manajemennya.
Era kedokteran saat ini adalah era teknologi tinggi. Banyak keuntungan yang dipetik konsumen, di lain pihak, ada pula kerugiannya. Hubungan dokter dengan pasien yang lebih “kaku” sentuhan manusiawi sering digantikan oleh pemeriksaan teknologi canggih yang bukan hanya membuat korban perasaan, tetapi juga korban kantong. Pemahaman akan konsep RUD akan membantu kita untuk terhindar dari “kerugian” yang potensial terjadi di era teknologi tinggi.

0 Response to " RATIONAL USE OF DRUGS (RUD)"
Post a Comment