Teori Pembelajaran Menurut Islam

Teori Pembelajaran Menurut Islam.Kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah yang mampu membedakan manusia dangan makhluk yang lain. Allah menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajar dan menjadi pemimpin di dunia ini. Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQur’an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah,mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Selain Al-Qur’an, Al Hadist juga banyak menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu. 

Proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan/ pembelajaran, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Selain itu, belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak.
Para guru harus memiliki perangai yang terpuji. Guru disyaratkan memiliki sifat wara’ (meninggalkan hal-hal yang terlarang), memiliki kompetensi (kemampuan) dibanding muridnya, dan berumur (lebih tua usianya) serta memiliki “kedewasaan” (baik ilmu maupun umur).


BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

Pengajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses brkesinambungan, terarah berdasarkan perecanaan yang matang. Proses pengajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentuekan apakah pengajaran berlangsung secara wajar dan berhasil.



Pengajaran berbasis motivasi (Motivation based teaching)

Motivasi adalah perubahan energi (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Ada tiga unsur dalam motivasi yang saling berkaitan yaitu : 

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal

3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner component), dan komponen luar (outer component). Motivasi dapat dibagi jadi dua jenis : 

1. Motivasi intrinsik 

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi mempunyai prinsip-prinsip, antara lain:

Kenneth H. Hover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut.

1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

2. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar.

4. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan.

5. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.

6. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi.

7. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

8. Pujian-pujian yang datangnya dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

9. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid.

10. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis.

11. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murud-murid yang kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para siswa yang tergolong pandai.

12. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.

13. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik.

14. Apabila tugas tidak terlalu besar dan apabila tidak ada maka frustasi secara cepat menuju kedemoralisasi.

15. Tiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan.

16. Tekanan kelompok murid (pergrup) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi daripada tekanan/paksaan dari orang dewasa.

17. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreatifitas murid. 

 Pengajaran berbasis perbedaan individual

a. Pengertian perbedaan individual

Individual adalah suatu kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu tidak ada dua individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Setiap individu berbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingkat kecerdasan, abilitas, minat, ingatan, emosi, kemauan, dan sebagainya. Selain tiu, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk, ukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh. Perbedaan-perbedaan itu masing-masing memiliki keuntungan dan kelemahan.

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual, yakni faktor warisan, keturunan, dan faktor pengaruh lingkungan. Antara kedua faktor itu terjadi konveregensi. Mungkin pada satu individu faktor pengaruh keturunan lebih dominan, sedangkan pada individu lainnya pengaruh faktor linhkungan yang lebih dominan. Perbedaan individual dapat dikembalikan pada interaksi antara dua faktor tersebut berdasarkan asumsi, bahwa setiap pertumbuhan dan perkembangan tentu disebabkan oleh kedua faktor tersebut.

b. Jenis Perbedaan individual

1) Kecerdasan (intelegence)

2) Bakat(attitude)

3) Keadaan jasmaniah (physical Fitness)

4) Penyesuaian sosial dan emosional ( social and emotional adjuustman)

5) Latar belakang keluarga (home backround)

6) Hasil belajar (Academic Achievement)

7) Para siswa yang menghadapi kesulitan-kesulitan dalam handicap jasmani, kesulitan berbicara, kesulitan menyesuaikan social

8) Siswa yang cerdas dan lamban belajar

c. Cara melayani perbedaan individual

1) Akselerasi dan program terbatas

a) Akselerasi: memberikan kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk naik ke tingkatan kelas yang berikutnya lebih cepat (double promotion) satu atau dua kali sekaligus.

b) Program tambahan: kepada siswa diberikan tugas-tugas tambahan di dalam setiap tingkatan kelas.

2) Pengajaran individual

3) Pengajaran unit

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Tiap individu mendapat tugas sesuai minat dan kemampuannya. Siswa yang lamban akan memilih tugas dan bahan yang lebih mudah, sedangkan siswa yang cerdas akan memilih tugas yang lebih sulit. Kelompok-kelompok tersebut saling bertukar pengalaman, dan hasil kerja perorangan pada akhirnya menjadi hasil kerja kelompok.

4) Kelas khusus bagi siswa yang cerdas

5) Kelas remedi bagi para siswa yang lamban

6) Pengelompokkan berdasarkan abilitas

Berdasarkan abilitas siswa, kelas dibagi menjadi tiga kelompok, yakni: kelompok kurang, kelompok sedang, dan kelompok pandai. Pembagian kelompok dilakukan setelah guru melakukan penelitian yang saksama terhadap kelas. Berdasarkan kelompok-kelompok abilitas tersebut, guru berkesempatan untuk menyesuaikan dan mendiferensiasi bahan pelajaran dan metode mengajar sesuai individu.

7) Pengelompokkan informal (kelompok kecil dalam kelas)

Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (2-8 siswa). Tiap kelompok terdiri dari individu-individu yang berbeda sesuai dengan minat dan abilitasnya masing-masing. Guru bertindak sebagai konsultan yang bergerak dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

8) Supervise periode individualisasi

Metode ini adalah suatu periode dimana para siswa masing-masing mendapatkan kesempatan membaca buku-buku yang berbeda atau mengerjakan hal-hal lain dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan kebutuhan individu, dengan bimbingan atau supervise oleh guru.

9) Memperkaya dan memperluas kurikulum

10) Pelajaran pilihan (Elective Subjects)

Kurikulum perlu menyediaan pula sejumlah mata pelajaran pilihan disamping pendidikan umum. Pelajaran pilihan ini umumnya bertujuan untuk membentuk keterampilan.

11) Diferensiasi pemberian tugas dan pemberian tugas yang fleksibel

12) Sistem Tutorial (tutoring system)

Sistem tutor adalah suatu system dalam memberikan bimbingan kepada murid-murid yang mengalami kesulitan tertentu. Dalam hal ini guru dianggap sebagai tutor.

13) Bimbingan Individual

Bimbingan individual sangat diperlukan bagi siswa yang lamban dan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar.

14) Modifikasi Metode-Metode Mengajar



Guru dapat menggunakan metode mengajar berganti-ganti untuk para siswa yang lamban dan para siswa yang cerdas.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Teori Pembelajaran Menurut Islam"

Post a Comment