Pengawasan Pada Perusahaan Atau Audit

Dalam mengelola perusahaan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan, suatu pengawasan yang memadai harus ada. Dengan semakin besarnya perusahaan maka para pimpinan akan menghadapi masalah karena kompleknya kegiatan perusahaan. Hal ini membuat manajemen perlu menerapkan kebijakan perusahaan yang baik untuk mengontrol aktivitas perusahaan. Untuk itu karena pentingnya harta berupa kas sebagai salah satu faktor untuk kelancaran kegiatan perusahaan, maka pada PT INTI dalam mengelola perusahaan menerapkan Satuan Pengawasan Intern dengan dibentuknya divisi Internal Audit untuk memeriksa Laporan Keuangan, yang didalamnya termasuk audit kas. Untuk itu pentingnya kebijakan audit kas untuk untuk meyakinkan kas dan mencerminkan semua jumlah kas dan perusahaan pada tanggal neraca dan dicatat dengan wajar, serta untuk meyakinkan kas sudah dinyatakan dan diklarifikasikan dengan wajar dan pengungkapannya pada laporan keuangan peneliti mengambil judul Tinjauan Atas Prosedur Audit Kas Oleh Divisi Audit Internal Pada PT INTI (Persero).

Adapun rumusan masalahnya adalah; bagaimana prosedur pemeriksaan audit kas oleh auditor internal pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Maksud dan tujuan Penelitian ini untuk memperoleh data guna dianalisis dan diinterpretasikan mengenai prosedur pemeriksaan kas oleh auditor internal pada PT INTI (persero) dan dengan tujuan untuk mengetahui prosedur audit kas oleh divisi inernal audit. Penelitian ini berguna secara praktis, yaitu hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan dan akademis, berguna sebagai sumbangan ilmu pengetahuan mengenai Prosedur pemeriksaan kas oleh auditor internal. 
 

2.1 Auditting

Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di latar belakangi pada kondisi masyarakat yang semakin kompleks dan menghindari ketidakakuratan suatu laporan..

2.1.1 Pengertian Auditting



Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. (Arens, at al :2008;4) yang diterjemahkan oleh Gina Gania



Sebagaimana di kemukakan oleh Sukrisno Agus ( 2008;3) menyatakan bahwa:

Auditing adalah suatu pemeriksaan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Adapun pengertian audit menurut Mulyadi (2002;9) menyatakan bahwa;

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.



Sedangkan pengertian auditing menurut Ely dan Siti (2010;14) menyatakan bahwa;

Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari bebarapa definisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa audit (pemeriksaan) merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tersebut untuk menilai dan melaporkan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan, kepada pihak yang bersangkutan, dan audit dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.



2.1.1.1 Jenis Audit

a. Financial Statement Audit

Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. 

b. Operational Audit

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. 

c. Compliance Audit

Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. 



2.1.1.2 Jenis Auditor

a. Auditor Independen

Sering juga kita kenal dengan akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dari seluruh perusahaan publik dan perusahaan besar lainnya.

b. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang berasal dari lembaga pemeriksa pemerintah.





c. Auditor intern

Aditor internal adalah pegawai dari suatu atau perusahaan yang bekerja di organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan untuk membantu manajemen organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.



2.1.1.3 Tujuan Audit

a. Tujuan Audit Umum

Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 

b. Tujuan audit khusus

Tujuan audit khusus lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.



2.1.1.4 Bukti Audit

Sebagaimana pengertian bukti audit menurut Ely dan Siti (2010; 118) 

Bukti audit (evidence) memiliki pengertian setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi (asersi) yang diaudit disajikan sesuai dengan kriterianya.

1. Kompetensi bukti audit

Kompetensi merupakan ukuran kualitas bukti audit. Untuk dapat dikatakan kompeten bukti audit tidak terlepas dari bentuknya harus sah dan relevan.

2. Kecukupan bukti audit

Audit yang dilakukan auditor bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk digunakan sebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Bukti audit yang diperoleh harus cukup bagi auditor untuk merumuskan kesimpulan tentang validitas asersi yang terkandung dalam komponen laporan keuangan.

3. Sifat bukti audit

Sifat bukti audit mencakup catatan akuntansi yang mendasari dan semua informasi lain yang tersedia yang mendukung atau menguatkan. Bukti pendukung laporan keuangan (data akuntansi)

4. Evaluasi bukti audit

Kemampuan untuk mengevaluasi bukti secara tepat adalah keahlian penting lain yang harus dipertimbangkan oleh auditor. Evaluasi yang tepat atas bukti membutuhkan pemahaman auditor atas jenis bukti yang tersedia dan keandalan relatifnya. Auditor haus mampu menentukan kapan jumlah yang cukup dari bukti kompeten telah didapat dalam rangka memutuskan apakah kewajaran asersi manajemen dapat didukung.



2.1.1.5 Audit Program

Sebagaimana dijelaskan oleh Sukrisno Agus (2008;124)

Audit Program memebantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

1. Prosedur Audit Awal

2. Prosedur Analitik

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

4. Pengujian Terhadap Akun Rinci

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas





2.1.2 Kas

Kas merupakan hal penting bagi sebagian besar organisasi karena sebenarnya penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu. Pengeluaran untuk siklus perolehan dan pembayaran biasanya dibayarkan dari akun ini, dan penerimaan kas dari siklus penjualan dan penerimaan kas disetorkan ke akun ini.



2.1.2.1 Pengertian Kas

Sebagaimana dibawah ini pengertian kas yang dikemukakan oleh Soemarso 

( 2002;296) menyatakan bahwa:

“Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya.”

Adapun pengertian kas yang di kemukakan oleh Konrath yang diterjemahkan oleh Sukrisno Agus ( 2008;145) menyatakan bahwa:

Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat digunakan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar, yang memenuhi syarat :

1. Setiap saat dapat diukar menjadi uang.

2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat.

3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga.



2.1.2.2 Klasifikasi Kas

Ikatan Akuntansi Indonesia (2009; 2.2) menyatakan bahwa:

Kas terdiri dari; saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setelah kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.



2.1.3 Tujuan audit kas

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas dan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan Bank, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 

a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab. 

b. Rekonsiliasi bank dibuat rutin dan harus ditelaah (direview).

c. Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil. 

d. Penerimaan kas, check dan giro, disetor ke Bank. 

e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman dan dikelola dengan baik. 

f. Blangko check dan giro disimpan ditempat yang aman. 

g. Check dan Giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang. 

h. Kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan. 

i. Gunakan kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered).

j. Pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas. 

2. Memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki perusahaan (Existence.)

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. 

4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke Laba Rugi tahun berjalan. 

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Presentation dan Disclose

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengawasan Pada Perusahaan Atau Audit"

Post a Comment