Hakikat Pendidikan Jasmani

1.    Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut.
Menurut Departemen Pendidikan  Nasional (2003:2), tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
a.    Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam  pendidikan jasmani
b.    Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap social dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
c.    Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani
d.    Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
e.    Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan  teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik, (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
f.    Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
g.    Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain
h.    Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
i.    Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
Berdasarkan pendapat di atas diproleh gambaran bahwa tujuan pendidikan jasmani disekolah bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan befikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penlaran dan tindakan, penlaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.
Muthada (2010:4) mengatakan bahwa :
    Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa pembelajaran  pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mengintesifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlansung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Lempar cakram sebagai bagian cabang olah raga atletik tidak luput dari upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi olah raga, internalisasi nilai-nilai keterampilan gerak. Realisasinya dilakukan dalam kegitan pembelajaran di kelas (teori) dan di luar kelas (praktek lapangan). Namun mengingat mata pelajaran lain yang harus dikuasi siswa di sekolah sangat kompleks (beragam mata pelajaran), maka di sekolah menengah pembelajaran penjas hanya dilakukan 3 jam pelajaran setiap minggunya. Tentu saja alokasi waktu jam pelajaran tersebut sangat minim dan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga siswa termasuk dalam nomor-nomor atletik seperti lempar cakram sangat sulit. Apalagi materi pelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan kepada siswa cukup kompleks. Belum lagi adanya pemotongan jam belajar karena berketepatan dengan hari libur umum atau kegiatan sekolah lainmya (hari besar keagamaan di sekolah, rapat guru) sehingga menyebabkan jam belajar penjas kadang-kadang terabaikan.
Menyadari hal di atas agar pembelajaran lebih efektif maka diperlukan inovasi pembelajaran dengan mengotimalkan metode, media, dan fasilitas pembelajaran. Pelaksanaan pengajaran konvesional di dalam kelas idealnya tidak monoton pada hal-hal teoritis, namun yang lebih penting lagi melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional, dan sosial. Oleh karena itu aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memproleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hakikat Pendidikan Jasmani"

Post a Comment