KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA DALAM KELOMPOK SOSIAL


 Semua manusia dalam bertingkah laku pada dasarnya dimotivasi oleh kebutuhan yang saling bersangkutan satu sama lain, sebagai perwujudan dari adanya tuntutan dalam hidup bersama kelompok sosial sekitar. Dua kebutuhan yang dimaksud adalah:
  1. Kebutuhan diterima oleh kelompok atau orang-orang lain disekitar.
  2. Kebutuhan menghindari penolakan kelompok lain.
            Dalam proses pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia banyak belajar dari lingkungan sosial disekitarnya yang menimbulkan pengalaman-pengalaman belajar. Antara lain pengalaman bergaul dengan orang tuanya, saudara-saudaranya, keluarga yang lain, guru-guru dan teman-teman sekelompoknya. Melalui pengalaman bergaulnya itu manusia belajar dan mengetahui tingkah laku yang sebagaimana yang mendatangkan kepuasan dan tingkah laku yang bagaimana yang mendatangkan kepuasan baginya dan tingkah laku yang bagaimana yang tidak mengenakkan. Ringkasnya, manusia belajar membentuk pola tingkah laku yang dapat memenuhi dua kebutuhan tersebut diatas.
Ada Lima pola tingkah laku manusia dengan wujud tingkah laku yang khas, Pola Pertama: pola tingkah laku agar diterima oleh orang lain terdiri dari: Selalu berusaha menjadi pusat perhatian, suka menyombongkan diri, suka menonjolkan ketampanan/kecantikan, suka menunjukkan kekurangan yang ada pada dirinya, suka berdusta, berusaha meningkatkan status sosialnya, giat bekerja, suka dianggap kreatif misalnya dalam karya seni, suka menyumbangkan kemanusiaan, baik hati dan suka membantu atau memberi pertolongan.
Hal tersebut dilakukan manusia supaya dirinya dapat diterima dalam kelompok. Pengalaman yang mendatangkan kepuasan cenderung diulangi sehingga terpolakan dan menjajdi pola tingkah laku.
Pola Kedua: pola tingkah laku agar mendapatkan penerimaan dan terhindar penolakan dari orang lain terdiri dari: Suka banyak bicara, suka berbelit-belit, suka disiplin yang berlebihan, congkak atau sombong, berlagak sok cerdik pandai, suka mengagung-agungkan nilai-nilai “lama lebih baik”, berlagak sok warga negara yang terbaik, suka teliti yang berlebihan, kejujurannya berlebihan, kesukaannya menolong orang lain berlebih-lebihan
Pola Ketiga: pola tingkah laku dalam menghindari penolakan terdiri dari : Pemalu, penyendiri, pemalas, pencemas, sukar membuat kepuasan, pencandu rokok, suka makan secara berlebih-lebihan, menderita penyakit psikomatis, Menderita penyakit phobia, takut secara berlebih-lebihan pada banyak hal, Perfectionist, berlebihan dalam kesempurnaan, pemabuk, homoseks.
            Pola Keempat: pola tingkah laku yang terarah untuk memperoleh kepuasan atas kebutuhan agresif yang berbarengan dengan kebutuhan penerimaan serta menghindari penolakan dari orang lain. Pola ini terdiri dari: Suka berdebat, suka mengeluh, suka mengadakan gosip, tidak merasakan ketenangan, menjadi remaja nakal, suka mencuri, suka membunuh, tega bunuh diri, suka humor, suka mencampuri urusan orang lain, bersikap rasialis yang ekstrim, sangat pencemburu, garang dan kejam.
            Pola Kelima: pola tingkah laku yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan agresif semata-mata. Pola ini terdiri dari: Pemerkosa, bersikap sadis, suka menimbulkan dan melihat kebakaran, sangat pemarah, menjadi suami yang kejam, suka memukul istri.
            Model konsep dan pola tingkah laku yang dikemukakan oleh Palmer diatas, tidak saja membuktikan bahwa kebutuhan-kebutuhan sangat berpengaruh pada tingkah laku manusia tetapi lebih dari itu. Sala satu konsep yang dapat digunakan untuk memahami remaja, terutama bagi orang tua dan guru.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA DALAM KELOMPOK SOSIAL"

Post a Comment