Problem-basic Learning

a. Gambaran Umum

Dalam model pembelajaran Problem-basic Learning, belajar dan pembelajaran diorientasikan kepada pemecahan berbagai masalah terutama yang terkait dengan aplikasi materi pembelajaran di dalam kehidupan nyata. Selama siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah, guru berperan sebagai tutor yang akan membantu mereka mendefinisikan apa yang mereka tidak tahu dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memahami atau memecahkan masalah.

Pengembangan model ini diantaranya didasari oleh:

1) Prinsip Enquiry Learning yang memandang belajar adalah upaya untuk menemukan sendiri pengetahuan.

2) Teori-teori psikologi belajar dan pembelajaran modern yang menjelaskan bahwa pengetahuan akan lebih diingat dan dikemukakan kembali secara lebih efektif jika belajar dan pembelajaran didasarkan dalam konteks manfaatnya di masa depan.

b. Tahapan-Tahapan Pemecahan Masalah

Tahapan pemecahan masalah sangat bergantung pada kompleksitas masalahnya. Untuk masalah yang kompleks karena cakupan dan dimensasinya sangat luas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dengan pendekatan akademik dapat dilakukan. Permasalahan yang sederhana dengan cakupan dan dimensi yang relatif sempit dan praktis dapat dipecahkan dengan tahapan-tahapan yang sederhana dan praktis.

 Cooperative Learning

a. Falsafah Cooperative Learning

Berbeda dengan model pembelajaran kompetisi dan model individual learning yang menitikberatkan proses dan pencapaian belajar dan pembelajaran pada prestasi setinggi-tingginya yang siswa secara individual, model cooperative learning didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, model pembelajaran ini tidak mengenal kompetisi antar individu. Model ini juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan kecepatan dan iramanya sendiri. Sebaliknya, model ini menekankan kerjasama atau gotong-royong sesama siswa dalam mempelajari materi pembelajaran (Lie, halaman : 17-29).

Ada dua kemungkinan kerjasama antar siswa dalam kelompok belajar, yaitu :

1) Kooperatif adalah kerjasama antara siswa yang berbeda tingkat kemampuannya.

2) Kolaboratif adalah kerjasama antara siswa dengan kemampuan yang setingkat.

b. Unsur-Unsur Cooperative Learning

Ada lima unsur yang menjadi ciri dari Cooperative Learning yang membedakannya dengan model belajar dan pembelajaran yang lain yaitu : (Lie, halaman : 31)

1) Saling ketergantungan positif.

2) Tanggungjawab perseorangan.

3) Tatap muka.

4) Komunikasi antar anggota.

5) Evaluasi proses kelompok



 Quantum Teaching

a. Pengertian

Dalam teknik belajar dan pembelajaran pengertian quantum dapat diartikan yaitu mendorong terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan fasilitas belajar lainnya secara terarah sesuai dengan karakteristik diri, potensi, dan kebutuhan individual siswa guna mengerahkan seluruh energinya untuk mencapai kegemilangan dalam belajar.



b. Kerangka Perancangan Belajar

Ada enam unsur yang menjadi kerangka dasar pembelajaran dengan model Quantum Teaching :

a. Tumbuhkan : sertakan diri mereka (siswa), pikat mereka, puaskan AMBAK 

(Apa Manfaatnya Bagi Ku).

b. Alami : berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan 

untuk mengetahui.”

c. Namai : berikan “data” tepat saat minat siswa memuncak.

d. Demonstrasikan: berikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman 

dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan 

menambatnya sebagai pengalaman pribadi.

e. Ulangi : rekatkan gambaran keseluruhannya melalui pengulangan.

f. Rayakan : Sesuatu yang pantas dipelajari tentu pantas untuk dirayakan jika 

berhasil dipelajari. Berikan penghargaan kepada kelas atas 

keberhasilan semua.



c. Prinsip Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligence) dan Pembelajarannya

Salah satu prinsip yang dijadikan rujukan utama dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan quantum learning adalah prinsip kecerdasan jamak (Multiple Inteligence). Prinsip yang dikembangka oleh Gardner ini memandang bahwa :

a. Semua manusia berbakat untuk menjadi jenius jika belajar dan pembelajarannya sesuai dengan minat, karakteristik belajar dan bakatnya.Oleh sebab itu pembelajaran yang menyeragamkan siswa dan menyeragamkan metoda akan mematikan potensi kejeniusan siswa tertentu karena tidak mengakomodir kekhasan minat, karakteristik belajar dan bakatnya.

b. Kejeniusan manusia tidak dapat diukur dalam bidang yang sama, karena mereka lahir membawa minat, karakteristik belajar dan bakatnya sendiri-sendiri. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Problem-basic Learning"

Post a Comment