Pupuk organik limbah kelapa

Biomassa limbah kelapa dari 20 contoh daun dan tangkai/seludang bunga kelapa kering, terdiri dari: (a) daun dan pelepah daun kelapa 4,09 kg, dan (b) tangkai bunga dan seludang 1,14 kg. Pada populasi kelapa tua 100 pohon/ha, pembentukan daun 12 helai/pohon/tahun dan seludang 12 buah/pohon/tahun, akan diproduksi daun/pelepah daun 4.808 kg dan seludang bunga 1.368 kg. Apabila produksi kelapa rata-rata 6.000 butir/tahun/Ha, akan menghasilkan debu sabut 1.590 kg/ha/tahun. Dengan demikian total biomassa daun kelapa + seludang bunga + debu sabut sebesar 7.766 kg/ha/tahun, merupakan potensi bahan organik yang tersedia setiap tahun, untuk memproduksi pupuk organik limbah kelapa.

Limbah kelapa yang digunakan sebagai bahan baku adalah adalah daun kelapa/ pelepah daun + debu sabut dan kotoran ayam dalam bentuk serbuk. Formulasi pupuk organik limbah kelapa dengan ratio serbuk daun/pelepah daun kelapa : serbuk sabut : serbuk kotoran ayam = 4:2:6. Untuk memproduksi pupuk organik limbah kelapa sebanyak 2 ton/hari dibutuhkan: serbuk daun/pelepah kelapa 534,0 kg, serbuk sabut 266,0 kg, serbuk kotoran ayam 800,0 kg, dan bahan pereaksi: larutan EM4 1,6 L, larutan gula 8,0 L (gula =1,6 kg) dan air 800,0 L.

Pengolahan pupuk organik limbah kelapa, sebagai berikut:

(a) Penyiapan bahan olah pupuk organik: Pencacahan daun dan tangkai daun kelapa kering, penghancuran bahan hasil pengcacahan, penyayakan kotoran ayam, pengeringan kotoran ayam yang tidak lolos diameter ayakan sentrifugal 6-10 mesh (dalam bentuk bongkah), pengeringan bongkahan kotoran ayam, penghancuran bongkahan kotoran ayam dan pengayakan debu sabut pada saringan sentrifugal.

(b) Pencampuran bahan baku: Komposisi bahan baku hancuran daun/pelepah daun, debu sabut dan kotoran ayam kering sesauai formulasi dicampur sampai merata, yang dilakukan secara manual.

(c) Penyiapan larutan fermentasi: Ditimbang gula putih dilarutkan dalam air, diaduk sampai gula larut dalam air, membentuk larutan gula. Larutan EM4 dan ditambahkan ke dalam larutan gula, diaduk hingga merata. 

(d) Proses fermentasi: Larutan gula + EM4 di tuangkan ke dalam campuran bahan baku pupuk organik secara merata, ditambahkan air 50 % dari bahan baku, diaduk sampai merata berupa adonan, yang dilakukan secara manual, dan dimasukkan ke dalam wadah fermentasi.

(e) Pengamatan suhu pada wadah fermentasi pada masing-masing titik pengamatan dipasang Thermo-koppel, untuk mengukur perubahan suhu fermentasi dan suhu udara luar (suhu kontrol). 

(f) Proses fermentasi pupuk organik limbah kelapa berlangsung selama 9 hari, suhu fermentasi berkisar 30-45 ºC, sedangkan suhu ruang 29-31 ºC dengan sebaran suhu relatif datar, setelah fermentasi dihasilkan pupuk organik limbah kelapa. Dengan suhu fermentasi pupuk organik < 50 ºC, tidak memerlukan pembalikan bahan olah selama proses fermentasi.



Pupuk organik limbah kelapa mengandung C.organik 3,38 %, Nitrogen 1,2 %, Fosfor 1,0 %, Kalium 2,81 %, Calsium 0,46 %, Magnesium 0,04 %, kadar air 36,48 % dan C/N 2,87. Pada penggunaan pupuk organik limbah kelapa pada tanah agak subur, yang mengandung 4,39 % C. Organik; 0,19 % N; 36,27 ppm P;3,12 % K; 0,03 % Ca, 0,04 % Mg, C/N ratio 23,1; dan pH tanah 5,53, terhadap bibit Kelapa Dalam Mapanget dan Jagung Hibrida Bisi-2 yang ditanam dalam polibag, ternyata pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar batang) pada umur 4 bulan bibit kelapa adalah seragam pada penggunaan pupuk organik limbah kelapa takaran 500 g/bibit dan pupuk NPK takaran 50 g/bibit kelapa. Sedangkan pada jagung hibrida pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar batang) umur 3 bulan juga seragam pada pemberian pupuk organik limbah kelapa takaran 50 g/pohon dan pupuk NPK 5 g/pohon. Pupuk organik limbah kelapa merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kelangkaan dan mahalnya pupuk NPK (Lay, 2012).

PENUTUP

Penanganan usahatani, pengolahan dan pemasaran hasil kelapa yang efekif membutuhkan wadah permanen kelompok tani/gapoktan dengan unit pengolahannya pada sentra produksi sebagai wilayah pengembangan. Untuk optimal pemperdayaan wadak kelompok tani, diperlukan sistem keterkaitannya dengan pihak industri skala besar/eksportir sebagai mitra, agar para kelompok tani/gapoktan dapat memperoleh manfaat yang tercipta dalam proses industrialisasi kelapa. 

Industri kelapa yang sudah eksis, dipertahankan dan dikembangkan, sedangkan industri kelapa yang belum optimal patut mendapat perhatian serius dari semua pihak terkait untuk ditingkatkan kapasitas olah dan perluasan pasar, agar potensi bahan baku yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal, untuk peningkatan nilai tambah komoditas, nilai ekspor dan perbaikan pendapatan masyarakat perkelapaan.



Keberhasilan pelaksanaan intensifikasi dan pengembangan produk diversifikasi kelapa oleh kelompok tani/gapoktan melalui program khusus yang dilaksanakan secara massal, sangat memerlukan dukungan sarana produksi, alat pengolahan kelapa dan pembinaan dari instansi terkait dan dukungan pemerintah/lembaga keuangan. Apabila program ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, secara massal dan berkelanjutan, peningkatan produktivitas kelapa sebesar 2,0 ton/ha/tahun atau lebih dan pendapatan petani kelapa lebih dari Rp. 24 juta/ha/tahun/ dapat dicapai. Strategi ini, selain meningkatkan produktivitas, kecukupan bahan baku industri kelapa dan pendapatan petani, juga akan menunjang pengembangan tanaman sela, aneka produk kelapa, jumlah dan nilai ekspor produk kelapa di masa depan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pupuk organik limbah kelapa"

Post a Comment