PIELONEFRITIS NON KOMPLIKATA AKUT

Pielonefritis akut non komplikata adalah peradangan parenkim dan pelvis ginjal. Definisi lain adalah sindrom klinis berupa demam, menggigil dan nyeri pinggang yang berhubungan bakteriuri dan piuri serta tidak memiliki faktor resiko seperti kelainan struktural dan fungsional saluran kemih atau penyakit yang mendasari yang meningkatkan resiko infeksi atau kegagalan terapi.1,2 



Gejala dan Tanda 

Gejala klasik : Demam dan menggigil yang terjadi tiba-tiba, nyeri pinggang unilateral atau bilateral. Sering disertai gejala sistitis berupa frekuensi, nokturia, disuri, dan urgensi. Kadang-kadang menyerupai gejala gastrointestinal berupa nausea, muntah, diare atau nyeri perut. Sebanyak 75% penderita pernah mengalami riwayat ISK bagian bawah. 

Secara klinis didapatkan demam (38,5-40OC), takikardi, nyeri ketok pada sudut kostovertebra. Ginjal seringkali tidak dapat dipalpasi karena nyeri tekan dan spasme otot. Dapat terjadi distensi abdomen dan ileus paralitik.3 



Diagnosis 

Urinalisis dilakukan untuk mencari piuria dan hematuria. IDSA melaporkan sebanyak 80 % pyelonefritis akut ditegakkan dengan bakteriuri bermakna > 105 koloni/ml, sedangkan 10-15 % lagi didapatkan dengan bakteriuri bermakna antara 104 - 105 koloni /ml. Oleh karena itu direkomendasikan bakteriuri bermakna untuk pielonefitis akut adalah > 104 koloni /ml.1,2 



Pemeriksaan radiologis 

Evaluasi saluran kemih bagian atas dengan USG dan kemungkinan foto BNO untuk menyingkirkan obstruksi atau batu saluran kemih. 

Pemeriksaan tambahan, seperti IVP, CT-scan, seharusnya dipertimbangkan bila pasien masih tetap demam setelah 72 jam untuk menyingkirkan faktor komplikasi yang lebih jauh seperti abses renal. 

IVP rutin pada pielonefritis akut non komplikata kurang memberikan nila tambah karena 75% menunjukkan saluran kemih normal.1 

Penatalaksanaan 

Antibiotika diberikan selama 7 – 14 hari. Antibiotika yang diberikan sesuai kondisi pasien. Terapi parenteral dan perawatan diberikan bila kondisi pasien lemah atau sulit untuk minum. Obat oral dapat diberikan setelah pengobatan hari ke 4.3,4,5 

Apabila respons klinik buruk setelah 48-72 jam terapi, dilakukan re-evaluasi bagi adanya faktor pencetus komplikasi dan efektivitas obat, dipertimbangkan perubahan cara pemberiannya.3 



Follow up 

Urinalisis (termasuk dengan dipstik) rutin dilakukan pasca pengobatan. Pada penderita asimtomatis, kultur rutin pasca pengobatan tidak diindikasikan. Kultur urin ulang dilakukan 5-7 hari setelah terapi inisial dan 4-6 minggu setelah dihentikan terapi untuk memastikan bebas infeksi.1 



Daftar Pustaka : 

1. Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). European Association of Urology : Guidelines on Urinary and Male Genital Tract Infections. 2001. 

2. Rubin RH, Shapiro ED, Andriole VT, Davis RJ, Stamm WE. General guidelines for the evaluation of new anti-infective drugs for the treatment of urinary tract infection. Clin Inf Dis 1992 (15) : S216-27. 

3. Schaeffer J.A.Infections of the urinary tract. Dalam : Walsh PC. Campbell`s Urology Vol 1. 8th edition. WB Saunders Company. 2000; 533-553. 

4. Gleckman RA. Treatment Duration for Urinary Tract Infections in Adults. Antimicrobial Agents and Chemotherapy 1987 : 1-5. 

5. Gradwohl S, Chenoweth C, Fonde K, Harrison V, Munger K, Zoschnick L. Urinary tract infection : guidelines for practical care. Unversity of Michigan Health System

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "PIELONEFRITIS NON KOMPLIKATA AKUT "

Post a Comment