MUSKULOSKELETAL DISORDERS

Musculoskeletal disorders adalah kondisi dimana bagian dari sistem otot dan tulang mengalami masalah (sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang terlalu jauh, mengalami tubrukan secara langsung, ataupun karena kegiatan lainnya yang mengakibatkan kesalahan pada sistem otot dan tulang. 

Penyakit otot dan tulang atau lebih dikenal dengan musculoskeletal disorders/MSDs merupakan penyakit akibat kerja. Gejalanya berupa pegal atau sakit otot, tulang, dan sendi. Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh penyakit spesifik, namun sebagian besar sering disebabkan oleh kesalahan sikap (posture): sikap kerja, sikap duduk, sikap tidur, dan masalah lainnya. 


Musculoskeletal disorders dapat terjadi pada low back region, intervertebral discs, neck, elbow, maupun shoulder. 

1. Low-back region 

Penyakit yang sering terjadi pada low-back region yaitu low-back pain. Gejala low-back pain berupa sakit pinggang atau nyeri punggung. 

Faktor risiko di tempat kerja: 

Ÿ Beban kerja fisik yang berat, seperti terlalu sering mengangkat atau mengangkut, menarik, dan mendorong benda berat. 

Ÿ Posisi tubuh yang terlalu lama membungkuk ataupun posisi tubuh lainnya yang tidak wajar, 

Ÿ Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor. 

Ÿ Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di bawah tekanan, atau kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan. 

2. Intervertebral Discs 

Penyakit yang sering terjadi diantaranya: 

Ÿ Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’, dimana intervertebral discs dan tulang vertebra retak. 

Ÿ Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga posisi antara vertebra yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan oleh patah pada penghubung tulang di bagian belakang vertebra. 

Ÿ Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang berlebihan. 

Ÿ Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang menyebabkan tekanan pada serabut saraf spinal. 

Faktor risiko: 

Ÿ Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih besar daripada saat berbaring. 

Ÿ Merokok 

Ÿ Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya dihasilkan dari kendaraan). 


3. Neck 

Penyakit yang sering muncul diantaranya: 

Ÿ Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus 

Ÿ Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher 

Ÿ Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis terhadap tekanan ringan 

Ÿ Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis 

Ÿ Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan 

Faktor risiko di tempat kerja: 

Ÿ Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang perbaikan alat elektronik, dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara 

Ÿ Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan lampu, rolling film 

Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang sama dalam waktu yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan. 

Ÿ Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan. 

Ÿ Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang mengeluarkan vibrasi. 

Ÿ Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu istirahat (jeda) yang singkat. 

Ÿ Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi kerja, kurangnya relasi antara managemen dan sesama pekerja, pekerjaan yang menuntut keakuratan dan kecepatan kerja. 

4. Elbow 

Penyakit yang sering terjadi: 

Ÿ Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang menggerakkan tangan dan jari bertemu dengan tulang. 

Ÿ Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa (kantong cairan dibagian dorsal siku), karena trauma berulang kali dan infeksi. 

Ÿ Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60 tahun kebawah. 

Faktor risiko: 

Ÿ Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan penuh tenaga (hand-intensive tasks). 

Ÿ Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara intensif, misalnya di pertambangan dan konstruksi 

Ÿ Vibrasi 

Ÿ Trauma 

5. Shoulder 

Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja: 

Ÿ Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan pada tendon dan membran sinovial 

Ÿ Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah penurunan komponen kartilago dan tulang pada penghubung dan intevertebral discs. 

Faktor risiko: 

Ÿ Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang panjang, misalnya pada industri otomotif. 

Ÿ Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh tenaga, misalnya pada penjahit. 

Ÿ Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai vibrasi pada lengan, misalnya pada pekerja kontruksi. 

Ÿ Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis, tukang kayu, dan atlet. 



Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal: 

1. Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan rasa lelah yang menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan bengkak pada jari. 

2. Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian. Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya tidak diketahui. Dengan gejala: bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada kaki, dan demam rendah. 

3. Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga menyebabkan peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki. 

4. Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah.. Terjadi karena kurangnya intake kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan barat badan dibawah rata-rata. 

5. Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak diketahui. 

6. Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat pada penderita diabetes. 



Strategi pencegahan 

Ÿ Membuat daftar faktor-faktor risiko di tempat kerja yang mungkin dapat menyebabkan penyakit pada muskuloskeletal, sehingga dapat dilakukan eliminasi atau minimalisasi terhadap faktor ”exposure”. 

Ÿ Setiap pekerjaan harus diselidiki fakor risikonya apabila terdapat pekerja yang rentan atau mengalami masalah pada anggota tubuhnya. 

Ÿ Setiap pekerjaan juga harus diselidiki apabila terdapat perubahan pada standar kerja, prosedur, atau peralatan sehingga faktor risiko dapat diminimalisasi. 

Ÿ Design kerja yang baik (layout tempat kerja, frekuensi dan durasi kerja). 

Misalnya pada pekerja VDU (Visual Display Unit), harus lebih diperhatikan pencahayaan dan kontrasnya, jarak antara mata dengan monitor sekitar 45 – 50 cm, dan sudut pandang sekitar 10° - 20°. 

Ÿ Melakukan intervensi dini dan menjalankan ”safety rules”. 

Ÿ Memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar mereka dapat bekerja secara tepat dan aman. 

Ÿ Memberikan variasi pekerjaan agar tidak monoton. 

Ÿ Mengurangi intensitas kerja. 

Ÿ Organisasi kerja yang baik, misalnya jeda atau istitahat yang sering untuk menghindari kelelahan. Contohnya pada pekerja VDU, istirahat selama 10 menit setiap jam, dan membatasi kerja maksimal 4 jam per hari. 

Ÿ Posisi kerja yang ergonomis.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUSKULOSKELETAL DISORDERS "

Post a Comment