Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata

Karena bentuk wisata pedesaan yang khas maka diperlukan suatu segmen pasar tersendiri. Terdapat beberapa tipe wisatawan yang akan mengunjungi desa wisata ini yaitu : 

Wisatawan Domestik 



Wisatawan domestik ; terdapat tiga jenis pengunjung domestik yaitu : 

1. Wisatawan atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah dekat desa tersebut. Motivasi kunjungan : mengunjungi kerabat, membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan. Pada perayaan tertentu, pengunjung tipe pertama ini akan memadati desa wisata tersebut. 

2. Wisatawan dari luar daerah (luar propinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil kerajinan setempat. 

3. Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi mengunjungi daerah pedesaaan penghasil kerajinan secara pribadi. 



Wisatawan Manca Negara 
Wisatawan yang suka berpetualang dan berminat khusus pada kehidupan dan kebudayaan di pedesaan. Umumnya wisatawan ini tidak ingin bertemu dengan wisatawan lainnya dan berusaha mengunjungi kampung dimana tidak begitu banyak wisatawan asing. 
Wisatawan yang pergi dalam grup (di dalam suatu biro perjalanan wisata). Pada umumnya mereka tidak tinggal lama di dalam kampung dan hanya tertarik pada hasil kerajinan setempat. 
Wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi dan hidup di dalam kampung dengan motivasi merasakan kehidupan di luar komunitas yang biasa dihadapinya. 


Tipe Desa Wisata 

Menurut pola, proses dan tipe pengelolanya desa atau kampung wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka. 

Tipe terstruktur (enclave) 



Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut : 

1. Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional. 

2. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini. 

3. Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima. 


Contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Nusa Dua, Bali dan beberapa kawasan wisata di Lombok

Pendekatan Kawasan pedesaan ini diakui sebagai suatu pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga pada tingkat internasional. Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang dengan konsep yang serupa. 




Tipe Terbuka (spontaneus) 



Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. 

Distribusi pendapatan yang diperoleh dari kegiatan wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, Yogjakarta. 

Prawirotaman adalah nama sebuah jalan dan kampung yang terletak lima kilo meter dari pusat kota Yogyakarta . Prawirotaman bisa menjadi alternatif ketika bingung mencari tempat penginapan. Kawasan itu tidak hanya menyediakan penginapan yang unik dan terjangkau, tetapi juga sederet artshop, cafe, toko buku, pasar tradisional, dan sebuah batu tulis yang tentu bisa menjadi alternatif wisata pula. Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak abad ke-19, saat seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari kraton. Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung ini menjadi konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 60-an, kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnya industri batik cap, para keturunan Prawirotomo banting setir ke jasa penginapan dan Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis. Memasuki kawasan Prawirotaman, anda akan disambut dengan nuansa kampung tengah kota, mulai dari lalu lalang kendaraan hingga sapaan warga yang umumnya dapat berbahasa Inggris. Sederetan penginapan dengan keunikan rancang bangunnya, mulai Jawa klasik hingga hotel masa kini terdapat di kawasan ini. Fasilitas yang disediakan penginapan pun cukup menggoda dengan harga yang terjangkau, mulai Rp 50.000 - Rp 300.000. Meski ada yang telah berpindah tangan, kebanyakan penginapan masih dikelola oleh keturunan Prawirotomo, terdiri dari tiga keluarga besar yaitu Werdoyoprawiro, Suroprawiro, dan Mangunprawiro. 

Kawasan Prawirotaman I atau biasa disebut Prawirotaman saja adalah daerah yang paling terkenal. Selain penginapan, di kawasan ini juga terdapat fasilitas wisata lainnya seperti agen tour travel, warnet dan wartel, cafe dan resto, hingga bookshop. Di cafe dan resto yang tersedia, anda bisa menikmati banyak masakan khas Jawa, Eropa, maupun paduan keduanya. Bookshop yang tersedia menyediakan buku-buku bagus dengan harga yang lebih murah. Buku-buku impor yang harganya bisa ratusan ribu bisa didapat dengan hanya mengeluarkan Rp 35.000 - Rp 60.000 saja. Kadang, ada pula turis mancanegara yang mau bertukar koleksi bukunya. 

Beberapa artshop juga berjejer menjajakan pernak-pernik seni yang unik. Ada meja yang terbuat dari bambu, kain batik, lemari yang dibuat dari kayu glondongan hingga barang-barang antik seperti lampu hias dan keris berusia tua. Salah satu benda antik yang sangat laris di kalangan turis mancanegara adalah cap batik. Biasanya, cap itu digunakan untuk hiasan daun meja, angin-angin ventilasi rumah kayu atau sekedar sebagai koleksi karena dianggap mempunyai nilai seni berupa detail motif yang sangat menarik dan nilai sejarah yang cukup tinggi. Seorang warga Jerman pernah memborong 1000 buah cap batik dari sebuah perusahaan batik yang kini sudah tidak beroperasi. 

Di sebelah selatan kawasan Prawirotaman I merupakan Prawirotaman II yang berbatasan langsung dengan pasar tradisional di tempat itu. Berjalan-jalan di pasar tradisional pada pagi hari merupakan alternatif wisata yang menarik. Selain bisa menyaksikan hiruk pikuk warga yang tengah berbelanja, anda juga bisa mencicipi panganan khas Yogyakarta yang banyak dijual. Bila menuju ke sebelah selatan lagi, anda akan bertemu dengan daerah Prawirotaman III yang tak kalah ramainya. Di Prawirotaman III, anda akan lebih banyak menjumpai rumah penduduk. Meskipun nama sebenarnya dari dua bagian paling selatan Prawirotaman adalah Prawirotaman II dan Prawirotaman III, namun daerah itu lebih dikenal dengan nama Jalan Gerilya. Menurut cerita, kawasan itu merupakan markas Prajurit Hantu Maut (laskar jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Pak Tulus. Di salah satu sudut jalan, anda bisa menemukan sebuah batu tulis yang dibuat untuk memperingati perjuangan pasukan tersebut. Selain Pasukan Hantu Maut, laskar prajurit yang pernah bermarkas di kawasan ini adalah Prajurit Prawirotomo. 

Sejumlah lokasi menyediakan jasa penyewaan sepeda motor dan mobil, bahkan fasilitas antar jemput. Jika belum memiliki rencana wisata, sejumlah agen memiliki cukup referensi tentang tempat wisata menarik di Yogyakarta. Mulai dari wisata budaya seperti candi dan kraton hingga petualangan seperti trekking. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata "

Post a Comment